Konten dari Pengguna

Pentingnya Edukasi Ketenagakerjaan bagi Mahasiswa di Indonesia

Tunggul Narpadi
Mahasiswa Pascasarjana Universitas Paramadina
21 Oktober 2024 10:03 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tunggul Narpadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi di ambil pada saat Demonstrasi Mahasiswa Covid 19 tahun 2020.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi di ambil pada saat Demonstrasi Mahasiswa Covid 19 tahun 2020.
ADVERTISEMENT
Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang pesat, mahasiswa dihadapkan pada berbagai tantangan ketika memasuki dunia kerja. Edukasi ketenagakerjaan menjadi salah satu solusi untuk mempersiapkan mereka menghadapi berbagai tantangan tersebut. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022, tingkat pengangguran terbuka di Indonesia mencapai 6,49%, dan sebagian besar pengangguran berasal dari lulusan perguruan tinggi (Data BPS tahun 2022).
ADVERTISEMENT
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mahasiswa telah menyelesaikan pendidikan tinggi, mereka masih menghadapi kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan yang sesuai. Oleh karena itu, penting bagi perguruan tinggi untuk memberikan edukasi ketenagakerjaan yang memadai agar mahasiswa dapat bersaing di pasar kerja.
Edukasi ketenagakerjaan tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi juga mencakup pemahaman tentang hak-hak tenaga kerja. Mahasiswa sering kali tidak menyadari hak-hak mereka sebagai pekerja, yang dapat membuat mereka rentan terhadap eksploitasi di tempat kerja.
Sebuah survei oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) menunjukkan bahwa 70% mahasiswa tidak mengetahui hak-hak mereka sebagai tenaga kerja (LPPM, 2023). Dengan memberikan edukasi yang tepat, mahasiswa dapat dilengkapi dengan pengetahuan yang diperlukan untuk melindungi diri mereka dan memahami apa yang seharusnya mereka harapkan dari pemberi kerja.
ADVERTISEMENT

Tantangan yang Dihadapi Mahasiswa dalam Memasuki Dunia Kerja

Salah satu tantangan utama yang dihadapi mahasiswa saat memasuki dunia kerja adalah kurangnya pemahaman tentang hak-hak mereka sebagai tenaga kerja. Banyak mahasiswa yang tidak menyadari bahwa mereka memiliki hak-hak tertentu yang dilindungi oleh undang-undang.
Dalam konteks ini, edukasi ketenagakerjaan sangat penting untuk memberikan pengetahuan yang memadai tentang perlindungan hak tenaga kerja. Menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, setiap pekerja berhak atas upah yang layak, perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja, serta hak untuk berserikat. Namun, tanpa pemahaman yang baik mengenai hak-hak ini, mahasiswa dapat terjebak dalam situasi yang merugikan.
Selain itu, banyak mahasiswa yang merasa tidak siap untuk menghadapi dunia kerja karena kurangnya keterampilan praktis. Data dari World Economic Forum (2021) menunjukkan bahwa 94% pekerja percaya bahwa mereka perlu terus belajar dan mengembangkan keterampilan baru untuk tetap relevan di pasar kerja.
ADVERTISEMENT
Edukasi ketenagakerjaan dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan, seperti kemampuan komunikasi, manajemen waktu, dan kerja tim. Dengan keterampilan ini, mereka akan lebih siap untuk bersaing dan beradaptasi dengan lingkungan kerja yang beragam.
Keterampilan praktis yang diperoleh melalui edukasi ketenagakerjaan juga sangat penting dalam meningkatkan daya saing mahasiswa. Melalui program-program yang dirancang untuk memberikan keterampilan praktis dan pengetahuan tentang pasar kerja, mahasiswa dapat lebih siap untuk bersaing.
Misalnya, banyak perguruan tinggi yang menawarkan pelatihan dalam pembuatan CV yang menarik dan teknik wawancara yang efektif. Dengan demikian, edukasi ketenagakerjaan tidak hanya memberikan pengetahuan teoritis, tetapi juga keterampilan praktis yang sangat dibutuhkan di dunia kerja.
Dalam konteks ini, penting untuk melakukan evaluasi terhadap program-program edukasi ketenagakerjaan yang ada. Perguruan tinggi perlu memastikan bahwa program-program tersebut relevan dengan kebutuhan pasar dan mampu memberikan manfaat yang nyata bagi mahasiswa.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi oleh Institute for the Future (2020) menunjukkan bahwa pendidikan yang berorientasi pada keterampilan praktis dan pengalaman langsung dapat meningkatkan peluang kerja mahasiswa hingga 50%. Oleh karena itu, perguruan tinggi harus terus berinovasi dan menyesuaikan program edukasi ketenagakerjaan agar sesuai dengan perkembangan industri.
Secara keseluruhan, tantangan yang dihadapi mahasiswa dalam memasuki dunia kerja sangat kompleks. Oleh karena itu, edukasi ketenagakerjaan menjadi sangat penting untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan agar mereka dapat bersaing dan melindungi hak-hak mereka sebagai tenaga kerja. Dengan pemahaman yang baik tentang hak-hak dan keterampilan praktis yang memadai, mahasiswa akan lebih siap untuk menghadapi tantangan di dunia kerja.

