Tutup Debat Publik, Begini Perbedaan 3 Paslon Bupati Malang

Konten Media Partner
31 Oktober 2020 13:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
MALANG - Dalam acara Debat Publik Calon Bupati dan Wakil Bupati Malang, pada Jumat malam (30/10/2020), ketiga Pasangan Calon (Paslon) sudah menampilkan visi misi dengan cukup maksimal.
ADVERTISEMENT
Namun, ada yang menarik ketika ketiga Paslon memiliki cara sendiri menutup jalannya debat publik yang disiarkan live di TVRI ini.
Paslon nomor urut satu, Muhammad Sanusi - Didik Gatot Subroto (Sandi), mengawali penutupan debat dengan mengucapkan sebuah pantun.
Sandi. Foto: Ben
Sanusi menutup debat dengan menggunakan campuran Bahasa Indonesia dan Madura. "Kalau ada lontong, ngapain makan ikan asin. Kalau ada nomor sittong (satu), jek mile se laen (Jangan pilih yang lain)," tuturnya.
Tak ingin kalah, Didik Gatot Subroto juga menambahkan sebuah pantun dengan Bahasa Jawa. "Lungo nang Pakisaji lewat Karangploso, lak ono nomor siji lapo milih sing liyo," ucapnya.
Setelah itu, Didik mengingatkan jangan lupa memilih Paslon nomor urut satu saat hari pencoblosan. "Maka tanggal 9 Desember 2020 mari sama-sama pilih nomor satu," ajaknya, diikuti teriakan dari tim sukses.
ADVERTISEMENT
Berbeda dari Sandi, Paslon Lathifah Shohib - Didik Budi Muljono (Ladub) menutup debat publik dengan menjelaskan pentingnya keluarga.
Ladub. Foto: Ben
"Membangun kesejahteraan masyarakat harus berbasis keluarga. Menurut kami, keluarga adalah entitas kecil yang dibangun," terang Lathifah.
"Untuk itu kebijakan semua sektor mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lain-lain, harus berbasis pada keluarga," sambungnya.
Terakhir, perempuan yang akrab disapa Bu Nyai ini mengingatkan, untuk memilih Paslon nomor urut dua. "Tanggal 9 Desember 2020 jangan lupa datang ke TPS. Nomor satu dibuka, nomor dua dicoblos dan nomor tiga ditutup," tukasnya.
Didik Budi Muljono juga tidak ingin kalah dengan menyampaikan candaan. "Saya nambai yang perempuan pilih yang perempuan, dan yang laki-laki coblos yang perempuan. Kan laki-laki kalau nyoblos laki-laki gak pantas," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Paslon Heri Cahyono - Gunadi Handoko menyampaikan penutupan dengan menjanjikan perubahan. "Pegangan saya Pilbup 5 tahunan itu ibarat mendorong mobil mogok. Didandani disurung dadi bupati dadak plas gae ngulangi era ngapusi," ujarnya.
Heri Cahyono - Gunadi Handoko. Foto: Ben
Paslon nomor urut tiga ini mengatakan, selama ini dalam Pilkada yang menang selalu calon bupati.
"Karena yang menang selalu calon Bupati, dan rakyatnya ditinggalkan. Maka Malang Jejeg akan mengakhiri itu dengan tanda tangan kontrak politik diatas materai seluruh janji politiknya," ungkapnya.
Oleh sebab itu, dia berjanji jika terpilih nanti, akan menghibahkan 100 persen gajinya sebagai Bupati Malang pada warga miskin.
"Kedua, atas dasar pengabdian dan atas dasar kemiskinan di Kabupaten Malang. Maka jika saya terpilih menjadi Bupati Malang akan menghibahkan 100 persen gaji saya kepada masyarakat yang membutuhkan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT