Remaja yang Bunuh Begal di Malang: Aku Ingin Kuliah dan Kerja Kantoran

Konten Media Partner
27 Januari 2020 13:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ZA (kiri), pelajar yang bunuh begal di Malang 8 September 2019 silam. (Foto: Rizal Adhi Pratama)
zoom-in-whitePerbesar
ZA (kiri), pelajar yang bunuh begal di Malang 8 September 2019 silam. (Foto: Rizal Adhi Pratama)
ADVERTISEMENT
Malang – ZA (17), remaja yang sempat ramai dibicarakan karena membunuh begal 8 September 2019 lalu dan didakwa melakukan pembunuhan berencana ternyata ingin hidup normal. Bahkan, ia mengaku ingin bekerja kantoran.
ADVERTISEMENT
Untuk diketahui, sebelumnya ZA sempat mendapat ancaman hukuman seumur hidup atas aksi membunuh begal saat membela diri serta membela kehormatan teman perempuannya yang bakal diperkosa.
Hingga akhirnya, remaja kelas 3 SMA tersebut divonis 1 tahun pembinaan di LKSA (Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak) Darul Aitam Wajak pada sidang putusan di Pengadilan Negeri Kepanjen, Kabupaten Malang, Kamis (23/01/2020) lalu.
Pada tugumalang.id media partner kumparan, ZA pun bercerita bahwa ia ingin kuliah setelah lulus SMA nanti. Kemudian setelah lulus, ia ingin bekerja kantoran.
“Saya memang cita-cita ingin berkuliah, dan ingin kerja kantoran,” ucapnya saat diwawancarai tugumalang.id pada Selasa (21/01/2020) seusai persidangan di Pengadilan Negeri Kepanjen.
Sebelumnya rektor Universitas Islam Raden Rahmat (UNIRA), Hasan Abadi juga menawari ZA beasiswa untuk kuliah gratis di kampusnya sebagai bentuk apresiasi tindakan ZA yang melindungi teman perempuannya.
ADVERTISEMENT
“Saya sampaikan terima kasih banyak pada rektor UNIRA yang mau memberi beasiswa dengan cuma-cuma, saya tidak menduga,” ujar ZA sambil tersenyum.
Meski demikian, ZA sendiri akan mengkonsultasikan tawaran Hasan Abadi tersebut pada orang tuanya terlebih dulu.
“Tapi kalau saya sih oke oke saja (dengan tawaran beasiswa UNIRA),” lanjutnya.
Lebih lanjut, ia menceritakan saat pertama kali mengetahui dirinya ditawari beasiswa tersebut adalah ketika hari Minggu (19/01/2020) dari kuasa hukumnya.
“Awalnya diberitahu kuasa hukum saya kalau saya ditawari beasiswa kuliah di UNIRA,” jelasnya.
Mendengar hal itu, ZA merasa terharu dan senang karena merasa diperhatikan.
“Perasaan saya ya campur aduk karena tidak menyangka ada universitas di Malang yang mau memberikan beasiswa dengan cuma-cuma,” ucapnya dengan senyum lebar.
ADVERTISEMENT
Di tempat yang sama, ayah ZA, SU menyatakan dirinya sangat berterima kasih dan akan mendukung langkah anaknya untuk melanjutkan kuliah.
“Ya sudah idam-idaman orang tua ini kalau bisa menyekolahkan anaknya ke jenjang yang lebih tinggi. Supaya tidak seperti orang tuanya ini yang cuma buruh," jelas SU.
Ayah ZA itu pun menceritakan kalau dirinya hanya seorang buruh harian lepas atau kuli. Sehingga, ia berharap agar ZA ini tidak bernasib sama sepertinya.
Lebih lanjut menanggapi ucapan Hasan Abadi yang menunggu ZA datang ke tempatnya untuk mengambil sendiri beasiswanya, SU memilih menyerahkan urusan tersebut pada penasihat hukumnya.
“Kami sebagai orang tua ini sejujurnya tidak mengerti hal-hal seperti pendidikan jenjang lebih tinggi, intinya saya pasrah dengan penasihat hukum,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir SU juga menyampaikan akan mengambil kesempatan kuliah gratis tersebut seandainya memang bisa diambil.
“Kalau bisa diambil, ya diambil,” tutupnya.
Reporter : Rizal Adhi Pratama