Seorang Pria di Malang Stres dan Terpaksa Dipasung Diduga karena Gagal Menikah

Konten Media Partner
3 Maret 2020 15:55 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suyanto, warga Dusun, Sumbersari, Dampit, Kabupaten Malang. Foto: Rizal Adhi Pratama
zoom-in-whitePerbesar
Suyanto, warga Dusun, Sumbersari, Dampit, Kabupaten Malang. Foto: Rizal Adhi Pratama
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
MALANG-Malang benar nasib Suyanto (30), warga Dusun Sumbersari, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang. Dia harus dipasung lantaran mengalami gangguan jiwa karena diduga gagal menikah dengan wanita pujaannya.
ADVERTISEMENT
"Awalnya itu tahun 2015 anaknya itu sudah mulai bingung (stres) akhirnya tahun 2016 itu di pasung karena membahayakan warga sekitar," ujar Tugimin, paman Suyatno pada Selasa (03/03/2020) di rumah pasung Suyanto Dusun Sumbersari, Desa Jambangan, Kecamatan Dampit, Kabupaten Malang, di sela-sela kunjungan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa ke tempat tersebut.
Suyanto, warga Dusun, Sumbersari, Dampit, Kabupaten Malang. Foto: Rizal Adhi Pratama
Kisah Suyanto bermula pada 2015 ketika dirinya jatuh cinta kepada anak dari pemilik perusahaan di tempat ia bekerja di daerah Kota Batu. Keduanya, sudah saling suka dan Suyanto meminta pada keluarganya untuk menikah dengan wanita pujaannya.
Namun, keluarganya tidak setuju karena calon istri Suyanto dianggap terlalu tua. Sedangkan Suyanto saat itu berusia 25 tahun dan merupakan anak termuda dari 7 bersaudara.
ADVERTISEMENT
"Anaknya itu langsung stres karena keinginan (menikah) tidak tersampaikan, dia ingin menikah," sambung Tugimin.
Setelah itu, Suyanto pulang ke rumahnya untuk meminta dibelikan sepeda motor, sekali lagi keluarganya tidak menuruti keinginannya. "Dari situ dia makin stres dan mengamuk," lanjutnya.
Suyanto, warga Dusun, Sumbersari, Dampit, Kabupaten Malang. Foto: Rizal Adhi Pratama
Hingga akhirnya pada 2016 Suyanto dipasung di belakang rumah ibunya dengan kaki diapit dua beton besar.
Tugimin menceritakan sudah 4 kali Suyanto lepas dari pasungan dan mengamuk di lingkungannya.
"Dulu tahun 2017 dia mengamuk dan melempari batu anak-anak SD yang lewat," terangnya.
Tugimin, Paman Suyanto saat menjelaskan cerita Suyanto yang mengalami stres. Foto: rizal adhi pramata.
Saat ini Suyanto hanya tinggal berdua dengan ibunya, Marni yang sudah berusia 80 tahun. Sedangkan 6 saudara lainnya sudah tinggal terpisah meskipun masih satu dusun.
Kini Suyanto bisa bebas dari pasungan setelah Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa datang langsung ke kediamannya untuk dirawat di RSJ Lawang.
ADVERTISEMENT
"Saya dapat kabar itu baru kemarin (Senin) sore. Dan keluarga sudah tidak keberatan sekarang, kalau dulu tidak mau," tutupnya.