Tren Gowes, Penjualan Sepeda Meningkat 2 Kali Lipat

Konten Media Partner
5 Juli 2020 17:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Toko Sepeda di Jalan Gatot Subroto, Malang banjir pengunjung. Foto: Ulul Azmi.
zoom-in-whitePerbesar
Toko Sepeda di Jalan Gatot Subroto, Malang banjir pengunjung. Foto: Ulul Azmi.
ADVERTISEMENT
MALANG - Anjuran gaya hidup sehat di masa pandemi COVID-19 membuat sebagian orang berpikir ulang untuk mencari aktivitas yang tidak menyalahi protokol kesehatan. Salah satu diantaranya yakni dengan bersepeda.
ADVERTISEMENT
Gowes atau aktivitas bersepeda nampaknya menjadi tren terkini warga Kota Malang. Terlebih, sejak adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dimana sarana dan pusat-pusat olahraga ditutup.
Pesepeda hampir bisa ditemui di seluruh jalan dan pusat-pusat kota, baik siang maupun malam hari. Tak jarang juga dijumpai kalangan anak muda 'mancal' untuk nongkrong di warung kopi.
Toko Sepeda di Jalan Gatot Subroto, Malang banjir pengunjung. Foto: Ulul Azmi.
Maka tidak heran, jika penjualan sepeda juga meningkat pesat. Hal ini diakui Pemilik Toko Online Sepeda Ngalam, Fafi Fathur Rohman.
Sejak merintis usahanya pada pertengahan Maret silam, bisa dibilang penjualan Fafi meningkat hingga 200 persen alias 2 kali lipat.
''Saya sampe rela keliling ke Surabaya buat nyari barang. Ternyata disana stoknya juga pada kosong. Wah ruame nemen pesanane (rame sekali pesanannya),'' ujar Fafi, pada Minggu (5/7/2020).
Toko Sepeda di Jalan Gatot Subroto, Malang banjir pengunjung. Foto: Ulul Azmi.
Dari pantauan Tugumalang.id, sejumlah toko offline sepeda di Jalan Gatot Subroto, kawasan Mergan, hingga kawasan Pasar Besar Malang dibanjiri pengunjung. Rata-rata, membeludaknya aktivitas jual beli sepeda ini mulai marak selama 3 bulan belakangan.
ADVERTISEMENT
Dikatakan Fafi, membeludaknya permintaan ini dipengaruhi anjuran gaya hidup sehat di masa pandemi. Selain itu, kini juga sedang booming penggunaan sepeda lipat atau folding.
Jika diprosentasekan, perbandingan penjualan diantara sepeda lipat dan sepeda gunung berkisar antara 70:30 persen.
''Sebenarnya sepeda lipat sudah ada lama. Tapi berhubung lagi booming, ditambah gaya hidup sehat di masa pandemi akhirnya penjualan sepeda lipat ikut terdongkrak naik,'' terang Fafi.
Fafi memandang, tren penggunaan sepeda lipat bagi customer sekarang itu lebih condong untuk kebutuhan experiment.
''Maksudnya gapopo aku tuku larang, sing penting aku due sepeda lipat (Tak apa aku beli mahal, yang penting punya sepeda lipat),'' tambah Fafi.
Terlepas dari aktivitas gowes menjadi perilaku musiman atau tidak, Fafi mengaku tidak akan terpengaruh, karena memang dirinya seorang cyclist (penghobi sepeda).
ADVERTISEMENT
Reporter: Ulul Azmy