Konten Media Partner

Tips Jitu Menghadapi Quarter Life Crisis

26 September 2021 20:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Webinar How to Deal Quarter Life Crisis on Pandemic COVID-19 yang digelar Dema Fakultas Psikologi UIN Malang. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Webinar How to Deal Quarter Life Crisis on Pandemic COVID-19 yang digelar Dema Fakultas Psikologi UIN Malang. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Sebanyak 330 peserta mengikuti webinar bertajuk “How to Deal Quarter Life Crisis on Pandemic COVID-19” yang digelar oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN) Malang, pada Sabtu (25/9/2021).
ADVERTISEMENT
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Ilhamuddin Nukman SPsi MA dan Safhira Alfar.
"Quarter life crisis menurut Robbins dan Wilner adalah krisis identitas yang berasal dari transisi dunia anak ke dunia dewasa," kata Ilhamuddin.
Webinar How to Deal Quarter Life Crisis on Pandemic COVID-19 yang digelar Dema Fakultas Psikologi UIN Malang. Foto: dok
Menurut Ilhamuddin, orang yang berhadapan dengan quarter life crisis ini merupakan mereka yang tidak menyiapkan diri secara sepenuh hati serta tidak mempersiapkan diri secara sadar untuk menghadapi masa depannya. Fenomena ini kerap dialami oleh usia 21-30 tahun.
Kunci sukses dalam menghadapi quarter life crisis, lanjutnya, yaitu dengan percaya kepada diri sendiri dan mengetahui ingin melakukan apa, fokus, serta melanjutkan target.
"Kalian harus mempunyai peta jalan untuk mencapai impian, harapan, dan cita-cita kalian. Kalau kalian tidak persiapkan dari sekarang, maka hati-hati jangan-jangan anda termasuk salah satu orang yang akan berhadapan dengan quarter life crisis," imbaunya.
ADVERTISEMENT
Untuk itu, dia mendorong mahasiswa untuk menggali tujuan hidup sehingga lebih mudah untuk keluar menghadapi quarter life crisis.
"Jangan banyak takut dalam hidup. Namanya hidup tidak akan mulus-mulu saja. Jangan takut gagal, jatuh, salah karena orang sukses adalah mereka yang paling banyak gagal, jatuh, dan salah karena mereka ingin belajar banyak dari kesalahan tersebut," pungkasnya.
Safhira Alfa menambahkan bahwa pada saat seseorang membandingkan diri dengan orang lain, maka energi negatif akan menyerap ke pikiran dan hati. Dengan demikian, lebih rentan stres dan diserang oleh quarter life crisis.
"Tapi ketika kita sudah tahu tujuan serta pegangan hidup kita, inshaAllah kita akan jadi orang yang pribadinya teguh. Kita jadi tau harus ngapain dan kita tidak gampang ngebandingin diri kita dengan orang lain. Pada intinya untuk menanggapi quarter life crisis adalah percaya sama diri sendiri dan tau mau ngapain, Don’t just be yourself but be the best version of yourself," pesannya.(ads)
ADVERTISEMENT