Sejarah Gedung Balai Kota Malang

Konten Media Partner
3 Januari 2021 15:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Balai Kota Malang. Foto: Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Balai Kota Malang. Foto: Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG - Berusia hampir 91 tahun, Gedung Balai Kota Malang menyimpan sejarah tersendiri. Menurut Pakar Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), Dr R Reza Hudiyanto MHum, gedung tersebut didirikan oleh Wali Kota Malang pertama, H I Bussemaker.
ADVERTISEMENT
"Pada saat itu, Balai Kota Malang masih mengontrak sebuah rumah kecil di sekitar Gereja Katedral Kayutangan atau Gereja Katolik Kayutangan," katanya, mengawali kisah sejarah ini.
Kemudian, lanjut Reza, seiring berjalannya waktu, jumlah penduduk semakin banyak. Pelayanan publik mulai kewalahan. Akibatnya, beberapa layanan tidak tertampung dengan maksimal. Seperti water leading, bagian pertanahan, hingga bagian pasarpun harus berada di tempat terpisah.
Balai Kota Malang. Foto: Diskominfo Kota Malang
Hal tersebut yang kemudian mendorong H I Bussemaker mengusulkan ide agar didirikan sebuah bangunan Gemeentehuiz (Balai Kota) yang mengakomodir pelayanan masyarakat. Sekaligus mengatasi masalah perkembangan kompleksitas masyarakat di Kota Malang.
Tak sampai disitu, untuk mencari desain yang tepat, Pemerintah Kota Malang membuat sebuah sayembara agar mendapatkan hasil terbaik.
ADVERTISEMENT
"Ini sebenarnya merupakan hasil sayembara dari pemerintah Kota Malang. Waktu itu yang menjadi wasit adalah Hoofd Van Landsgebouwdients. Kemudian, Dinas Bangunan Pemerintah namanya Ir W Lemei, dia mengadakan sayembara dan ada 22 desain gambar yang masuk," jelasnya.
Balai Kota Malang. Foto: Diskominfo Kota Malang
"Namun, dari 22 desain itu (hanya) 3 yang lolos. Sehingga pada tanggal 14 Januari 1927 diputuskan dari panitia bahwa pemenang dari desain itu adalah Ir H F Horn, seorang arsitek dari Semarang. Yang waktu itu desainnya diberi judul Voor de Burgers van Malang yang berarti Untuk Warga Kota Malang," imbuhnya.
Jika diurutkan, usulan pendirian bangunan ini sudah ada sejak tahun 1926. Namun, desainnya selesai pada 1927. Sontak, proyek langsung dikerjakan dan selesai pada bulan November 1929.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, diresmikan sekaligus beroperasi pada masa jabatan Wali Kota kedua, Ir Voorneman.
Balai Kota Malang. Foto: Diskominfo Kota Malang
Disamping itu, menurut Reza, desain gedung Balai Kota Malang mempunyai karakteristik yang unik. Lantaran, dibangun mengikuti lengkungan Alun-Alun Bundar yang pada waktu itu bernama J P Coen Plein.
Konsepnya, merupakan desain yang memadukan konsep alam dan konsep integrasi antara fungsi pemerintah, fungsi politik, pendidikan, dan ekonomi.
Dimana, dapat terkoneksi dengan berbagai tempat strategis disekitarnya. Seperti HBS (Hoogere Burger School) yang merupakan sekolah elit pada masanya. Dimana hanya orang Eropa dan orang-orang pribumi ningrat yang bisa sekolah disitu.
Kemudian, terhubung dengan Jalan Besar, Daendels Boulevard (Jalan Kertanegara). Lalu, terhubung dengan jalan menuju Stasiun Kota Malang.
ADVERTISEMENT
"Kalau saya melihat Stasiun Kota Malang sebagai fungsi ekonomi. Kemudian pendidikan sebagai fungsi sosial, dan bangunan (Balai Kota) ini sebagai fungsi politik. Ini kemudian menjadi sentral dari sebuah aktivitas atau sistem pemerintahan di Kota Malang pada era kolonial," tandasnya.