Usai Jarinya Diamputasi, Siswa Korban Bully di Malang Terus Menangis

Konten Media Partner
5 Februari 2020 16:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taufik (kanan) paman korban saat ditemui di RS Lavalette, Kota Malang.
zoom-in-whitePerbesar
Taufik (kanan) paman korban saat ditemui di RS Lavalette, Kota Malang.
ADVERTISEMENT
MALANG - Siswa kelas VII SMPN 16 Malang yang menjadi korban Bully yakni MS (12), akhirnya harus benar-benar menjalani amputasi, Selasa (04/02/2020) di Rumah Sakit (RS) Lavallete, Malang.
ADVERTISEMENT
Ia harus kehilangan jari tengah tangan kanannya sebanyak 2 ruas. Jarinya itu diamputasi karena sudah mati atau tidak berfungsi lagi setelah 13 hari di rawat di rumah sakit.
Taufik, paman korban saat ditemui di Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang, Rabu (5/2) mengatakan, kini keponakannya itu sangat shock setelah kehilangan jari tangannya.
"Pasca operasi dia shock, karena mau tidak mau dia harus kehilangan jari. Dia menangis dari kemarin malam sampai tadi pagi," jelas Taufik.
Taufik menceritakan jika operasi yang dijalani MS berjalan selama 4 jam.
"Masuk ruang operasi sekitar pukul 18.00 WIB dan keluar pukul 22.00 WIB," lanjutnya.
Kondisi jari korban bully sebelum jarinya diamputasi.
Ia menjelaskan jika keluarga memutuskan untuk mengamputasi jari tengah siswa kelas 7 SMP tersebut karena saran dari dokter.
ADVERTISEMENT
"Ini karena jaringan di tangannya sudah mati, jadi tindakannya memang harus seperti itu," ucapnya.
Sebelum operasi sendiri jari MS sudah menghitam dan mengecil karena jaringannya sudah mati.
"Istilah medisnya seperti dimumi seperti itu," lanjut Taufik.
Kini kondisi fisik korban sudah mulai membaik pasca operasi. Selanjutnya MS akan dievaluasi selama enam bulan untuk pemulihan kondisi fisik dan psikisnya.
Taufik menjelaskan sudah ada psikolog dari berbagai instansi yang datang untuk menyembuhkan kondisi mental keponakannya.
Ads.
"Saya harap para psikolog akan mendampingi sampai kondisi keponakan kami benar-benar sembuh," jelasnya.
Kendati sudah menjadi korban bully di sekolah, MS nyatanya masih menyimpan keinginan untuk melanjutkan sekolah.
"Tentu dia ingin melanjutkan sekolah, makanya itu yang kami inginkan dia bisa menghadapi lingkungannya lagi," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Taufik mengatakan jika kini pihak keluarga tengah fokus menyembuhkan trauma yang dialami MS.
"Kita fokuskan pada pemulihan psikis, agar dia bisa percaya diri kembali," pungkasnya.
Untuk diketahui, MS diduga menjadi korban bully beberapa pekan lalu di sekolahnya. Berdasarkan pengakuan Kepala Sekolah, Kepala Dinas Pendidikan dan Wali Kota Malang, kejadian ini bermula dari gurauan antar teman di siswa di sekolah. Jari MS juga disebut sering terkena gesper sehingga menjadi cidera.
Reporter : Rizal Adhi Pratama