Pertama Kali, Masjid di Malang Bagikan Daging Kurban Pakai Besek Bambu

Konten Media Partner
11 Agustus 2019 16:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Besek yang terbuat dari bambu digunakan Masjid Jami' Nur Nasrulloh, Bakalan, Sukun, Kota Malang, untuk bagi-bagi daging. Foto: Mochamad Sadheli/tugumalang.id
zoom-in-whitePerbesar
Besek yang terbuat dari bambu digunakan Masjid Jami' Nur Nasrulloh, Bakalan, Sukun, Kota Malang, untuk bagi-bagi daging. Foto: Mochamad Sadheli/tugumalang.id
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID - Bagi-bagi daging menggunakan besek bambu atau tempat dari bambu, kini mulai menjadi sebuah tren. Tujuannya adalah untuk diet sampah plastik.
ADVERTISEMENT
Hal ini sebagaimana yang dilakukan oleh pengurus Masjid Jami' Nur Nasrulloh, Kelurahan Bakalan, Kecamatan Sukun, Kota Malang. Masjid ini menggunakan besek bambu untuk pertama kalinya. Tahun-tahun sebelumnya, mereka masih menggunakan plastik.
Pada momen Idul Adha hari ini, Minggu (11/8), sebanyak 1.000 besek dipesan jauh-jauh hari untuk digunakan sebagai kemasan daging kurban. Berikut bersama dengan daun pisang untuk pelapis dan tambahan cetakan kertas bertuliskan Masjid Jami' Nur Nasrulloh.
"Satu besek harganya Rp 1.900, memang jauh beda dengan plastik," ujar Imam Sodiqin, Ketua Takmir Masjid Jami' Nur Nasrulloh, yang juga kerap disebut Masjid Ungu.
Meski mahal, pengurus masjid tak ambil pusing mencari dana tambahan. Lantaran, setiap biaya dari donatur hewan kurban sudah termasuk dalam pembelian besek bambu.
ADVERTISEMENT
"Kemasannya juga lebih mewah dan terlihat lebih menghargai kepada penerima daging daripada plastik," lanjut Imam. Selain itu, kata Imam, dengan menggunakan besek bambu, bungkusan daging kurban lebih mudah untuk dihitung.
"Kalau plastik kan numpuk jadi agak repot. Kalau besek ditumpuk per lima besek," ujarnya.
Besek yang terbuat dari bambu digunakan Masjid Jami' Nur Nasrulloh, Bakalan, Sukun, Kota Malang untuk bagi-bagi daging. Foto: Mochamad Sadheli/tugumalang.id
Pria berusia 60 tahun ini juga menyatakan jika terobosan ini berdasarkan kesadaran masyarakat sendiri. Meski saat ini memang sedang digalakkan pengurangan penggunaan kresek maupun benda lain dari plastik oleh pemerintah.
"Tidak ada hubungannya imbauan pemerintah sama sekali, cuma ingin mengurangi penggunaan plastik seperti yang sedang digerakkan banyak orang," ungkapnya. Ke depan, dirinya memastikan akan tetap menggunakan besek. Sekaligus berharap kegiatan ini bisa ditiru masjid lainnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, hal yang sama dilakukan di beberapa tempat. Seperti Among Tani Foundation yang membagikan daging kurban dengan 200 besek bambu. Tujuannya kurang lebih sama, merawat lingkungan dengan menghindari penggunaan berbahan plastik sekali pakai.
Sementara itu, Eko Baskoro, founder Climate Change Frontier, menyambut positif langkah masyarakat menggunakan besek ini. "Ini untuk mengurangi plastik, sangat positif untuk lingkungan kita," kata Eko. Untuk diketahui, CCFrontier adalah lembaga yang berfokus pada kemanusiaan dan lingkungan.
Selama ini, menurut Baskoro, sejumlah lembaga memang aktif menyuarakan diet sampah plastik. "Untuk Idul Adha, sebenarnya sudah dari dulu ada gerakan, tapi tahun ini lebih masif karena ada juga peran pemerintah, seperti Gubernur DKI Anies Baswedan yang memberikan imbauan," pungkasnya.
Among Tani Foundation membagikan daging dengan besek. Foto: Dok Among Tani.
Reporter: Mochamad Sadheli Editor: Irham Thoriq
ADVERTISEMENT