news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tim KPCPEN: Hoaks Adalah Musuh Bersama dalam Penanganan Pandemi COVID-19

Konten Media Partner
3 Juni 2021 12:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Workshop komunikasi bertajuk “Desa Melek Digital”, di Desa Panda Gede, Tabanan, Bali, pada Kamis (27/5/2021). Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Workshop komunikasi bertajuk “Desa Melek Digital”, di Desa Panda Gede, Tabanan, Bali, pada Kamis (27/5/2021). Foto: dok
ADVERTISEMENT
DENPASAR - Hoaks atau fenomena disinformasi yang saat ini menggejala di ruang sosial kita adalah musuh bersama dalam penanganan pandemi COVID-19 dunia, termasuk di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Maraknya hoaks dapat membuat orang menjadi tidak percaya ada dan bahayanya COVID-19, menjadi tidak patuh protokol kesehatan dan hingga menolak vaksinasi.
Hal tersebut disampaikan Staf Bidang Komunikasi Sosial Politik dan Masyarakat (Komsospolmas) Tim Komunikasi Publik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Savero “Ero” Karamiveta Dwipayana, pada workshop komunikasi bertajuk “Desa Melek Digital”, di Desa Panda Gede, Tabanan, Bali,  pada Kamis (27/5/2021).
Staf Bidang Komunikasi Sosial Politik dan Masyarakat (Komsospolmas) Tim Komunikasi Publik Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Savero “Ero” Karamiveta Dwipayana, pada workshop komunikasi bertajuk “Desa Melek Digital”, di Desa Panda Gede, Tabanan, Bali,  pada Kamis (27/5/2021). Foto: dok
Workshop yang diikuti puluhan warga di desa tersebut ini dibagi menjadi dua sesi.
Pada sesi siang, peserta adalah khusus bagi pengurus desa dan banjar setempat, bertempat di Kantor Desa Panda Gede. Sementara sesi malam, dihadiri oleh sekitar 20 pegiat usia muda/remaja, bertempat di Little Spoon Farm.
ADVERTISEMENT
Pada setiap sesi tersebut, Savero Dwipayana yang merupakan putra bungsu Pakar Komunikasi dan Motivator Nasional, Dr Aqua Dwipayana, itu juga mengingatkan bahwa peranti genggam (gadget atau gawai) yang setiap hari kita gunakan, adalah sarana yang ampuh untuk melawan hoaks dan melawan konten negatif.
Workshop komunikasi bertajuk “Desa Melek Digital”, di Desa Panda Gede, Tabanan, Bali, pada Kamis (27/5/2021). Foto: dok
“Kalau dahulu kita berjuang dengan bambu runcing, sekarang gadget kita adalah alat perjuangan dalam membangun desa kita dan mendorong Bali bangkit,” tegas Ero, yang juga menjabat sebagai Redaktur Pelaksana tugujatim.id ini.
Mahasiswa semester VIII Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, ini mengingatkan pula kepada peserta, tentang pentingnya menjaga privasi, memastikan keamanan gadget, serta selalu melakukan verifikasi dan konfirmasi atas informasi yang diterima dan/atau akan diteruskan ke pihak lain. Internetpun dapat digunakan untuk terus melakukan promosi pariwisata dan melakukan pemasaran produk-produk UMKM.
ADVERTISEMENT
“Teknologi digital telah menjadi kebutuhan masyarakat yang tak terpisahkan dewasa ini, baik untuk berkomunikasi antar kawan hingga pemberdayaan UMKM online, termasuk untuk belajar online hingga promosi potensi seni, budaya dan pariwisata. Namun teknologi digital juga membawa problematika tersendiri yang apabila tidak kita waspadai akan dapat merugikan penggunanya. Itulah hal terpenting yang harus kita waspadai,” ucap anak muda dengan segudang pengalaman tampil menjadi pembicara di banyak kegiatan tersebut.
Workshop komunikasi bertajuk “Desa Melek Digital”, di Desa Panda Gede, Tabanan, Bali, pada Kamis (27/5/2021). Foto: dok
Kolaborasi Perdana
Workshop yang berdurasi dua jam setiap sesinya ini merupakan inisiasi kolaborasi perdana antara pengampu kebijakan Desa Pandak Gede, Yayasan Amanat Keluarga Indonesia (AKI), dan ICT Watch Indonesia, serta didukung oleh Little Spoon Farm sebagai kiat untuk memberikan pemahaman kembali ke masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam pengantarnya, I Gusti Ketut Artayasa, Kepala Desa Pandak Gede, mengatakan bahwa penyuluhan ini adalah bentuk upaya besama berbagi kembali ke desa agar masyarakat semakin berdaya, maju, dan bertambah wawasannya dalam hal literasi digital.
“Melalui inisiatif penyuluhan dan workshop yang didukung oleh Yayasan AKI dan ICT Watch ini, tentu saja menjadi bekal bagi masyarakat Desa Pandak Gede untuk dapat kian berkembang dan maju dengan pengetahuan yang didapat melalui internet dan teknologi digital,” imbuhnya.
Semenara itu, Abigail Bernadette, perwakilan dari Yayasan AKI sebagai fasilitator penyuluhan, mengatakan salah satu tujuan utama pelaksanaan workshop ini adalah untuk membangun pemahaman kritis masyarakat terhadap informasi yang beredar di internet.
“Banyak informasi yang sengaja disebarkan melalui media sosial misalnya, sengaja untuk memecah-belah masyarakat dan membenci pemerintah. Maka kita perlu melanjutkan kolaborasi dan memperluas program penyuluhan semacam ini," pungkas Abigail.
ADVERTISEMENT
Dalam pelaksanaan penyuluhan dan workshop Desa Melek Digital ini, peserta juga berdiskusi tentang dinamika dan problematika penggunaan internet serta teknologi digital dalam keseharian mereka.
Menjadi pengguna Internet yang positif, kreatif, dan produktif adalah inti pesan dalam sesi diskusi dan tanya-jawab yang berlangsung hangat.
Peserta pun mendapatkan bimbingan praktik langsung cara mengaktifkan fitur keamanan Two Factor Verification (2FA) guna pengaman aplikasi WhatsApp yang digunakan agar tak mudah diretas atau dibajak oleh orang lain.*