Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
Tanpa Nego, Aliansi Malang Melawan Satu Suara Tolak Omnibus Law
20 Oktober 2020 18:12 WIB
Aksi Berakhir Damai
ADVERTISEMENT
MALANG - Aksi menolak UU Cipta Kerja atau Omnibus Law Jilid 2 di Kota Malang, pada Selasa (20/10/2020), berakhir damai.
ADVERTISEMENT
Barisan massa yang tergabung dalam Aliansi Malang Melawan ini, berorasi dengan damai selama sekitar 5 jam hingga kemudian berangsur membubarkan diri sekitar pukul 16.30 WIB.
Pantauan di lapangan, aksi unjuk rasa berjalan dinamis. Pasalnya, massa aksi juga berdampingan dengan sejumlah suporter dan aliansi ormas yang menyerukan demo dengan tertib. Unjuk rasa berakhir dengan mencairnya dua kelompok ini sembari diringi lagu Kabar Damai milik Anto Baret.
Kendati begitu, Aliansi Malang Melawan tetap satu suara menuntut pembatalan UU Sapu Jagat ini. Dalam aksi kali ini, mereka menolak berdialog dan bernegosiasi, baik dengan DPRD maupun Pemkot Malang.
Dikatakan Korlap Aliansi Malang Melawan, Wahyu Ramadan, menegaskan bahwa rakyat hingga hari ini sudah dikhianati dengan mengesahkan UU yang tidak ada keberpihakan pada nasib rakyat ini.
ADVERTISEMENT
''Hari ini kita sudah dikhianati oleh wakil rakyat kita disana. Kita menolak bernegosiasi dengan mereka. Kita tetap menyerukan Mosi Tidak Percaya. Tujuan kita tetap satu yaitu menolak Omnibus Law. Jegal sampai gagal,'' tegas pria dari perwakilan Solidaritas Perjuangan Buruh Indonesia (SPBI) ini.
Lebih lanjut, dia juga menyerukan kepada seluruh elemen masyarakat, untuk sadar dan tidak terlena dengan isu-isu yang berkembang menggembosi perjuangan rakyat.
''Kita mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk tidak terlena dan bersolidaritas terhadap perjuangan buruh dan rakyat dalam membela hak-hak rakyat. Mari, sama-sama bergerak hingga Omnibus Law ini dibatalkan,'' tandasnya.
Terpisah, Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, mengaku meski urung terjadi dialog dengan massa, dirinya mengaku sudah menyampaikan tuntutan resmi dari sejumlah perwakilan massa ke DPR RI.
ADVERTISEMENT
''Terkait tuntutan resmi (Aliansi Geram) sudah kami sampaikan ke DPR RI. Tapi sayang sekali, tadi massa tidak mau hearing dengan kita. Sebenarnya kami sudah siap menunggu waktu berdialog tadi,'' ungkapnya, usai aksi bubar.
Lebih lanjut, Made mengapresiasi positif atas aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law pada jilid kedua kali ini berlangsung kondusif, tanpa ada kerusuhan.