Rumah 'Horor' Wisma Erni di Malang yang Disulap Jadi Pesantren

Konten Media Partner
13 April 2019 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tiga orang bocah sedang bermain bola di depan Wisma Erni yang kini sedang disulap menjadi Pondok Pesantren Shidiqiyah, sabtu (13/4),(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
zoom-in-whitePerbesar
Tiga orang bocah sedang bermain bola di depan Wisma Erni yang kini sedang disulap menjadi Pondok Pesantren Shidiqiyah, sabtu (13/4),(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
ADVERTISEMENT
TUGUMALANG.ID- Hujan turun lebat di Lawang, Kabupaten Malang, Sabtu siang (13/4). Bangunan tua nan kusam yang berada di sebuah bukit di kecamatan paling utara di Kabupaten Malang itu, terlihat masih kokoh berdiri.
ADVERTISEMENT
Dari depan pintu, bangunan tua itu terlihat sepi. Namun, ketika wartawan Tugu Malang memasuki bangunan dua lantai itu, ada sekitar enam orang pekerja yang hilir mudik. Beberapa anak-anak sedang main bola di dalam bangunan tersebut.
Ya, bangunan itu adalah Wisma Erni yang kini disulap menjadi Pondok Pesantren Shidiqiyah.
"Kalau sekarang masih belum ada santrinya, masih proses dibangun,” kata Handoyo (50 tahun), seorang pekerja, Sabtu (13/4).
Penampakan bagian dalam Wisma Erni yang kini sedang dikerjakan untuk dijadikan sebagai Pesantren.(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Penampakan bagian dalam Wisma Erni yang kini sedang dikerjakan untuk dijadikan sebagai Pesantren.(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Keberadaan Wisma Erni memang cukup terkenal warga Malang Raya. Wisma ini sejak sekitar 1996 silam memang tidak berpenghuni. Karena tidak berpenghuni inilah, wisma ini disinyalir angker dan menyeramkan. Ada banyak versi tentang penyebab keangkeran wisma tua tersebut.
Versi pertama adalah Wisma Erni angker karena pemilik wisma yang bernama Erni dahulu kala dibantai di wisma tersebut. Ada juga yang menyebut kalau Erni bunuh diri di wisma ini.
Salah satu sudut di kompleks wisama eni di Lawang, Kabupaten Malang.(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Penampakan bagian dalam Wisma Erni yang kini sedang dikerjakan untuk dijadikan sebagai Pesantren.(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Sementara itu, beberapa orang diketahui memiliki pengalaman spiritual mengenai Wisma Erni. Seperti si penyewa wisma yang sering kesurupan, air menyala sendiri, genteng terjatuh, dan lain-lain. Saat dikonfirmasi tentang keangkeran itu, Handoyo tidak mengelak.
ADVERTISEMENT
"Dua tahun lalu saat saya awal-awal di tempat ini, saya melihat bara api, sekali itu saja mengalami. Sekarang tidak pernah, meski saya tidur sendirian di vila ini sedangkan teman pekerja lain pulang ke rumahnya,” imbuh pria asli Kepanjen, Kabupaten Malang itu.
Sedangkan kabar mengenai pemilik Wisma Erni, dirinya mengaku tidak tahu kalau ada pembantaian dan orang bunuh diri di wisma ini.
"Setahu saya memang angker karena jarang ditempati, kalau nama Erni itu adalah istri yang punya dulu, dulu yang punya namanya Pak Hari, warga keturunan Tionghoa,” imbuhnya.
Wisma Erni saat dipotret dari kejauhan.(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Meski begitu, Handoyo mengatakan kalau wisma tersebut sudah 'aman'.
"Karena sudah dibersihkan oleh ustaz dari Pesantren Shidiqiyah yang pusatnya di Jombang, membersihkannya yang dengan doa-doa,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sedangkan untuk pembangunan pesantren, menurut dia memang bertahap.
"Semua lahan sudah dibeli oleh yayasan, belinya katanya ke orang arab, jadi orang arab itu yang menang lelang setelah pak Hari (pemilik sebelumnya) bangkrut,” imbuh pria dua orang anak ini.
Nantinya, lahan seluas dua haktare tersebut akan dijadikan kompleks pesantren. Hanya saja, dia tidak tahu kapan pesantren tersebut diresmikan.
"Bertahap karena biayanya dari pesantren saja, tidak ada dana dari luar,” katanya.
"Beli-nya wisma ini saja, kalau tidak salah delapan koma lima miliar,” jelasnya.
Wisma Erni saat dipotret dari kejauhan.(foto: Irham Thoriq/Tugu Malang).
Sementara itu, Saventian Jayadri Mulya (7), bocah yang sedang main sepakbola dengan dua orang temannya di Wisma Erni, mengaku tidak pernah takut bermain di wisma tersebut.
"Dari dulu sebelum dijadikan pesantren, saya sudah sering main ke sini,” kata Seventian.
ADVERTISEMENT
Dia mengaku tidak pernah melihat dan merasakan apa-apa saat berkunjung ke tempat ini. Tapi, kakak perempuannya, Fisca Suci Angraini (12), pernah merasakan kesurupan saat sedang berada di wisma.
"Saat main handphone, tiba-tiba kesurupan. Untungnya bisa disadarkan lagi oleh ustadz,” pungkasnya.
Bagaimana, berani main-main ke wisma ini?
Reporter: Irham Thoriq