Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
MALANG - Beberapa hari ini, publik Kota Malang gaduh karena tutupnya pelayanan pasien terpapar virus corona (COVID-19) di sejumlah rumah sakit rujukan.
ADVERTISEMENT
Jubir Satgas COVID-19 Kota Malang, Husnul Mu'arif, saat dikonfirmasi terkait penuhnya kapasitas rumah sakit rujukan ini, mengaku masih belum mendapat laporan dan data lengkapnya.
"Saya masih konfirmasi soal hal itu. Saat ini kami belum mendapatkan laporan secara lengkap dari semua rumah sakit," katanya, pada Minggu (29/11/2020).
Namun yang jelas, kondisi ruang isolasi COVID-19 di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang juga penuh. 83 bed isolasi di rumah sakit rujukan utama pasien COVID-19 itu penuh. Bahkan sampai terjadi penumpukan pasien di IGD.
"Kalau di RSSA sendiri saat ini memang kondisi ruang isolasi penuh. Tapi kami tidak sampai menolak karena di Instalasi Gawat Darurat (IGD) COVID-19 kami masih terima pasien dengan gejala berat (darurat)," ungkap Kasubbag Humas RSSA Malang, Donny Iryan, pada Minggu (29/11/2020).
ADVERTISEMENT
Nantinya, pasien di ruang IGD ini, tetap dilakukan penanganan sembari menunggu kamar isolasi khusus kosong. "Nanti kalau memang ada pasien (COVID-19) yang sudah dipulangkan, kami sterilisasi dulu, lalu kami masukkan kesana,'' kata dia.
Donny juga membenarkan, dalam beberapa hari ini tingkat okupansi pasien COVID-19 di RSSA Kota Malang cukup tinggi. Tingkat keterisian bed hampir 100 persen. "Jadi ada yang pulang langsung terisi, pulang langsung terisi lagi," tuturnya.
Hal senada juga dikatakan Kabag Humas Pemerintah Kota (Pemkot) Malang, Nur Widianto, bahwa memang dalam beberapa hari ini, RSSA banyak menerima pasien dari luar Kota Malang. ''Makanya, bebannya (kapasitas bed isolasi) jadi berat," jelasnya.
Sebagai informasi, lonjakan angka kasus pasien terkonfirmasi COVID-19 di Kota Malang per Sabtu (28/11/2020), sudah mencapai 2.259 orang. Dengan rincian, sebanyak 2.021 orang dinyatakan sembuh, 232 orang meninggal dunia, dan 6 orang dalam pemantauan.
ADVERTISEMENT