Rindya Fery, Ketua Maharesigana yang Juga Relawan Corona

Konten Media Partner
30 November 2020 15:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rindya Fery (kanan). Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Rindya Fery (kanan). Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Pandemi memunculkan banyak kisah inspiratif. Salah satunya datang dari relawan COVID-19 di Kota Malang. Dia adalah Rindya Fery Indrawan, Ketua Mahasiswa Relawan Siaga Bencana Universitas Muhammadiyah Malang (Maharesigana UMM) yang berjibaku dengan Corona sejak 15 Maret 2020.
ADVERTISEMENT
Indra, sapaan akrabnya, mengaku tertarik menjadi relawan Corona karena latar belakangnya adalah seorang relawan kebencanaan. "Saya relawan kebencanaan di MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) sejak tahun 2015," sebut pria 32 tahun ini.
Di MDMC, Indra pernah berangkat ke beberapa titik bencana di tanah air. Sebut saja longsor Pacitan, gempa bumi Lombok, tsunami Palu, dan lainnya.
Rindya Fery. Foto: dok
"Sehingga saat terjadi bencana dalam bentuk wabah, saya masih tetap menjadi relawan. Apapun itu bencananya. Baik alam maupun non alam. Sudah panggilan jiwa," ujar pria yang sedang mencari jodoh ini.
Tugas pertama Indra menjadi relawan Corona adalah bergabung di RSU UMM. Disana, dia membuat call center Corona dan melayani rata-rata 200 orang per hari, dari pukul 9.00-21.00 WIB. "Banyak orang bingung butuh edukasi soal Corona," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Indra mengatakan, telepon yang dia layani tidak hanya dari wilayah Malang Raya saja. Bahkan dari seluruh Indonesia.
Rindya Fery. Foto: dok
Soal kesulitan, Indra mengakui mengedukasi masyarakat soal bahaya Corona tidaklah mudah. "Sangat sulit. Sehingga harus pendekatan kultural. Sehingga masyarakat bisa paham COVID-19 itu apa sih? Bagaimana pencegahannya? Dan hingga saat ini, banyak orang masih tidak paham COVID-19," sebutnya.
Mengatasi kesulitan itu, Indra mengaku mempunyai trik khusus. "Pelan-pelan, tidak emosi, lemah lembut. Sehingga masyarakat mengerti dan tau apa yang harus mereka lakukan," bebernya.
Selain itu, saat menjadi relawan, Indra harus rela tidak bisa pulang kampung saat Hari Raya Idul Fitri. "Masih banyak transportasi yang tutup. Sehingga tahun ini tidak bisa mudik. Hingga hari ini tidak bisa mudik," ucapnya sedih.
ADVERTISEMENT
Dia mengaku, kesedihan dia terobati saat dia merasa bisa bermanfaat untuk masyarakat. "Ketika saya bisa menjadi sarana untuk tidak membuat masyarakat panik dan bisa bermanfaat untuk masyarakat, saya sangat senang," ucap pria yang juga menjadi Koordinator Relawan Satgas COVID-19 UMM ini.
Saat ini, selain menjadi relawan call center, dia banyak membantu pemulasaraan jenazah COVID-19 di sekitar kampus UMM. "Saat itu, tim pemulasaraan jenazah terinfeksi COVID-19. Jadi kami bantu back up. Jika ada pasien yang meninggal, kini masuk tugas kami," sebutnya.
Kedepan, Indra berharap, wabah dapat segera berakhir. Sehingga dia dapat segera berjumpa dengan orangtuanya di Palembang.