Konten Media Partner

Polinema Tingkatkan Kualitas Minyak Lewat Rekayasa Tungku Ekstraksi

8 September 2022 10:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kegiatan pendampingan PPM Polinema. Foto: dok Polinema
zoom-in-whitePerbesar
Kegiatan pendampingan PPM Polinema. Foto: dok Polinema
ADVERTISEMENT
MALANG - Sekelompok tim dosen serta beberapa mahasiswa dan teknisi Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Malang (Polinema) meningkatkan kualitas minyak daun cengkeh petani Argotirto, Kabupaten Malang, melalui inovasi diseminasi rekayasa tungku ekstraksi, pada Minggu (4/9/2022).
ADVERTISEMENT
Dosen yang terlibat dalam Pengabdian Pada Masyarakat (PPM) ini antara lain Dr Sandra Santosa BTech MPd, Mas’udah SST MSc, Arief Rahmatulloh SSi MSi, Hairus SH, dan Mutia Devi Hidayati SSi MSi.
Pelaksanaan kegiatan ini meliputi pembekalan teori tentang penerapan dan penggunaan rekayasa tungku ekstraksi, pendampingan praktik atau operasional tentang penyulingan daun minyak cengkeh dengan rekayasa tungku ekstraksi, dan diseminasi teknologi kepada kelompok petani cengkeh.
Kegiatan pendampingan PPM Polinema. Foto: dok Polinema
Pada kesempatan itu, Sandra Santosa selaku ketua pelaksana kegiatan mengungkapkan bahwa kegiatan PPM tersebut adalah upaya bagi para akademisi memberi solusi terkait permasalahan kualitas dan harga jual minyak daun cengkeh pada petani di Desa Argotirto yang masih rendah.
Pada umumnya, jelas dia, para petani mengumpulkan daun cengkeh yang berguguran untuk kemudian dilakukan penyulingan. Akan tetapi, teknologi yang digunakan para petani masih konvensional sehingga minyak yang dihasilkan tidak memenuhi persyaratan mutu yang belum memenuhi untuk komoditi ekspor.
ADVERTISEMENT
Secara visual, tambah dia, hal ini dapat dilihat dari warnanya yang hitam pekat, bau tidak enak, dan kekentalan tinggi. Selain itu, kadar eugenol yang terdapat pada minyak daun cengkeh yang dihasilkan petani hanya sekitar 40 persen.
"Akibatnya, harga jual minyak yang dihasilkan sangat rendah yaitu sekitar Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu per kilogram, setengah dari harga pasaran yaitu Rp 500 ribu," bebernya.
Ditambahkan Sandra bahwa perancangan dan modifikasi peralatan ekstraksi daun cengkeh didesain dengan kapasitas sesuai kebutuhan petani.
Rekayasa tungku ekstraksi tersebut diperkenalkan dan didemonstrasikan yang selanjutnya didiseminasikan kepada kelompok petani yang dalam hal ini diwakili oleh Achmad Sholeh SH selaku Lurah Desa Argotirto dan ketua kelompok petani cengkeh.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Sandra Santosa juga berharap dengan pelaksanaan kegiatan PPM dan diseminasi produk teknologi rekayasa tungku ekstraksi ini, akan meningkatkan pemahaman petani melakukan penyulingan minyak atsiri daun cengkeh dengan nilai tambah yang lebih baik dari hasil saat ini yang para petani dapatkan.(ads)