Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten Media Partner
Visiting Lecturer FEB Unisma Bahas Behavioral Finance Masa Pandemi COVID-19
21 Desember 2020 14:22 WIB
ADVERTISEMENT
MALANG- Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang (Unisma) merealisasikan kerjasama internasional dengan Taskent State Universityof Oriental Study (TSUOS) Uzbekistan dengan menggelar 3 program internasional yang saat ini di masa pandemik terealisir dengan baik di antaranya international credit transfer, joint conference (3rICEBUSS) dan pertukaran dosen.
ADVERTISEMENT
Dekan FEB Unisma Nur Diana, SE, MSi mengatakan bahwa international collaboration antara FEB Unisma dengan TSUOS Uzbekistan difokuskan untuk pertukaran dosen yang diwujudkan melalui program visiting lecturer, pertukaran mahasiswa, joint conference atau seminar maupun proyek penelitian bersama.
“Pendidikan tinggi khususnya Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam malang menyadari bahwa saat ini kita menghadapi persaingan global yang makin kompleks, tuntuntan revolusi Industri 4.0 maupun Society 5.0 dan Kebijakan Kampus Merdeka yang dicanagkan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Kita dituntut untuk mampu berperan aktif, inovatif, dan inspiratif sehingga dapat menghasilkan lulusan yang berdaya saing unggul. Berbagai upaya kita lakukan guna menjadi PT yang unggul diantaranya dengan menjalin kerja sama internasional dengan perguruan tingi lain dari berbagai negara,” beber Diana.
“Semoga ini sejalan dengan slogan Perguruan Tinggi kami dari NUR untuk Indonesia dan peradaban dunia”. Hal ini tampaknya sejalan dengan upaya TSUOS Uzbekistan dalam mewujudkan visi Internasionalnya.”
ADVERTISEMENT
Program internasional , kata Diana, diarahkan dalam mewujudkan program merdeka belajar. Di antaranya perwujudan curriculum antar program studi sebagai inisiasi kurikulum internasional. Selanjutnya, program mobility (inbound dan outbound), tidak hanya mahasiswa FEB Unisma dan Tashkent State University of Oriental Studies saja yang mengadakan mobility tetapi dosen juga sangat penting agar memiliki wawasan dan pengalaman internasional. “Dan bagi kedua institusi akan mendapatkan pengembangan ilmu dan wawasan terkait perkembangan ekonomi, riset, praktik bisnis maupun isu-isu bisnis terkini yang terjadi di dua negara yaitu Indonesia dan Uzbekistan,” imbuhnya.
Sementara itu pada 18 Desember 2020 dilakukan visiting lectrure Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Malang Assist. Prof Dwiyani Sudaryanti, S.E., M.Si., Akt. Dengan tema “Behavioral Finance During Pandemic Case In Indonesia”secara Daring. Acara yang diiukti seluruh mahasiswa dan dosen TSUOS Uzbekistan ini dimoderatori oleh Assoc. Prof. Dr. Zulayho Kodirova (Chair of Department of Foreign Economic Activity and Tourism, Tashkent State University of Oriental Studies).
ADVERTISEMENT
Dalam paparannya , Dwiyani mengatakan bahwa mengelola keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan ekonomi,terlebih dalam situasi pandemi Covid-19 yang menyebabkan adanya peningkatan biaya hidup. Tidak dapat dipungkiri bahwa wabah ini sangat mempengaruhi manajemen keuangan banyak orang. Bukan kebiasaan dan gaya hidup seseorang saja yang berubah, tetapi cara mengatur keuangan pribadi juga ikut berubah mengikuti tatanan hidup baru/new normal. Mulai dari melakukan penghematan sampai dengan menyiapkan lebih banyak dana darurat yang bisa dipakai setiap waktu.
“Ada dua hal penting yang perlu dipahami dalam mengelola keuangan di mana masyarakat saat ini lebih memilih untuk melakukan kegiatan apapun yang berbasis contactless. Minat akan layanan konsumen yang berbasis online semakin meningkat.Hal ini terjadi karena adanya aturan pemerintah untuk meminimalisir kegiatan di luar. Sehingga masyarakat lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan mereka dengan berbelanja secara online pada marketplace ataupun e-commerce,” jelas Dwiyani.
ADVERTISEMENT
Perubahan perilaku konsumen terjadi di masa pandemi karena adanya dorongan dari perubahan kondisi yang memaksa mereka untuk beradaptasi dengan kondisi tersebut. Namun, ada kemungkinan perilaku konsumen saat ini bertahan hingga jangka waktu yang cukup lama.
Dwiyani melanjutkan jika konsumen tentu saat ini sudah terbiasa untuk berbelanja atau melakukan aktivitas dengan kontak fisik yang minim dan melakukan protokol kesehatan kapan saja dan di mana saja karena masih belum merasa aman sejak hadirnya pandemi ini. (ads)