Tak Boleh Lagi Sewa Lahan, Petani Jeruk Menangis Tersedu-sedu

Konten Media Partner
23 Juli 2020 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani jeruk. Foto: Rizal Adhi.
zoom-in-whitePerbesar
Petani jeruk. Foto: Rizal Adhi.
ADVERTISEMENT
MALANG - Nasib malang menimpa Jumain, petani jeruk di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Pasalnya, Jumain tidak boleh lagi merawat jeruk yang dia tanam sejak 2010. Penyebabnya, dia tidak diizinkan memperpanjang sewa tanah bengkok di desanya.
ADVERTISEMENT
Padahal, sejak menanam jeruk pada 2010, tanaman tersebut baru berbuah pada 2017 lalu.
Jumain menceritakan, saat tanah yang dia sewa seluas kurang lebih 1.500 m2 tidak boleh diperpanjang oleh pihak Desa Selorejo, dirinya menangis.
Petani jeruk. Foto: Rizal Adhi.
"Bulan Januari 2020 itu saya mau memperpanjang sewa, tapi saya tidak boleh memperpanjang oleh pihak Desa Selorejo," paparnya.
"Saya nangis tersedu-sedu di rumah. Soalnya berat digarapan. Pohon jeruk itu saja yang dimiliki," bebernya, saat ditemui di kebun jeruk Desa Selorejo, pada Rabu (22/7/2020).
Saat Jumain menangis, disaksikan langsung oleh anak dan istrinya. "Waktu saya nangis di rumah yang lihat ya mulai dari istri dan 3 anak saya," kenangnya.
Kini, dia kebingungan darimana harus mencari nafkah. Satu-satunya mata pencariannya dari bertani. "Padahal harapan satu-satunya itu saja, tapi yang saya harapkan justru sekarang tidak bisa dikerjakan," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, dia bakal tetap mengerjakan tanaman jeruk miliknya meskipun dilarang pihak desa.
"Sekarang saya prinsipnya kalau boleh digarap ya saya garap, tapi kalau tidak boleh terpaksalah ya saya tebang pohon-pohon jeruk itu. Jadi, saya tetap kerjakan lahan itu boleh atau tidak boleh," tegasnya.
Terakhir, pria yang ramah senyum ini berharap, pihak desa mau mengerti penderitaan para petani. "Harapan saya agar bisa terus menyewa lahan jeruk itu, soalnya hanya itu satu-satunya mata pencarian saya," pungkasnya.