Perantau Malang Nekat Pulang Kampung Berenang Akhirnya Sampai Rumah

Konten Media Partner
20 Desember 2020 8:19 WIB

Sempat Pingsan dan Muntah Beberapa Kali

Dedik Purnomo (kanan). Foto: Rizal Adhi
zoom-in-whitePerbesar
Dedik Purnomo (kanan). Foto: Rizal Adhi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Dedik Purnomo (27), pemuda nekat asal Dusun Putuk Rejo, Desa Kemantren, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang akhirnya bisa kembali pulang ke rumahnya, pada Sabtu malam (19/12/2020), pukul 20.00 WIB.
ADVERTISEMENT
Dedik bercerita, dirinya waktu itu memilih nekat pulang ke Malang dari Balikpapan dengan cara berenang menggunakan 2 buah galon air karena malu tidak segera mendapatkan pekerjaan.
"Setelah saya dipecat dari pekerjaannya di rumah makan lalapan karena kondisi tubuh saya sehabis kecelakaan, saya tidak kunjung dapat pekerjaan. Jadi saya malu dan gak enak ke kakak saya yang merawat saya selama di Balikpapan," ujarnya, sesaat sampai di rumah, pada Sabtu (19/12/2020).
Lebih lanjut, Dedik menceritakan kisah nekatnya itu secara detail. Mulai dari rencana pelariannya dari rumah sang kakak, Syahrul. "Awalnya saya sudah merencanakan untuk pulang sendiri dengan berenang," terangnya.
"Saya beberapa hari sebelum sudah mengambil kabel kakak saya yang biasa dia pakai buat bonsai. Sempat ditanyakan dimana kabelnya tapi sudah saya sembunyikan," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Lalu, kesempatan itu datang saat Syahrul beserta istri dan anaknya keluar rumah untuk melakukan imunisasi di puskesmas, pada Rabu (16/12/2020), pukul 10.oo WITA.
"Saya langsung lari ke Pelabuhan Chevron Semayang Balikpapan dengan membawa 2 galon kosong itu dan tas berisi pakaian," ungkapnya.
Lalu dia menuju pelabuhan dengan berjalan kaki selama 2 jam. Dia juga diberikan minum oleh warga saat dirinya kehausan dan tidak memiliki uang.
"Saya sempat beristirahat 4 kali, lalu sempat kehausan. Lalu saya minta minum di salah satu warung makan dan diberikan teh manis," kenangnya.
Di tengah jalan, Dedik juga sempat mengambil kayu bekas proyek untuk diikatkan pada tubuhnya. Dan sampailah dia pada Pelabuhan Chevron Semayang Balikpapan, pada pukul 12.00 WITA.
ADVERTISEMENT
"Di sana sebenarnya sudah banyak orang, tapi tidak ada yang memperhatikan saya karena orang-orang sudah sibuk sendiri-sendiri," kenangnya.
Setelah memilih tempat yang agak sepi, penggemar Arema ini langsung merakit pelampung galonnya dan berdiri di atas batu karang.
"Galon itu saya tutup pakai botol soda biar tidak kemasukan air, lalu diikatkan ke badan. Setelah itu saya berdiri di atas karang dan mulai menceburkan diri," tuturnya.
Selama 3,5 jam terombang ambing di tengah laut, dia mengaku hanya bisa pasrah. Bahkan, dirinya mengaku saat di tengah laut hanya menutup mata.
"Saya waktu itu sudah muntah beberapa kali bahkan sempat pingsan. Saya juga hanya menutup mata dan berharap arus laut membawa saya pulang," paparnya.
ADVERTISEMENT
Sejauh 300 meter arus laut membawa Dedik menjauh dari pelabuhan, ternyata seorang pengendara speedboat menemukan dirinya terombang-ambing.
"Waktu itu saya didatangi orang naik speedboat, waktu ditanyai saya sudah tidak bisa menjawab. Lalu dia memanggil polisi air untuk menyelamatkan saya," tuturnya.
Setelah diselamatkan, Dedik langsung diberikan perawatan karena kondisinya lemas. Lalu dia dibawa pulang ke rumah kakaknya kembali.
Sementara itu, Syahrul yang juga mengantarkan adiknya pulang ke Malang, mengaku tidak tahu kalau adiknya berbuat senekat itu. "Setelah selesai melakukan imunisasi pada anak saya, saya pulang ke rumah dan belum tahu kalau adik saya tidak ada di rumah," ujarnya.
Pria berkacamata ini menceritakan, dia mengetahui kondisi adiknya melalui grup WhatsApp. "Saya ditelepon teman saya dan ditanya apakah yang tenggelam di laut itu adik saya. Saat saya cek ternyata benar itu adik saya," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Lalu, saat saya cek di media sosial sekali lagi. Adik saya dan seorang polisi sudah di depan rumah saya mengantar dia pulang," pungkasnya.