Konten Media Partner

Protes Aktivis Ditangkap, Jurnalis di Malang Lakban Mulut

27 September 2019 18:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah jurnalis melakban mulut mereka di depan DPRD Kota Malang, jum'at (27/9). foto: rezza do'a lathanza/tugumalangid
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah jurnalis melakban mulut mereka di depan DPRD Kota Malang, jum'at (27/9). foto: rezza do'a lathanza/tugumalangid
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID-Sejumlah wartawan melakukan aksi damai bertema "Gerakan Solidaritas Keselamatan Jurnalis" di depan gedung DPRD kota Malang, Jumat siang (27/9). Aksi ini dilakukan terkait tindakan represif dan kekerasan oleh kepolisian terhadap aktivis.
ADVERTISEMENT
Seperti penangkapan terhadap dua aktivis dan mantan jurnalis yakni Ananda Badudu, dan Dhandy Dwi Laksono.
"Kami mempertanyakan penangkapan mereka. Apa yang diujarkan Dhandy di medsos itu kalau dijadikan sebagai alat bukti penangkapan itu sangat prematur. Belum lengkap alat bukti tapi sudah ditangkap, kami menolak penangkapan itu," ucap Korlap Aksi Sekaligus Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Malang, Mohammad Zainuddin.
Sejumlah jurnalis melakban mulut mereka di depan DPRD Kota Malang, jum'at (27/9). foto: rezza do'a lathanza/tugumalangid
Selain itu dia juga mengatakan jika penangkapan yang dilakukan ngawur. "Ananda Baidudu itu-kan hanya penyalur logistik untuk mahasiswa dari dana talangan masyarakat tapi sempat di tangkap ini kan juga ngawur," tuturnya.
Padahal, kata Zainuddin, jurnalis telah dilindungi dengan undang-undang 40 tahun 1999. Maka dari itu, aktivis dan jurnalis perlu dilindungi kebebasannya."Ya padahal jurnalis itu harusnya dilindungi untuk meliput peristiwa tapi kemarin itu seperti hilang perlindungan itu," tegasnya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, sebagai bentuk protes atas tindakan yang dialami teman satu profesi jurnalis Malang raya itu terlihat membungkam mulutnya dengan lakban.
"Kita lakban karena kita seolah "mulut" kita sebagai corong rakyat dimatikan oleh pihak aparat kemarin. Ini juga sebagai bentuk solidaritas kita kepada Dhandy dan Ananda dan juga wartawan yang merupakan korban kekerasan ketika meliput kejadian saat unjuk rasa di berbagai daerah," tuturnya.
Para jurnalis yang mengikuti aksi juga terlihat meletakkan id card masing-masing di tanah. Berbagai poster berupa sindiran dan sarkas mereka bawa seperti "Liputan Durung Mesti Tayang Wes Dipenjara, "Stop Semua Kekerasan oleh Aparat" "Jurnalis malang bersama Dandhy".
Beberapa jurnalis juga menutupi kata "Perwakilan" di plakat DPRD Kota Malang dengan lakban, sehingga menjadi terlihat tulisan itu "Dewan Rakyat Kota Malang".
Di akhir aksi, beberapa jurnalis juga menutupi kata "Perwakilan" di plakat DPRD Kota Malang dengan lakban, sehingga menjadi terlihat tulisan itu "Dewan Rakyat Kota Malang".
ADVERTISEMENT
Reporter: Rezza Doa Lathanza
Editor : Irham Thoriq