Keterkaitan antara Pendidikan dan Ketenagakerjaan

Pendidikan dan ketenagakerjaan memiliki hubungan yang sangat erat. Dalam konteks ini, penting untuk memahami bahwa edukasi ketenagakerjaan tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan pekerjaan, tetapi juga sebagai sarana untuk memahami hak tenaga kerja mahasiswa. Banyak mahasiswa yang lulusan perguruan tinggi beranggapan bahwa pendidikan yang mereka terima sudah cukup untuk menjamin mereka mendapatkan pekerjaan yang baik. Namun, tanpa pemahaman yang jelas tentang hak-hak mereka, mereka bisa saja terjebak dalam situasi yang merugikan.
ADVERTISEMENT
Edukasi ketenagakerjaan juga mendukung perlindungan dan pemberdayaan mahasiswa. Dengan memahami hak-hak mereka, mahasiswa dapat lebih percaya diri dalam bernegosiasi dengan pemberi kerja mengenai gaji dan kondisi kerja.
Sebuah survei oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) mencatat bahwa 60% karyawan muda merasa tidak memiliki cukup pengetahuan untuk bernegosiasi mengenai hak-hak mereka (Komnas HAM, 2023).
Mereka akan lebih berani untuk berbicara jika ada pelanggaran hak yang terjadi, serta lebih siap untuk mengambil tindakan jika diperlukan. Ini adalah bentuk pemberdayaan yang sangat penting, yang akan membantu mahasiswa untuk tidak hanya menjadi pekerja yang baik, tetapi juga menjadi individu yang mampu memperjuangkan hak-hak mereka.
Seorang tokoh pendidikan kritis Paulo Freire, mengungkapkan bahwa sangat penting jika pendidikan harus memberdayakan individu untuk memahami konteks sosial dan ekonomi mereka, serta membantu mereka menyadari hak dan tanggung jawab sebagai warga negara. Hal tersebut diungkap pada Buku Pedagogy of the Oppressed (1970), Dalam buku ini, Freire mengemukakan pentingnya pendidikan yang memberdayakan individu untuk memahami konteks sosial dan ekonomi mereka. Ia menekankan bahwa pendidikan seharusnya tidak hanya bersifat transfer pengetahuan, tetapi juga membantu individu untuk menyadari hak dan tanggung jawab mereka sebagai warga negara.
ADVERTISEMENT
Paulo Freire menekankan bahwa proses pendidikan harus bersifat dialogis, di mana siswa dan guru terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat mengembangkan kesadaran kritis yang memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi dan mengatasi ketidakadilan sosial.
Hal Ini menjadi fondasi bagi banyak pendekatan pendidikan kritis saat ini. Dalam konteks edukasi ketenagakerjaan, prinsip ini sangat relevan, karena mahasiswa perlu memahami posisi mereka dalam struktur pasar kerja dan bagaimana mereka dapat memperjuangkan hak-hak mereka.
Freire juga menekankan dialog sebagai metode pembelajaran. Dengan dialog, mahasiswa dapat berinteraksi dan berbagi pengalaman mengenai dunia kerja, sehingga membentuk pemahaman kolektif tentang hak-hak mereka. Edukasi ketenagakerjaan yang berlandaskan pada pendidikan kritis Freire dapat menciptakan lingkungan di mana mahasiswa merasa berdaya dan memiliki suara, sehingga mereka lebih siap untuk menghadapi tantangan yang ada di depan mereka.
ADVERTISEMENT

Integrasi dalam Kurikulum

Dengan demikian, penting bagi perguruan tinggi untuk mengintegrasikan edukasi ketenagakerjaan dalam kurikulum mereka. Program-program yang mengajarkan mahasiswa tentang hak-hak tenaga kerja dan keterampilan yang diperlukan untuk memasuki dunia kerja harus menjadi bagian penting dari pendidikan tinggi. Melalui pendekatan ini, mahasiswa tidak hanya akan mendapatkan pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis yang dapat meningkatkan daya saing mereka di pasar kerja.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, keterkaitan antara pendidikan dan ketenagakerjaan harus dipahami dengan baik oleh mahasiswa. Edukasi ketenagakerjaan yang komprehensif dapat membantu mahasiswa untuk lebih siap menghadapi dunia kerja, memahami hak-hak mereka, dan menjadi individu yang berdaya saing tinggi. Oleh karena itu, perguruan tinggi perlu terus berupaya untuk meningkatkan program-program edukasi ketenagakerjaan yang relevan dan bermanfaat bagi mahasiswa
ADVERTISEMENT