Konten Media Partner

Polisi Waspada Demo Tolak Omnibus Law Jilid 2 di Malang

12 Oktober 2020 17:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus, saat mengecek kesiapan sarana dan alat pengendali massa, pada Senin (11/10/2020). Foto: Ulul Azmy
zoom-in-whitePerbesar
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus, saat mengecek kesiapan sarana dan alat pengendali massa, pada Senin (11/10/2020). Foto: Ulul Azmy
ADVERTISEMENT
MALANG - Dinamika penolakan UU Cipta Kerja atau Omnibus Law masih belum mereda, begitu juga di Kota Malang. Kemungkinan demo susulan terjadi masih tinggi. Mewaspadai hal itu, Polresta Malang Kota mulai mengecek kesiapan sarana prasarana peralatan pengendali massa.
ADVERTISEMENT
Kapolresta Malang Kota, Kombes Pol Leonardus Simarmata, menerangkan kesiapan ini sebagai antisipasi menghadapi dinamika dan gelombang aksi unjuk rasa (unras) yang masih belum mereda.
''Menghadapi unjuk rasa yang kebetulan saat ini makin sering dan dalam intensitas besar. Maka, persiapan kita juga harus baik, termasuk hingga kesiapan alat,'' terang Leo, pada Senin (11/10/2020).
Pada prinsipnya, lanjut Leo, polisi mempersilahkan masyarakat untuk bebas menyampaikan aspirasi dan pendapat melalui aksi unras. Polisi juga terbuka dan menampung jika ada aksi unras lanjutan. Namun dengan catatan sekaligus peringatan, untuk tidak berbuat onar.
''Saya peringatkan dari sekarang. Kalau masih kita temukan, maka akan kami tindak tegas sesuai prosedur hukum. Langsung kami tahan tanpa ada penangguhan. Saya pastikan itu. Jangan sampai ada tindakan melawan hukum,'' tegasnya.
ADVERTISEMENT
Selain mengecek kesiapan alat dalmas, Leo juga telah menyiagakan sejumlah pasukan pengamanan.
Kali ini, sebagai antisipasi, Leo menggandakan jumlah personil penanganan mencapai 3 ribu personil gabungan dari Polda, Polres jajaran, hingga 5 SSK TNI.
''Selain itu, kami juga melakukan penyekatan dengan razia di batas kota dan stasiun. Kami periksa penumpang yang datang sebagai antisipasi dugaan pengerahan massa. Para penumpang yang datang kami lakukan identifikasi,'' pungkasnya.