Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
MALANG - Bisnis di bidang fashion seolah tak ada habisnya. Bahkan, barang preloved atau secondhand banyak diburu. Seperti yang dilakukan owner Dontpanic.co, Muhammad Fathoni. Sejak 2016, dia mulai menggeluti bisnis fashion secondhand.
ADVERTISEMENT
Bermula saat Fathoni pertama kali datang ke Kota Malang untuk kuliah. Dia kerap membeli barang preloved.
"Dulu awalnya saya tidak kepikiran untuk bisnis di pakaian bekas, secondhand, thrift shop ini. Berhubung dari dulu saya udah suka dan sering beli pakaian bekas akhirnya saya jadikan usaha. Lebih tepatnya sih buat tambahan uang jajan aja," ungkap Fathoni.
Setelah itu, Fathoni mulai menyeleksi pakaian bekas branded dan menjualnya melalui media sosial Facebook dan Instagram. Dia juga mengandalkan sistem COD untuk area Malang.
Menurutnya, limbah pakaian bekas termasuk limbah yang repot untuk dimusnahkan. "Jadi kalo masih bisa dipakai kenapa harus di musnahkan?," tanyanya.
Tak disangka, ternyata respon masyarakat cukup tinggi. Bahkan dia mengaku selalu kehabisan barang. "Saat itu saya pun gatau sebenarnya ini bisnis apa. Kalo anak sekarangkan udah pake istilah thriftshop ataupun preloved," bebernya.
ADVERTISEMENT
2 tahun menekuni bisnis ini, akhirnya Fathoni memiliki toko di Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.
Kini, telah memasuki tahun keempat, bisnis Fathoni masih bertahan. Tentunya, banyak rintangan yang dia hadapi. Misalnya di tahun 2017, Dontpanic.co hampir tutup karena tidak ada barang yang dijual.
"Saya berusaha sekali buat bangkit dan mendapatkan barang. Akhirnya supply barang mulai lancar lagi. Mulai saat itu bisnis ini jalan lagi dan alhamdulillah mendapat profit yg lebih besar dari sebelum-sebelumnya," kata Fathoni.
Tak lupa, Fathoni membagikan tips membuka usaha. Diantaranya harus mencintai bisnis yang akan dijalankan, konsisten, tekun, dan jangan hanya ikut-ikutan.
"Yang paling penting jangan cuma ikut-ikutan karena ini yang paling sering terjadi. Kalo kita sudah terlanjur cinta dengan bisnis tersebut, mau laku ataupun ga laku, kita tetap senang. Namanya aja terlanjur cinta," beber pria 22 tahun ini.
ADVERTISEMENT
Dia menambahkan, dalam memulai berbisnis, mulailah dari tempat kita berada, menggunakan apa yang kita punya dan lakukan yang kita bisa.
"Yang paling penting jangan terlalu berharap lebih kalo usahanya masih setengah-setengah dan jangan kebanyakan alasan," pungkasnya.