Pengamat UB: Penangkapan Aktivis Bahaya bagi Pemerintah

Konten Media Partner
27 September 2019 21:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengamat Politik dari Fisip UB Wawan Sobari. Foto : rezza do'a lathanza/tugumalangid
zoom-in-whitePerbesar
Pengamat Politik dari Fisip UB Wawan Sobari. Foto : rezza do'a lathanza/tugumalangid
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Dini hari, jum'at (27/9), sosial media geger terkait dengan penangkapan dua aktivis dan mantan jurnalis yakni Dandhy Dwi Laksono dan Ananda Badudu.
ADVERTISEMENT
Ananda Badudu ditangkap terkait dengan penggalangan dana untuk aksi demo di DPR, Senin (23/9) dan Selasa (24/9). Ananda menggalang dana melalui website kitabisa.com.
Sedangkan Dandhy Dei Laksono ditangkap atas dugaan ujaran kebencian mengenai masalah rasialisme Papua. Ia disangkal pasal 28 ayat 2, jo 45 A ayat 2 UU No 8 tahun 2016 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
Namun, keduanya telah dibebaskan, meski Dandhy tetap jadi tersangka. Penangkapan ini tidak lama setelah ada aksi demonstrasi besar-besaran oleh mahasiswa di sejumlah daerah yang memprotes sejumlah RUU dan UU yang kontroversial.
Penangkapan tersebut mendapatkan respon dari pakar politik Universitas Brawijaya (UB) Wawan Sobari. Dia mengatakan, menurut dia penangkapan tersebut berbahaya. Karena, akan membuat opini publik berhadap-hadapan dengan pemerintah."Ini yang menimbulkan resistensi dan distrust atau ketidakpercayaan pada pemerintah," ucapnya saat ditemui di Gedung Fisip UB, Jum'at (27/9).
ADVERTISEMENT
Wawan menilai, dilepasnya Dandhy dan Ananda tanpa ditahan merupakan bentuk 'was-was' pemerintah. Kedepan, jika ada aksi sampai ditujukan untuk kepolisian, maka suasana akan semakin tidak kondusif.
"Jika penangkapan tidak bebarengan dengan kondisi saat ini, mungkin jadinya biasa saja. Apalagi, yang ditangkap adalah jurnalis yang termasuk kritis dalam filmnya," imbuh Wawan.
Akademisi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya ini juga menghimbau pemerintah. Jangan sampai mengambil langkah yang berlawanan dengan 'suara' saat ini.
"Ini pelajaran penting sebenarnya bagi pemerintah. Untuk menegaskan atau menunjukkan posisinya ketika di dalam isu-isu yang menurut saya sensitif," tandasnya.
Reporter: Rezza Doa Lathanza
Editor : Irham Thoriq