Sosok Gus Dur di Mata Sahabat dan Aktivis

Konten Media Partner
29 Desember 2020 12:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Haul Virtual Gus Dur. Foto: Feni Yusnia
zoom-in-whitePerbesar
Haul Virtual Gus Dur. Foto: Feni Yusnia
ADVERTISEMENT
MALANG - KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur merupakan sosok yang dikagumi kiprahnya oleh banyak kalangan. Termasuk sahabatnya, Eko Sriyanto Galgendu.
ADVERTISEMENT
Menjadi salah satu narasumber Haul Virtual Gus Dur ke-11, Eko Sriyanto yang juga merupakan Ketua Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia ini, sangat mengagumi spirit Gus Dur dalam kebhinnekaan.
Sudah bersahabat sejak sebelum Gus Dur menjadi Presiden, Eko Sriyono mengaku banyak hal yang dapat dipelajari dari sosok Gus Dur.
"Kami saling mengenal sebelum Gus Dur jadi presiden, setelah jadi presiden dan setelah beliau lengser dari kursi kepresidenan. Banyak hal yang menjadikan diri kami paham dan mengerti banyak hal keberagaman bersama KH Abdurrahman Wahid," katanya, pada Selasa (29/12/2020).
Dia mencontohkan, saat perkembangan agama di Indonesia arusnya terlalu deras, bahkan sampai munculnya pemahaman radikalisme, Gus Dur sontak melancarkan dengan mengembalikan arus agama sesuai dengan tradisi dan religiusitas masyarakat.
ADVERTISEMENT
"Banyak hal yang terjadi pada saat itu, salah satunya adalah pemahaman tentang sosok Gus Dur yang kami ibaratkan sebagai Sunan Kallijaga bukan hanya menjaga sungai tapi juga menjaga aturan, dari hulu hingga hilir hingga batasan. Bukan hanya permasalahan pertemanan, agama Islam, tetapi juga permasalahan politik dan kenegaraan," lanjutnya.
Disamping itu, keteladanan yang paling ditekankan ialah dalam hal kepemimpinan. Dimana Gus Dur tidak pernah membeda-bedakan, namun justru merangkul sesama pemuka agama hingga raja nusantara pada jamannya.
"Gus Dur, punya cita-cita besar tentang Indonesia. Gus Dur tidak peduli harta atau penghargaan tapi kalau ada orang yang mau merubah ideologi negara, maka Gus Dur akan jadi orang terdepan untuk menghadang. Ini karakter, jiwa sekaligus pemahaman Gus Dur tentang kebangsaan, agama, dan daerah," tandasnya
ADVERTISEMENT
Tak jauh berbeda, Rektor UIN Maliki Malang, Prof Dr Abdul Haris MAg, yang turut memaparkan pergulatan pemikiran Gus Dur di kalangan aktivis, mengakui kegigihan Presiden ke-4 RI itu dalam memperjuangkan reformasi.
"Satu yang amat sangat saya ingat dan terjadi. Waktu itu tahun 1988, beliau berkata jangan khawatir jangan merasa tertekan dengan kondisi RI. Dalam perubahan yang sangat fundamental. Beliau menyebut akan ada reformasi. Ternyata, 1998, 10 tahun kemudian, terjadinya perubahan yang fundamental yang signifikan yang kita rasakan hingga sekarang," tandasnya.
Kegiatan bertajuk Aktualisasi Pemikiran Gusdur Dalam Penguatan Kebhinekaan NKRI ini, digelar oleh FEB Unisma bersama IKA Unisma dan Tugu Media Group (tugumalang.id dan tugujatim.id) digelar secara daring dan luring.
ADVERTISEMENT
Acara yang bertujuan untuk memperingati 11 tahun wafatnya Gus Dur tersebut, menjalin kerjasama dengan Angkasa Pura II, MUNCUL, Jamkrindo, Bank Jatim, PLN, Garuda Indonesia, Pegadaian, GMRI, dan Gerakan Gusdurian Muda (Garuda).