Waroeng Kemarang di Banyuwangi Raih Juara East Java Tourism Awards

Konten Media Partner
11 Desember 2021 15:07 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wowok Meirianto beserta istri setelah menerima penghargaan Terbaik II Restoran Non Bintang. Foto: dok
zoom-in-whitePerbesar
Wowok Meirianto beserta istri setelah menerima penghargaan Terbaik II Restoran Non Bintang. Foto: dok
ADVERTISEMENT
MALANG - Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) menggelar East Java Tourism Awards sebagai bentuk apresiasi pada tempat-tempat pariwisata. Kegiatan ini berlangsung di Hotel Grand Mercure Malang Mirama, Kota Malang, pada Jumat (10/12/2021) malam.
ADVERTISEMENT
Salah satu kategori dalam ajang ini adalah Restoran Non Bintang yang memberikan penghargaan pada restoran terbaik di Jawa Timur.
Waroeng Kemarang yang terletak di Kabupaten Banyuwangi berhasil menyabet Terbaik II dalam kategori Restoran Non Bintang.
Wowok Meirianto, pemilik Waroeng Kemarang saat menerima penghargaan Terbaik II kategori Restoran Non Bintang. Foto: Aisyah Nawangsari
Ini merupakan prestasi yang luar biasa mengingat usia restoran ini baru 3,5 tahun dan tetap bertahan di tengah pandemi COVID-19.
"Kami tidak mengira (akan mendapat penghargaan), karena 3,5 tahun ini perjuangan kami cukup keras. Apalagi berjuang melawan COVID-19. Untuk bisa survive itu sangat berarti," ungkap Pemilik Waroeng Kemarang, Wowok Meirianto.
Wowok sendiri tidak memiliki latar belakang di bidang kuliner ataupun bisnis. Sebelumnya, Wowok merupakan ahli IT di perusahaan minyak.
Wowok bersama istrinya mendirikan Waroeng Kemarang pada tahun 2018 dengan harapan dapat memiliki bisnis yang mereka kelola selepas pensiun.
ADVERTISEMENT
Ide untuk mendirikan Waroeng Kemarang ini tercetus saat Wowok melihat Banyuwangi memiliki potensi wisata yang luar biasa.
"Kami punya ide membuat destinasi kuliner tradisional. Jadi menu-menunya masakan khas Banyuwangi seperti rujak soto, sego tempong, pecel pitik, uyah asem. Juga kue cucur, onde-onde, dan pisang goreng," beber Wowok.
Agar Waroeng Kemarang lebih menarik, Wowok tak hanya fokus pada menu, melainkan juga pada konsep restoran.
Di Waroeng Kemarang, pengunjung dapat menikmati pemandangan yang indah dan angin sepoi-sepoi dari alam.
Desain bangunan Waroeng Kemarang juga mengusung tema kesenian tradisional. Mulai dari arsitektur hingga dekorasinya.
"Selain menikmati makanan tradisional, tamu bisa menikmati alam Banyuwangi yang indah di tepi persawahan, dengan suguhan seni budaya tradisional Banyuwangi," ujar Wowok.
ADVERTISEMENT
Tak berhenti di makanan dan seni budaya tradisional, Wowok juga berencana menjadikan Waroeng Kemarang sebagai destinasi sejarah.
Ke depannya, Waroeng Kemarang akan memiliki Museum Gandrung. "Kami ingin mendirikan Museum Gandrung sehingga orang tahu sejarahnya Gandrung itu seperti apa," kata Wowok.
Wowok juga berharap setelah Gandrung, dia bisa mengenalkan koin Cina bersejarah yang ditemukan di tanah milik Waroeng Kemarang.
"Di tahun 2021, ditemukan koin Cina sebesar 36,5 kilogram. Kami ingin menunjukkan bahwa 900 tahun yang lalu sudah ada koin ini di tanah Waroeng Kemarang. Artinya, 900 tahun yang lalu, Banyuwangi sudah makmur," jelas Wowok.
"Ke depannya kami ingin Waroeng Kemarang jadi destinasi wisata kuliner yang memiliki nilai seni budaya dan sejarah," harap Wowok.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Terbaik III untuk kategori Restoran Non Bintang di East Java Tourism Awards diraih oleh Gubug Makan Mang Engking dan Terbaik I diraih oleh Taman Indie River View Resto.
"Saya sudah berkali-kali mengunjungi Taman Indie. Kemudian Mak Engking ini tarafnya sudah nasional, restorannya ada di mana-mana. Jadi, kami bangga karena diapit oleh dua restoran yang luar biasa yang selama ini kami jadikan sebagai guru," pungkas Wowok.(ads)