Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
MALANG – Suasana berbeda terlihat di destinasi wisata andalan Kota Malang, Kampung Warna Jodipan. Mulai dari loket yang biasanya terdapat antrian, hingga setiap sudut dan lorong gang, kini terlihat sepi. Bahkan, sebagian warung dan rumah warga yang dijadikan tempat berjualan souvenir tampak tutup.
ADVERTISEMENT
Ketua RW 2 Kelurahan Jodipan Kecamatan Blimbing, Sonie Pairin, mengatakan jika pandemi COVID-19 menjadi penyebab utama sepinya Kampung Warna Jodipan.
“Sangat terasa sekali ya. Biasanya ramai banyak orang. Sekarang kembali seperti dulu lagi. Dampaknya terasa sekali terutama di sektor ekonomi,” kata Sonie.
Dia menambahkan, Kampung Warna Jodipan sudah tutup terhitung sejak 3 bulan lalu, tepatnya pada tanggal 16 Maret 2020.
Di era New Normal ini, Sonie mengaku masih belum ingin membuka tempat wisata yang berlokasi tidak jauh dari stasiun Kota Baru Malang itu.
“Sebenarnya niat awal saya besok minggu ini mau dibuka. Namun, melihat di luaran terutama kabupaten dan kecamatan di kota Malang angkanya masih terus bertambah, jadi kami urungkan lagi niat tersebut,” papar Sonie.
Menurut Sonie, keputusan ini diambil karena dia lebih memprioritaskan kesehatan warga di Kampung Warna Jodipan.
ADVERTISEMENT
“Selama ini daerah kita steril. Ketika kami memaksa untuk membuka tempat wisata, saya khawatir nanti orang luar menimbulkan dampak buruk bagi warga kami. Uang memang penting, tapi kesehatan jauh lebih penting,” ucapnya bijak.
Dalam waktu dekat, Ketua RW yang sudah menjabat sejak tahun 1994 ini mengatakan, di masa new normal pihaknya lebih mendahulukan renovasi ulang di Kampung Warna Jodipan.
“Kami masih belum tahu pasti mau buka kapan. Yang jelas, dalam waktu dekat kami akan membenahi kampung ini terlebih dahulu. Cat-cat sudah banyak yang pudar, payung-payung sudah banyak yang rusak. Tempat ini meskipun pinggirankan dijual. Kalau pengunjung merasa senang, baru kita akan buka. Tidak mau mengecewakan wisatawan,” terang Sonie.
Dengan adanya Kampung Warna Jodipan yang di buka pada tahun 2017, Sonie mengaku ekonomi masyarakat disekitar sungai brantas sudah mulai membaik.
ADVERTISEMENT
“Awal-awal kehidupan masyarakat hanya bergantung kepada kepala rumah tangga, namun setelah ada kampung warna-warni ini sangat menunjang perekonomian warga disini. Banyaknya wisatawan datang kesini, kalau hari biasa 200-300 orang perhari. Jika hari libur bisa tembus 1000 orang,” papar Sonie.
Hal ini juga dibenarkan oleh Ninik, salah satu pedagang di Kampung Warna Jodipan yang terdampak COVID-19.
“Semenjak tutup penghasilan saya berkurang. Jika normal, satu hari saya bisa mendapatkan Rp 400-500 ribu dari uang berjualan dan toilet umum. Tapi jika COVID-19 seperti ini pendapatan saya berkurang hampir separuhnya,” ucap Ninik.
Ninik berharap, pandemi COVID-19 ini segera usai dan destinasi wisata andalan kota Malang, Kampung Warna Jodian bisa buka kembali seperti biasanya.
ADVERTISEMENT
Reporter : Shintya Juliana
Live Update