Unisma Bakal Gelar Wisuda Periode ke-67

Konten Media Partner
12 Mei 2022 17:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Unisma Lahirkan Banyak Wisudawan Terbaik
Kampus Unisma. Foto: Yayasan Unisma
MALANG - Universitas Islam Malang (Unisma) akan menggelar Wisuda Periode 67 tahun 2022 yang terbagi dalam dua gelombang pada 14 dan 15 Mei 2022.
ADVERTISEMENT
Prosesi ini akan diikuti sebanyak 1.124 lulusan dari program Doktor, Magister, Profesi, dan Sarjana.
Wakil Rektor 1 Bidang Akademik dan Kerjasama Unisma, Prof Drs H Junaidi MPd PhD mengatakan bahwa wisuda kali ini merupakan kali pertama yang tidak berbasis semester.
Lulusan terbaik tingkat universitas. Dari kiri: Novi Dyastuti Rusidik MKn; Firda Rahayu Aisyah SAk; dan dr Sagita Nindra Pratama. Foto: Feni Yusnia
"Sebelum-sebelumnya wisuda Unisma digelar berdasarkan semester. Mulai sekarang kita sudah pakai sistem periode bukan semester. Hal ini atas berbagai pertimbangan, termasuk jumlah wisudawan dan sebagainya," jelasnya.
Menurut Junaidi, kali ini prosesi wisuda akan digelar secara luring dengan dihadiri seluruh peserta dengan pendamping hanya dibatasi dua orang.
Tentunya, mereka diwajibkan mengikuti beberapa persyaratan sesuai protokol kesehatan seperti diwajibkan menyertakan hasil swab atau rapid test positif bagi yang belum booster, cek suhu saat akan masuk ruangan, mengenakan masker, hingga menjaga jarak.
ADVERTISEMENT
"Memang kepesertaan dalam wisuda sudah wajib. Prosesi penyelenggaraan sudah seperti normal akan tetapi secara teknik persyaratan tetap mengikuti protokol kesehatan tetap," sambungnya.
Gelombang pertama wisuda ini akan diikuti 594 wisudawan, sedangkan untuk gelombang kedua akan diikuti 530 wisudawan. Menariknya, dalam gelaran wisuda ke-67 ini, program studi (prodi) mengalami kesulitan dalam menentukan lulusan terbaik.
"Prodi justru kesulitan menentukan lulusan terbaik karena banyak nilai yang sama sehingga diperlukan berbagai pertimbangan yang diambil untuk menentukan mana yang terbaik," sambungnya.
Karenanya, ia berpesan agar para alumni ini bisa sukses dan saling berbagai ilmu pada calon wisudawan lainnya, termasuk agar tidak berfikir mencari kerja melainkan juga menciptakan lapangan kerja.
"Seban itu, wisudawan juga dibekali dengan keterampilan kewirausahaan baik dalam proses perkuliahan maupun jelang kelulusan," tukas Junaidi.
ADVERTISEMENT
Untuk lulusan terbaik tingkat universitas diraih oleh Dr Mirhabun Nadir dengan IPK 3,83 dari Prodi Pendidikan Agama Islam dengan judul disertasi "Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Multikultural di Pondok Pesantren Darussalam Blokagung Banyuwangi dan Pondok Pesantren Salafiyah Sukorejo Situbondo".
Kemudian, Novi Dyastuti Rusidik MKn dengan IPK 4,00 dari Prodi Kenotariatan. Perempuan asal Malang ini lulus dengan judul disertasi "Norma Keharusan Notaris Hadir Secara Fisik Menurut UU Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Jabatan Notaris dalam Kaitannya dengan Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan Keadaan Darurat dalam Penanggulangan Wabah COVID-19".
"Kebetulan karena pandemi dengan adanya kebijakan dari pemerintah itu sepertinya bertentangan dengan notaris karena dalam UU diatur tentang bagaimana notaris menjalankan tugas jabatannya, salah satunya membacakan akta dihadapan penghadap," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, ada dr Sagita Nindra Pratama dari Prodi Program Profesi Dokter yang lulus dengan IPK 3,68. Pria asli Malang ini sudah lulus tes UKMPPD dan tengah menjalani intership program pengabdian dari Kemenkes selama satu tahun.
Menurutnya, selama berkuliah Unisma banyak pengalaman yang berkesan, termasuk adanya program asrama atau ma'had di mana mahasiswa FK wajib tinggal selama satu tahun.
"Ini sangat bermanfaat karena sebagai dokter, selain kita dicetak untuk menjadi dokter secara keilmuan, tapi juga dari sisi keagamaan sehingga seimbang. Akademik dapat, ilmu agama juga dapat," ucapnya.
Selain itu, Firda Rahayu Aisyah SAk juga turut menjadi lulusan terbaik namun dalam program sarjana. Perempuan dari Prodi Ekonomi dan Bisnis/Akuntansi ini lulus dengan IPK 4.00. Berasal dari latar belakang orangtua yang bekerja sebagai petani dan tinggal di pelosok, membuat perempuan asli Singosari, Kabupaten Malang, ini tetap optimis untuk menyandang gelar sarjana.
ADVERTISEMENT
"Di desa saya, satu deret itu belum ada yang kuliah. Kakak saya hanya tamatan SMP, orangtua saya tidak tamat SD. Itu yang membuat saya termotivasi untuk kuliah. Meski awal kuliah sempat diremehkan oleh tetangga, tapi kini saya buktikan bahwa saya bisa meraih gelar sarjana dan membanggakan orangtua," ucapnya.(ads)