Tahun 2020, Angka Inflasi Kota Malang Terendah 10 Tahun Terakhir

Konten Media Partner
5 Januari 2021 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi toko. Foto: Feni.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi toko. Foto: Feni.
ADVERTISEMENT
MALANG – Menutup tahun 2020, Kota Malang kembali mengalami inflasi. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, angka inflasi sepanjang tahun 2020, tercatat sebesar 1,42 persen dan menjadi yang terendah selama 10 tahun terakhir. "Untuk Year on Year (YoY), pada 2020 sebesar 1,42 persen merupakan yang terendah dalam sepuluh tahun terakhir,” kata Kepala BPS Kota Malang, Sunaryo.
ADVERTISEMENT
Jika diurutkan, kata Sunaryo, tercatat pada 2011, Kota Malang mengalami inflasi sebesar 4,05 persen. Kemudian, tahun 2012 sebesar 4,6 persen. Tahun 2013 sebesar 7,92 persen.
Tahun 2014 sebesar 8,14 persen dan turun sebesar 3,32 persen tahun 2015. Untuk tahun 2016, lanjut Sunaryo, sebesar 2,62 persen. Selanjutnya, tahun 2017 sebesar 3,75 persen, tahun 2018 sebesar 2,98 persen dan tahun 2019 sebesar 1,93 persen. Lebih jauh, Sunaryo menjelaskan faktor yang mendorong inflasi pada kelompok makanan, minuman,dan tembakau, yang mengalami inflasi sebesar 3,95 persen, dengan andil 0,86 persen.
“Selain itu, kelompok lain yang mendorong terjadinya inflasi pada 2020 adalah pakaian dan alas kaki sebesar 1,76 persen dengan andil 0,10 persen dan perawatan pribadi serta jasa lainnya sebesar 6,18 persen, dengan andil 0,36 persen," ujar dia
ADVERTISEMENT
Pun, dari jenis komoditas, kenaikan harga emas perhiasan merupakan yang tertinggi sebesar 26,78 persen, dengan andil 0,20 persen. Kemudian, rokok kretek filter naik 10,16 persen, dengan andil 0,14 persen, dan daging ayam ras naik 6,47 persen, dengan angka sebesar 0,08 persen.
"Sedangkan untuk kelompok pengeluaran yang menahan inflasi pada 2020, adalah kelompok transportasi yang mengalami deflasi 2,64 persen, dengan memberikan andil deflasi 0,35 persen,” tandas dia.