Konten Media Partner

Potensi Jadi Lumbung Pangan Nasional, Wamti Proyeksikan Kanal Selatan Indramayu

29 Oktober 2020 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wawan Sugiarto. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Wawan Sugiarto. Foto: dok
ADVERTISEMENT
INDRAMAYU - Kekurangan air kerap menjadi masalah untuk mengembangan potensi pertanian. Utamanya di Kabupaten Indramayu selatan. Kendati demikian, Wahana Masyarakat Tani dan Nelayan Indonesia (Wamti) Indramayu, tengah bersiap untuk memproyeksikan Kanal Selatan Indramayu.
ADVERTISEMENT
Program ini didukung oleh Pemerintah dan IFAD, melalui program IPDMIP atau Integreted Participatory Development and Management of Irigation Project.
Ketua Wamti Indramayu, Wawan Sugiarto STP, mengatakan Kanal Selatan Indramayu merupakan perencanaan saluran irigasi baru untuk lahan sawah dengan memanfaatkan air waduk Jatiluhur dan Jatigede. Rencananya akan dibangun sepanjang 200 kilometer dengan posisi melintang ke arah selatan.
Ketua Wamti Indramayu, Wawan Sugiarto STP, mengatakan Kanal Selatan Indramayu merupakan perencanaan saluran irigasi baru untuk lahan sawah dengan memanfaatkan air waduk Jatiluhur dan Jatigede. Rencananya akan dibangun sepanjang 200 kilometer dengan posisi melintang ke arah selatan.
Ketua Wamti Indramayu, Wawan Sugiarto STP, mengatakan Kanal Selatan Indramayu merupakan perencanaan saluran irigasi baru untuk lahan sawah dengan memanfaatkan air waduk Jatiluhur dan Jatigede. Rencananya akan dibangun sepanjang 200 kilometer dengan posisi melintang ke arah selatan.
ADVERTISEMENT
Munculnya program pembangunan irigasi pertanian ini, kata dia, untuk mengimbangi penggerusan konservasi perubahan lahan pertanian yang semakin tinggi.
Wamti Indramayu. Foto: dok
"Karena itu, Wamti Indramayu berfikir memanfaatkan potensi yang ada bagaimana caranya mencetak sawah baru dengan cara membuat saluran irigasi baru karena irigasi ini zaman Belanda. Sejak zaman Reformasi ke sini belum ada. Nah gambaran besarnya nanti kami akan menyambungkan sumber air Waduk Jatigede dan Jatiluhur," katanya.
Menurut Wawan, petani Kabupaten Indramayu khususnya bagian selatan, sering mengeluhkan sarana irigasi yang kurang optimal karena dipengaruhi oleh tipografi wilayah yang berada di dataran tinggi.
"Karena irigasi yang sekarang arah selatan itu selama ini masih menggunakan tadah hujan, mengandalkan alam. Para petani tidak bisa mengandalkan air irigasi karena posisinya tinggi, Jadi mereka itu hanya bisa panen satu tahun sekali," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Nantinya, Kanal Selatan Indramayu ini diharapkan dapat menambah pasokan air bagi sawah ataupun pekarangan. Mengingat, potensi Waduk Jatigede dan Jatiluhur itu dinilai cukup tinggi untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Saat ini, Wamti sudah melaksanakan musrembang dengan dinas terkait di Kabupaten Indramayu untuk mendapatkan dukungan. "Alhamdulillah responnya positif sekali. Mereka membenarkan bahwa jika digabungkan akan berpotensi besar," jelas Wawan.
Kedepan, dia berharap gagasan untuk membuat kanal melintang yang menghubungkan Waduk Jatigede dan Jatiluhur ini, bisa terealisasi dengan dana APBN. Selain untuk memperluas jangkauan irigasi, juga menjadikan Kabupaten Indramayu sebagai Lumbung Padi Nasional.
"Karena Indramayu ini luasan pertaniannya paling tinggi se-Jawa Barat. Jawa Barat itu secara nasional potensi ketahanan pangannya nomer 2 setelah Jawa Timur," jelasnya.(ads)
ADVERTISEMENT