Universitas Brawijaya Kukuhkan 2 Profesor Baru

Konten Media Partner
21 Juli 2020 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prof Ir Hadi Suyono ST MT PhD IPU. Foto: dok.
zoom-in-whitePerbesar
Prof Ir Hadi Suyono ST MT PhD IPU. Foto: dok.
ADVERTISEMENT
MALANG - Universitas Brawijaya (UB) kukuhkan dua profesor baru, pada Rabu (22/7/2020). Keduanya yaitu Prof Dr Ir Agus Suryanto MS dari Fakultas Pertanian (FP) dan Prof Ir Hadi Suyono ST MT PhD IPU dari Fakultas Teknik (FT).
ADVERTISEMENT
Prof Agus yang dikukuhkan sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Ekologi Tanaman ini merupakan profesor aktif ke 43 dari FP, dan profesor aktif ke 186 di UB, serta profesor ke 263 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan oleh UB.
Sedangkan Prof Hadi yang dikukuhkan sebagai Profesor dalam Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Daya dan Kecerdasan Buatan ini merupakan profesor aktif ke 15 dari FT, profesor aktif ke 187 di UB, dan menjadi profesor ke 264 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB.
Prof Dr Ir Agus Suryanto MS
Prof Dr Ir Agus Suryanto MS. Foto: dok.
Prof Agus menyampaikan pidato ilmiah pengukuhan profesor yang berjudul Strategi Peningkatan Efisiensi Konversi Energi Matahari pada Sistem Produksi Pertanian melalui Pengelolaan Pola Tanam.
ADVERTISEMENT
Dalam pidato pengukuhannya, Dia menjelaskan apakah pola tanam dalam budidaya pertanian yang diterapkan selama ini sudah tepat, efisien, dan produktif, dalam mengkonversi energi matahari menjadi biomas, khususnya pada tanaman pangan.
"Indonesia sebagai negara agraris, kaya akan cahaya matahari. Produksi tanaman pertanian sudah semestinya tidak semata-mata mengandalkan input sarana produksi buatan seperti pupuk kimia, namun seharusnya lebih memanfaatkan cahaya matahari yang berlimpah," ucapnya.
Perlu diketahui, Prof Agus lahir di Malang, 18 Agustus 1955. Dia menamatkan pendidikan S1 di FP-UB Jurusan Agronomi, S2 Bidang Ilmu Pertanian-Produksi Tanaman di UGM, dan S3 Bidang Ilmu Pertanian Minat Ekologi Tanaman di UB.
Selain menjadi dosen Jurusan Budidaya Pertanian, saat ini dia juga menjabat sebagai Wakil I Bidang Akademik UB Kediri.
ADVERTISEMENT
Prof Ir Hadi Suyono ST MT PhD IPU
Profesor dalam Bidang Ilmu Rekayasa Sistem Daya dan Kecerdasan Buatan di Fakultas Teknik ini menyampaikan pidato ilmiah pengukuhan Profesor dengan judul Strategi Percepatan Integrasi Pembangkit Energi Baru dan Terbarukan pada Sistem Tenaga Listrik di Indonesia.
Pemilihan topik ini didasarkan pada pentingnya implementasi dan pengembangan injeksi dan integrasi pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) ke dalam sistem tenaga listrik yang sudah ada untuk mengurangi penggunaan pembangkit fosil yang telah memberikan dampak lingkungan yang kurang baik.
"Kebutuhan akan energi listrik baik di dunia global dan di Indonesia pada setiap tahunnya mengalami peningkatan seiring peningkatan dan perbaikan ekonomi global," ucapnya.
Dia melanjutkan, secara global, konsumsi energi listrik dunia pada tahun 2018 meningkat sekitar 3.5% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dengan kenaikan rata-rata per tahun 3.1% sejak tahun 2000. Peningkatan konsumsi energi listrik juga terjadi di Indonesia. Pada akhir tahun 2018 terjadi peningkatan sebesar 5.1% dibandingkan dengan tahun 2017, dengan peningkatan rata-rata per tahun sebesar 6.2% sejak tahun 2000.
ADVERTISEMENT
Namun demikian, sumber energi listrik terbesar masih disuplai oleh pembangkit dengan bahan bakar fosil yaitu batu bara, minyak bumi, dan gas alam. Penggunaan bahan bakar fosil ini telah memberikan dampak lingkungan dengan adanya pencemaran udara, air, dan dihasilkannya berbagai gas emisi yang menyebabkan gas emisi rumah kaca (global warming).
"Untuk mengurangi kelangkaan bahan bakar fosil yang ketersediannya mulai berkurang, dan untuk mengurangi pencemaran lingkungan, maka pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) perlu diimplementasikan dan dikembangkan," paparnya.
Dia mengatakan, pembangkit EBT dengan sumber matahari dan angin memberikan emisi CO2 yang paling rendah dibandingkan dengan teknologi pembangkit lainnya. Dengan diimplementasikannya pembangkit listrik berbasis EBT, maka kualitas udara dan lingkungan akan semakin baik.
ADVERTISEMENT
Perlu diketahui, Prof Hadi lahir di Pamekasan, 20 Mei 1973. Dia menamatkan pendidikan S1 Teknik Elektro di UB, S2 Teknik Elektro di UGM, dan S3 Electrical Engineering di University of Malaya Kuala Lumpur, Malaysia.
Saat ini, dia menjabat sebagai Ketua Jurusan Elektro, FT-UB.(*)