Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten Media Partner
UM Bina Darul Ulum Agung Malang Seputar Pengolahan Kompos
27 November 2020 18:04 WIB
Darul Ulum Agung Malang Terapkan Mesin Pengolah Sampah untuk Kompos
ADVERTISEMENT
MALANG - Pendidikan lingkungan adalah suatu proses yang bertujuan membentuk perilaku, nilai, dan kebiasaan untuk menghargai lingkungan hidup.
ADVERTISEMENT
Salah satu strategi dalam pendidikan ini, diaplikasikan dalam program Adiwiyata di lingkungan sekolah. Maka dari itu, Universitas Negeri Malang (UM) melakukan Pengabdian Masyarakat, seputar pengolahan kompos, di Sekolah Darul Ulum Agung Malang.
"Untuk meningkatkan produksi pupuk kompos berbahan sampah yang ada di lingkungan sekolah, perlu diimplemantasikan mesin pengolah sampah untuk kompos. Dimana peningkatan produksi kompos akan mengurangi jumlah sampah organik yang ada di sekolah," jelas Dosen UM, Muhammad Alfian Mizar.
"Selain itu, juga dapat melatih siswa mengembangkan sikap kepedulian terhadap lingkungan tempat tinggalnya, serta menumbuhkan jiwa wirausaha siswa," imbuhnya.
Dia mengatakan, perlu upaya untuk mengatasi kesulitan limbah lingkungan berupa daun, ranting, dan limbah lainnya menjadi produk kompos yang selama ini menjadi salah satu faktor penghambat aktivitas pendidikan di sekolah.
ADVERTISEMENT
"Sehingga perlu diupayakan mesin atau alat baru yang efisien dengan biaya terjangkau oleh mitra sebagai alternatif penyelesaiannya melalui implementasi teknologi tepat guna (TTG) Mesin Pengolah Sampah untuk Kompos," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, diperlukan diseminasi teknologi tepat guna (TTG) Mesin Pengolah Sampah untuk Kompos dengan cara memberikan pengetahuan dan keterampilan tentang cara pengoperasian dan perawatan mesin yang dapat dimanfaatkan untuk proses produksi kompos.
Seberapa penting Mesin Pengolah Sampah untuk Kompos? Dia menjelaskan, tanaman tidak dapat menyerap hara dari bahan organik yang masih mentah, apapun bentuk dan asalnya.
"Kotoran ternak yang masih segar tidak bisa diserap haranya oleh tanaman. Apalagi sisa tanaman yang masih segar bugar juga tidak dapat diserap haranya oleh tanaman," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, lanjut dia, Mesin Pengolah Sampah untuk Kompos ini, sangat diperlukan di lingkungan sekolah.
Tak lupa, dia mengucapkan terima kasih kepada Darul Ulum Agung Malang atas kerjasamanya. "Dan juga kepada pihak Universitas Negeri Malang yang telah memberikan support serta mahasiswa yang berperan aktif dalam pengabdian masyarakat ini," ucapnya.(ads)