Warga Korban Banjir Bandang di Kota Batu Menolak Rencana Relokasi

Konten Media Partner
15 November 2021 16:56 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga Korban Banjir Bandang di Kota Batu Menolak Rencana Relokasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
BATU - Sejumlah warga yang rumahnya rusak berat dan sedang di tepi sungai akibat banjir bandang di Kota Batu menolak untuk direlokasi. Wacana itu sudah disampaikan Pemkot Batu bersama Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada warga melalui kepala desa Bulukerto.
ADVERTISEMENT
Seperti diketahui, untuk mencegah kejadian terulang rumah warga yang ada di bantaran sungai akan direlokasi. Sebagai gantinya, disediakan lahan di tanah kas desa untuk dibangun hunian sementara (huntara). Namun rupanya solusi itu tak berjalan mulus.
Penolakan ini disampaikan Kepala Desa Bulukerto Suwantoro. Dia menyampaikan bahwa warganya menolak rencana relokasi tersebut karena takut prosesnya akan memakan waktu lama.
''Ada yang mau, ada juga yang tidak mau. Mereka takut kejadian longsor kayak di Dusun Brau, Desa Gunungsari itu kan gak selesai-selesai karena nunggu Pemerintah Pusat,'' terang dia pada awak media, Senin (15/11/2021).
Di sisi lain, rencana penggunaan huntara di tanah kas desa, Pemdes juga mendapati penolakan dari pihak kecamatan dan juga warga. Dalam hal ini, lahan yang direncanakan ada di dekat Gedung Kesenian, Desa Bulukerto.
ADVERTISEMENT
''Sudah kami sampaikan dan kecamatan tidak membolehkan, warga juga,. Menteri PUPR yang membangun, kami yang cari tanahnya, itu yang sulit,'' kata dia.
Data yang sudah dihimpun, total ada 8 rumah rusak akibat banjir bandang. Terdiri dari 3 rumah rusak berat dan sisanya rusak sedang. Sementara ada 7 rumah lain yang rusak ringan. Di antara pemilik rumah itu ada 3 orang yang tidak punya tanah.
''Yang rumahnya terdampak hanyut dan rusak berat, apa lagi gak punya tanah namti akan kami pikirkan bersama, kasihan juga ini musibah. Yang paling penting warga bisa hidup normal kembali,'' pungkas dia.
Terkait hal ini, Wali Kota Batu Dewanti Rumpoko juga belum mendapatkan hasil koordinasi final dengan pihak desa. Namun dia tetap optimistis rencana relokasi ini bisa segera terwujud.
ADVERTISEMENT
"Ini semua demi kebaikan. Kami juga masih belum berkoodinasi langsung dengan desa. Nanti deh akan kami informasikan lagi," tandasnya.
Selain itu, langkah penanganan pascabencana paling prioritas dilakukan adalah memperlebar aliran Kali Sambong yang semula memang sungai mati. Namun, akibat bencana ini dikhawatirkan Kali Sambong akan menjadi sungai baru.
Rencananya, Kali Sambong ini diperlebar hingga sepanjang 4 kilometer hingga ke muara Sungai Brantas. Sebab itulah, relokasi rumah warga di bantaran sungai juga perlu direalisasikan segera.
Seperti diketahui, bencana air bah itu terjadi akibat sempitnya aliran sungai sehingga saat dialiri air disertai material sampah hutan dan sedimentasi otomatis akan tersumbat. Sehingga ketika ditekan debit air yang tinggi, sumbatan akan jebol dan menjadi air bah.
ADVERTISEMENT