Upaya Wahyudi, Pendiri Sri Organik Nuswantara yang Jaga Alam Lewat Pertanian

Konten Media Partner
9 September 2022 21:28 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wahyudi menunjukkan padi organik. Foto: dok Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Wahyudi menunjukkan padi organik. Foto: dok Wahyudi
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
NGAWI - Wahyudi, pegiat pertanian organik asal Dusun Kasihan, Desa Sidomakmur, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, punya kebiasaan berkeliling dari satu daerah ke daerah lain menggunakan sepeda motor.
ADVERTISEMENT
Wahyudi rajin berbagi kabar baik soal pertanian organik, khususnya padi, kepada petani-petani di berbagai daerah. Paling jauh, dia berkendara motor hingga Lampung, provinsi paling selatan di Pulau Sumatera.
"Saya ke mana-mana selalu naik sepeda motor. Sekarangpun dari Ngawi ke Subang saya juga naik motor. Rencana ke depan, ke Banten, ke Lampung, juga naik motor," bebernya.
Wahyudi saat memberikan pelatihan di Subang. Foto: dok Wahyudi
Dia menjelaskan bahwa berkeliling Jawa-Sumatera menggunakan motor agar lebih dapat menikmati perjalanan. "Dan bisa singgah di rumah kawan-kawan di setiap daerah. Lebih asyik aja naik sepeda motor," imbuhnya.
Wahyudi sendiri merupakan pendiri Sri Organik Nuswantara. Komunitas yang berdiri sejak tahun 2015 dan bergerak di bidang pertanian ramah lingkungan yang berkelanjutan, juga seni, adat, dan budaya. "Kami bergerak dengan hati nurani membantu petani. Visi misi kami penyelamatan lingkungan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Sri Organik Nuswantara sendiri lahir dari keprihatinan Wahyudi terhadap beberapa permasalahan yang ada di masyarakat, terutama terkait petani dan alam pertanian. "Di Pulau Jawa inikan dari tahun ke tahun penggunaan pupuk kimia yang sangat berlebihan dan racun-racun pestisida yang cenderung pemakaiannya sangat luar biasa," bebernya.
Wahyudi menunjukkan padi organik (tangan kanan) dan padi anorganik (tangan kiri). Foto: dok Wahyudi
Namun, kata Wahyudi, hal itu tidak membuat hasil produksi yang semakin baik, malah hama penyakit bertambah banyak. "Kenapa seperti itu? Sehingga kami belajar dan belajar terkait pertanian ramah lingkungan dan berkelanjutan. Saya belajar ke Jawa Barat. Kami melakukan riset sendiri dengan biaya sendiri," bebernya.
Wahyudi melakukan riset pertamanya pada tahun 2003-2004 di lahan seluas 3 ribu meter persegi. Lebih dari Rp 50 juta dana pribadi ia gelontorkan untuk riset ini. "Enam musim kami tidak panen, tapi kami panen ilmunya, menemukan sumber masalahnya," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Kata dia, apa yang dilakukan oleh petani-petani di Indonesia bukan mengarah ke budi daya yang berbudi dan berluhur, namun bagaimana menggenjot lahan, sawah, perkebunan, bahkan perikanan supaya mendapat hasil yang maksimal.
Wahyudi bersama sayuran organik yang ia tanam. Foto: dok Wahyudi
"Bukti atau fakta ini sudah terjadi di mana-mana, hasil menurun, penyakit bertambah banyak, sehingga ini jadi masalah besar di negeri kita," sebutnya.
Berangkat dari keprihatinan ini, Wahyudi tergerak. Dia kembali ke daerah asalnya, Ngawi, dan giat memberikan penyuluhan, pelatihan, dan pendampingan kepada para petani lewat Sri Organik Nuswantara.
Program pertanian Sri Organik Nuswantara ada beragam. Pertama, ada Pembelajaran Ekologi Tanah (PET) selama lima hari. Kedua, ada program pendampingan petani selama satu musim atau lima bulan. Bagi petani yang telah menjalani program ini, ada program lanjutan yakni ToT (Training Of Trainer), sebuah program pelatihan menjadi pendamping pertanian organik. "Istilahnya kita juga mencetak kader-kader," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Wahyudi menekankan bahwa Sri Organik Nuswantara bukan hanya sekedar mengajak, membujuk, atau merayu petani melakukan budi daya padi organik, namun ada proses penyadaran.
"Bangsa ini punya bahan-bahan melimpah menuju pertanian organik. Kotoran ternak banyak, jerami banyak, limbah tanaman banyak, tapi itu kerap tidak disadari bahwa itu bermanfaat," sebutnya. Maka, dia giat berupaya menyadarkan para petani agar menggunakan pupuk organik.
Terkait kesulitan sosialisasi pertanian organik, Wahyudi mengaku ada di subjek yang menjalankan pertanian organik itu. "Siapa nih yang menerima atau siapa nih target kita? Kita pengennya semua petani mau melakukan itu (pertanian organik) tapi yang membuat kebijakan di negeri ini, terutama di desa itukan kepala desa, dan itupun tidak banyak yang respon terkait ini," bebernya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, Sri Organik Nuswantara telah memiliki lebih dari 20 orang pendamping pertanian organik. Selain itu, juga telah membentuk tiga kelompok tani organik di Ngawi, dua di Wonogiri, satu di Kudus, dan satu di Jepara.
Wahyudi juga membuka kelas magang bagi petani yang ingin belajar di rumahnya. "Saat ini di rumah ada peserta magang empat orang. Mereka belajar selama empat musim. Sebelumnya ada magang dua orang dari Jepara, satu dari Jogja, satu dari Jakarta," bebernya.
Semua pelatihan dalam kelas magang itu bersifat gratis. Para peserta mendapat fasilitas tempat tidur, kamar mandi, dan makan tiga kali sehari. "Saya tidak mau pasang tarif tentang hal ini. Seikhlasnya mereka. Kalau ada yang mau nyumbang silahkan kami terima. Bukan kami kaya, tidak. Kami melihat semangat teman-teman ini bagaimana agar bisa belajar bareng," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Selain membentuk Sri Organik Nuswantara, Wahyudi juga telah membuat Bank Benih Lokal Nuswantara. Sebuah komunitas yang mengumpulkan benih-benih padi lokal unggul. Bank benih ini bersifat simpan pinjam untuk pemberdayaan petani.
Semua yang ia lakukan semata-mata untuk berbakti kepada ibu pertiwi. Meski tak tamat menempuh pendidikan Tsanawiyah, Wahyudi berhasil membuktikan diri bahwa berbakti kepada negeri tidak harus berpendidikan tinggi.
Itulah yang tercermin dalam tagline Sri Organik Nuswantara: Persembahan anak negeri untuk pangan dan alam yang lestari.
Poster Jelajah Jawa-Bali dengan Ekosistem Paragon Corp, Bercerita Soal Kreasi Anak Bangsa
Catatan ini adalah bagian dari program Jelajah Jawa-Bali, tentang Inspirasi dari Kelompok Kecil yang Memberi Arti oleh Tugu Media Group x PT Paragon Technology and Innovation. Program ini didukung oleh Gerakan Wartawan Peduli Pendidikan (GWPP), Pondok Inspirasi, Genara Art, Rumah Wijaya, dan pemimpin.id
ADVERTISEMENT