SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Gelar Seminar Ausbidung ke Jerman

Konten Media Partner
14 November 2022 21:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi Gelar Seminar Ausbidung ke Jerman
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
MALANG - SMK Muhammadiyah 7 (Mutu) Gondanglegi menggelar Seminar Internasional Study dan Ausbildung ke Jerman. Acara tersebut merupakan upaya mendorong para siswa agar melebarkan sayap mereka ke dunia internasional. Selain itu agar para siswa mengenal dan memiliki minat untuk bekerja di sana.
ADVERTISEMENT
Seminar ini dilaksanakan di aula SMK Mutu Gondanglegi, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang pada Senin (14/11/2022). Sebagai pembicara, SMK Mutu Gondanglegi menghadirkan Alwien Parahita, CEO Germany Indonesia Professionals.
Alwien merupakan lulusan dari Technical University Berlin dan University of Technology and Economics Berlin. Ia juga pernah bekerja di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Jerman.
Di dalam paparannya, Alwien mengatakan bahwa angka penduduk muda di Jerman cukup rendah. Karenanya, Jerman membuka peluang bagi tenaga ahli dari luar Jerman untuk berkarier di sana.
Siswa SMK Mutu Gondanglegi menyampaikan pertanyaan tentang kehidupan di Jerman kepada Alwien Parahita. Foto: Aisyah Nawangsari
Menurut Alwien, ini kesempatan bagus bagi Indonesia, khususnya bagi anak-anak muda dari SMK yang ingin mengembangkan karirnya di luar negeri. Ini juga bisa menjadi solusi dari tingginya angka pengangguran di Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Bonus demografi di Indonesia kelebihannya 23 persen. Artinya, jika ada 100 lapangan pekerjaan, maka ada 123 orang yang melamar. Otomatis, 23 di antaranya akan menganggur," ujar Alwien.
Menurutnya, bonus demografi di Indonesia ini bisa dimanfaatkan untuk mengisi lubang-lubang demografi di Jerman. "Jangan sampai bonus demografi menjadi malapetaka di negeri kita sendiri," imbuh Alwien.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini Jerman telah membuka diri dengan mengubah undang-undang ketenagakerjaan pada tahun 2020. Undang-undang yang baru ini mempermudah tenaga kerja dari luar Jerman untuk bekerja di sana.
Salah satu program di Jerman yang bisa diikuti oleh orang Indonesia yang berminat bekerja di sana adalah ausbildung. Ausbildung adalah program belajar di sekolah kejuruan di Jerman. Melalui ausbildung, para siswa SMK Mutu Gondanglegi nantinya bisa belajar sambil bekerja. Tentunya, mereka juga mendapat uang saku untuk biaya hidup.
ADVERTISEMENT
Para siswa SMK Mutu Gondanglegi rupanya cukup antusias untuk mengikuti program ini. Banyak di antara mereka yang ingin segera menyiapkan diri agar bisa memenuhi kualifikasi untuk ausbildung.
Salah satu siswa kelas XII jurusan Farmasi, Naura Assyifani Qolbi, mengatakan ia tertarik untuk belajar dan berkarir di Jerman. Alasannya, peluang kerjanya besar disertai dengan gaji yang pasti dan nilainya juga besar.
"Bismillah, ingin sukses di sana," kata Naura.
Ia juga mengatakan bersedia untuk mengasah skill serta menyiapkan keperluan-keperluan lainnya.
"Persiapannya harus mengasah hard skill dan soft skill, kemudian kata Pak Alwien tadi kami harus tabah. Jadi kami mempersiapkan apa yang disebutkan oleh Pak Alwien tadi," kata Naura.
Suasana Seminar Internasional Study dan Ausbildung ke Jerman di SMK Mutu Gondanglegi. Foto: Aisyah Nawangsari
Kepala SMK Mutu Gondanglegi, Munali menyampaikan bahwa pihaknya tengah giat melakukan internasionalisasi sekolah. Sebelumnya, mereka telah mengirim beberapa siswa ke Jepang, Taiwan, Turki, dan Malaysia untuk magang dan bekerja.
ADVERTISEMENT
"Ini juga untuk mendukung tema besar Muktamar Muhammadiyah 2022, yaitu Memajukan Indonesia Mencerahkan Semesta. Artinya, Muhammadiyah ingin berkontribusi untuk mengurangi pengangguran dan tenaga kerja yang belum mendapat kesempatan bekerja pasca pandemi COVID-19," terang Munali.
Untuk menyeriusi internasionalisasi hingga ke Jerman, Munali mengatakan pihaknya akan membuat kelas khusus untuk mempersiapkan para siswa.
"Karena ini ke Eropa. Jadi ini hal yang baru bagi kami. Kami akan coba membentuk kelas nanti yang disepakati oleh orang tua, siswa, dan kelembagaannya," ujar Munali.