Konten Media Partner

Rektor Uniga Malang Ubah Hambatan Jadi Peluang Bisnis

15 Oktober 2020 19:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dyah Sawitri. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Dyah Sawitri. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Tak hanya berkiprah di dunia pendidikan, Rektor Universitas Gajayana (Uniga) Malang, Prof Dr Dyah Sawitri SE MM, juga menjadi inspirasi dalam dunia bisnis. Tak jarang, dia menjadi pembicara terkait kesuksesan menjadi interpreneur.
ADVERTISEMENT
Berkecimpung di dunia bisnis telah dijalani Dyah kurang lebih 3 tahun. Bahkan, dia merasakan jatuh bangun dalam merintis bisnis di tengah kesibukannya menjadi rektor.
Dyah menyebutkan, selama berbisnis dia tidak pernah menjadikan halangan sebagai hambatan. Hal tersebut justru dia jadikan peluang untuk menjadi interpreneur.
Dyah Sawitri (kiri). Foto: dok
"Mustahil kalau saya berkata bisnis tidak ada halangan, tetapi sebagai interpreneur kita harus pandai untuk menjadikan hambatan sebagai peluang. Kita harus memiliki strategi," ujarnya.
Dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Uniga Malang ini mengatakan, salah satu alasan untuk aktif berbisnis adalah untuk memberikan contoh kepada keluarga, mahasiswa, dan masyarakat. Sebab, melalui bisnis di bidang kesehatan yang tengah dijalaninya, terbukti telah membawa perubahan dalam hidupnya. Diantaranya menjadikan badan lebih sehat dan meningkatkan perekonomian keluarga.
ADVERTISEMENT
"Saya selalu memberikan edukasi kepada mahasiswa untuk menjadi intrepreneur di usia muda. Melatih untuk hidup mandiri dengan mengelola keuangan, dan belajar untuk tidak meminta uang bulanan ke orang tua," beber Dyah.
Dia menambahkan, komunikasi merupakan salah satu dasar untuk menjalankan bisnis. "Komunikasi itu sangat penting karena dalam menjalankan bisnis dan menjual produk, tidak boleh menjelekkan produk lainnya," tegasnya.
"Karena setiap produk memiliki kelebihan masing-masing. Itu etika yang harus dijaga dalam berbisnis," imbuhnya.
Dalam menjalankan bisnis, Dyah selalu mengikuti tren dan perkembangan teknologi. Bahkan, bisnis yang dia tekuni berjaringan luas hingga 53 negara.
"Bukan hanya income yang didapat, tetapi juga bisa mengupgrade diri sebagai interpreneur," tandasnya.(ads)