Puncak Budug Asu, Pendakian Ringan dengan Pemandangan yang Menawan

Konten Media Partner
6 Juni 2021 20:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemandangan indah ketika mendaki ke Puncak Budug Asu, di Desa Gunungrejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. foto/Rizal Adhi Pratama
zoom-in-whitePerbesar
Pemandangan indah ketika mendaki ke Puncak Budug Asu, di Desa Gunungrejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. foto/Rizal Adhi Pratama
ADVERTISEMENT
MALANG - Objek wisata pendakian di Malang Raya masih menjadi primadona bagi masyarakat pecinta alam. Salah satu objek wisata pendakian yang saat ini sedang naik daun adalah Puncak Budug Asu di Desa Gunungrejo, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang.
ADVERTISEMENT
Untuk bisa mencapai puncak Budug Asu, pendaki wajib memarkirkan sepeda motor di pos loket yang berada di sekitar perkebunan teh.
Setelah itu para pendaki wajib berjalan kaki untuk sampai ke puncak, kurang lebih perjalanan ditempuh 2-3 jam dengan melakukan perjalanan santai.
Di sepanjang perjalanan, mata pendaki akan dimanjakan oleh perkebunan teh, perkebunan kopi hingga pepohonan pinus yang rindang.
Sepanjang track pendakian, hampir seluruhnya didominasi tanjakan ringan dengan jalan bebatuan.
Namun, sebelum sampai di puncak, pendaki akan diminta memilih track pendakian terakhir. Satu track disebut tanjakan demit, artinya pendaki harus melewati track yang tingkat kemiringannya sangat ekstrim, hampir 90 derajat kemiringannya, para pendaki juga disediakan tali untuk membantu melewati tebing ini. Namun, jalur ini lebih cepat daripada jalur kedua.
Para pendaki yang siap menjelajahi keindahan Puncak Budug Asu. foto/Rizal Adhi Pratama
Di jalur kedua disebut jalur santai, track pendakian tergolong landai dan mudah. Namun, pendaki harus memutar sekitar 2-3 kali lebih jauh daripada jalur tanjakan demit.
ADVERTISEMENT
Namun, semua kelelahan dan keletihan sepanjang perjalanan terobati saat sampai di puncak. Panorama kaki Gunung Arjuno terlihat jelas dengan bukit-bukit seperti di Eropa.
Sangat cocok untuk memenuhi koleksi foto di Instagram, atau sekedar mencari kesunyian dari penatnya hiruk pikuk perkotaan.
Salah satu pendaki asal Kepanjen, Imamuddin Abil, mengatakan jika menyempatkan ke Budug Asu saat musim liburan.
"Saya kemari sudah kedua kali, namun keindahannya tidak pernah lekang oleh waktu," jelasnya.
Pria penggemar Manchester United ini mengatakan datang ke Budug Asu bersama rombongan kawannya berjumlah 7 orang.
"Kami datang berdelapan sama saya, memang kebetulan ada teman yang kerja di Papua pulang. Jadi kita sempatkan naik gunung buat pemanasan saja di sini," tutur pria yang akrab disapa Abil ini.
ADVERTISEMENT
Di tempat yang sama, teman satu rombongan Abil, Aditya Choryanda, mengatakan dirinya baru pertama kali mendaki gunung.
"Awalnya di tengah perjalanan saya sempat berpikir ngapain saya ikut-ikutan naik gunung. Soalnya ini pertama kali saya mendaki," ungkapnya.
Namun, ia mengatakan usahanya tidak sia-sia setelah sampai di puncak Budug Asu.
"Pemandangan di sini luar biasa, saya langsung jatuh cinta dan terpikir ingin naik gunung-gunung lain untuk melihat pemandangan di atas langit," tegasnya.
Terakhir, pria berkacamata ini mengatakan jika dirinya tidak kapok mendaki pucak yang ketinggiannya 2.000 mdpl ini.
"Nanti kalau ada kesempatan saya pasti menyempatkan datang kemari lagi," pungkasnya.
Terakhir, untuk tiket masuk, pengunjung hanya dikenai biaya Rp 10 ribu rupiah. Dan biaya parkir Rp 2 ribu untuk roda 2, sementara roda 4 dikenai biaya Rp 4 ribu. Namun, ada biaya tersendiri bagi pendaki yang menginap di puncak, biaya parkirnya menjadi Rp 20 ribu.
ADVERTISEMENT