Konten dari Pengguna

Hari Film Nasional: Indonesia di Kancah Dunia (1)

Tutur Literatur
O Captain, My Captain. (Whitman, 1865)
30 Maret 2017 21:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tutur Literatur tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Film lokal sedang terbang melayang di langit dunia.
Hari Film Nasional: Indonesia di Kancah Dunia (1)
zoom-in-whitePerbesar
Hari Film Nasional. (Foto: bintang.com)
ADVERTISEMENT
Selamat Hari Film Nasional!!
Indonesia telah mengenal dunia perfilman sejak awal kemerdekaan. Dengan kata lain, film telah menjadi bagian yang menemani pembangunan Negara. Film bukan hanya tayang belaka. Gambar yang diputar dihadapan anda adalah salah satu bentuk dari “karya tulis” modern. Film mengangkat dan menunjukkan pola berpikir, kondisi sosial politik, ekonomi, dan kemasyarakatan suatu daerah atau Negara tertentu.
Berapa banyak dari kalian yang merasa bahwa film Indonesia belum dapat dinilai baik? Banyak yang beranggapan bahwa film di Indonesia terlihat monoton, membosankan, tidak memiliki nilai produksi, digarap seenaknya sendiri, atau dimainkan oleh aktor dan aktris yang tidak sesuai kapasitasnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa dunia perfilman Indonesia juga masih dalam proses pengembangan. Negara-negara besar yang dunia perfilmannya sudah maju juga masih memiliki sisi gelapnya tersendiri. Namun, kita tidak perlu khawatir karena sineas di Indonesia juga sedang mendobrak pintu dunia.
ADVERTISEMENT
Film-film yang disutradarai oleh orang asli Indonesia tanpa diketahui telah banyak ditampilkan di luar negeri. Festival film seperti Cannes dan Sundance telah sering disuguhi jamuan ala Indonesia di layar kacanya. Sayangnya, film-film tersebut biasanya tidak ditampilkan di bioskop seperti layaknya film-film mainstream. Hal ini dikarenakan film-film ini membawakan tema yang biasanya sangat sensitif seperti, politik, agama ataupun seksualitas. Berikut adalah film-film Indonesia yang telah dinikmati dalam skala internasional.
Hari Film Nasional: Indonesia di Kancah Dunia (1) (1)
zoom-in-whitePerbesar
Salah satu adegan di Film Prenjak. (Foto: rappler.com)
1. Prenjak.
Sutradara: Wregas Bhanuteja. Cannes Film Festival
Film Prenjak atau In the Year of the Monkey adalah salah satu film terbaru yang tampil di Cannes Film Festival pada tahun 2016. Film berdurasi 12 menit ini mengisahkan tentang tokoh bernama Diah (Rosa Sinegar) yang sudah berada di ambang putus asanya. Diah pun menawarkan korek seharga Rp 10.000/batang kepada Jarwo (Yohannes Budyambara) untuk dinyalakan dan digunakan agar dapat mengintip vaginanya. Film ini memenangkan penghargaan sebagai film terbaik di Cannes Film Festival dan film pendek terbaik di Asia Tenggara pada ajang Singapore International Film Festival (SGIFF) 2016.
ADVERTISEMENT
Hari Film Nasional: Indonesia di Kancah Dunia (1) (2)
zoom-in-whitePerbesar
Poster film Istirahatlah Kata-kata. (Foto: assets.kompas.com)
2. Istirahatlah Kata-kata
Sutradara: Yosep Anggi Noen. Locarno International Film Festival
Film ini bercerita tentang pengasingan diri seorang penyair bernama Wiji Thukul. Peran Wiji Thukul dimainkan dengan sangat baik oleh aktor bernama Gunawan Maryanto. Film mengenai penyair lokal ternyata mampu berlayar hingga ke negeri orang. Istirahatlah kata-kata telah tayang perdana di Locarno International Film Festival pada bulan Agustus lalu dan juga ditampilkan di Pacific Meredien International Film Festival di Vladivostok, Rusia pada September 2016.
Hari Film Nasional: Indonesia di Kancah Dunia (1) (3)
zoom-in-whitePerbesar
Poster film A Copy of My Mind. (Foto: kompasiana.com)
3. A Copy of My Mind
Sutradara: Joko Anwar. Busan International Film Festival
Joko Anwar adalah salah satu sutradara yang amat terkenal dengan tema dan cerita yang unik dan menarik. Film ini bercerita tentang kisah romansa dua insan yaitu Sari (Tara Basro) dan Alek (Chicco Jerikho) yang dikombinasikan dengan problematika politik Negara di daerah Jakarta. Sari adalah seseorang yang sangat suka menonton DVD bajakan. Hobi inilah yang mengantarkan ia hingga bertemu dengan Alek seorang penerjemah dan pembuat subtitle dari DVD bajakan tersebut. Film ini telah ditayangkan di beberapa festival film internasional seperti Osaka Film Festival 2016, Rotterdam International Film Festival (RIFF) 2016, Venice International Film Festival 2015, Toronto International Film Festival (TIFF) 2015, dan Busan International Film Festival (BIFF) 2015.
ADVERTISEMENT
(Flip the page to read more)
-ASR-
Sumber: cnnindonesia.com, kabarrantau.com, flickmagazine.net