Konten dari Pengguna

Daur Ulang Limbah Aluminium: Menyelamatkan Lingkungan, Membangun Ekonomi

Tio Putra Wendari
Dosen Departemen Kimia Universitas Andalas dan Peneliti Ilmu Material Sebagai Bahan Penyimpan Energi
18 April 2024 17:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tio Putra Wendari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tampilan kumpulan kaleng minuman yang siap dibawa ke pusat daur ulang (Sumber: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan kumpulan kaleng minuman yang siap dibawa ke pusat daur ulang (Sumber: Shutterstock)
ADVERTISEMENT
Aluminium telah menjadi salah satu logam yang paling bernilai di berbagai industri saat ini. Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kemasan makanan dan minuman, kendaraan, bahkan perabot rumah tangga yang terbuat dari aluminium, yang kemudian dapat didaur ulang setelah digunakan untuk dijadikan produk lain. Dengan menyusun sekitar 8% dari massa logam total kerak bumi, Aluminium merupakan salah satu logam yang paling banyak ditambang dalam bentuk bauksit. Dalam empat ton bauksit akan menghasilkan satu ton aluminium.
ADVERTISEMENT
Aluminium adalah salah satu material yang paling efisien dalam proses daur ulang. Proses daur ulang ini hanya membutuhkan 5% dari energi dan menghasilkan 5% emisi gas rumah kaca dibandingkan produksi aluminium baru dari bahan baku primer bauksit. Dengan kata lain, proses daur ulang aluminium lebih efisien dari segi biaya dan ramah lingkungan.
Limbah aluminium dalam bentuk kaleng minuman, pintu mobil, bingkai jendela dan lainnya dapat didaur ulang menjadi bahan aluminium murni dengan siklus yang tak terbatas. Faktanya sekitar 75% dari semua aluminium yang pernah diproduksi masih beredar dalam bentuk aluminium daur ulang. Oleh karena itu, daur ulang merupakan siklus normal dalam industri aluminium modern.
Banyak negara di dunia semakin memperhatikan pentingnya daur ulang aluminium dan menerapkan kebijakan yang nyata untuk praktik daur ulang. Salah satu contoh adalah Brazil, yang dikenal sebagai pemimpin global dalam daur ulang aluminium, dengan tingkat daur ulang aluminium tertinggi mencapai lebih dari 98%. Kebijakan pemerintah yang kuat, investasi dalam infrastruktur daur ulang, dan kesadaran masyarakat yang tinggi adalah faktor kunci dalam kesuksesan Brazil dalam mencapai tingkat daur ulang aluminium yang tinggi tersebut. Jepang juga memiliki kebijakan yang progresif dalam mendukung daur ulang aluminium mencapai 83%.
ADVERTISEMENT
Untuk industri otomotif dan konstruksi, tingkat daur ulang aluminium melebihi 90%, menunjukkan komitmen industri terhadap efisiensi energi dan biaya. Upaya daur ulang di Amerika Serikat telah berhasil menghemat lebih dari 90 juta barel minyak setiap tahunnya, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap penghematan sumber daya fosil. Namun, bagaimana proses daur ulang aluminium sebenarnya berlangsung? Proses ini melibatkan beberapa siklus bertahap yang disebut sebagai "Aluminium Can Recycling Loop":
Kegiatan daur ulang limbah aluminium (Sumber: Shutterstock)
Limbah kaleng aluminium dikumpulkan di pusat daur ulang. Limbah aluminium yang dikumpulkan kemudian dibersihkan dan dipisahkan untuk menghilangkan kontaminan seperti cat, kotoran, dan benda asing lainnya. Proses ini dapat melibatkan pencucian, pengupasan, dan penyaringan untuk memastikan aluminium bersih dan siap untuk didaur ulang. Setelah pembersihan, aluminium diubah menjadi potongan-potongan kecil menggunakan mesin penghancur atau penggiling khusus. Potongan ini kemudian dilelehkan dalam tungku besar untuk membentuk logam cair. Proses ini membutuhkan suhu yang sangat tinggi, sering kali melebihi 700°C diatas titik leleh logam ini. Logam cair ini kemudian dicetak ke dalam cetakan untuk membentuk bahan baku baru, seperti balok atau cetakan. Bahan mentah aluminium ini dapat diproses untuk menghasilkan produk akhir yang diinginkan. Produk aluminium daur ulang kemudian siap untuk dijual dan didistribusikan ke berbagai industri termasuk konstruksi, manufaktur, otomotif, dan banyak lagi.
Proses pencetakan lelehan aluminium di fasilitas daur ulang (Sumber: Shutterstock)
Dalam proses pembuatan kaleng minuman baru, aluminium cair sering kali dibentuk menjadi lembaran dan dibentuk menjadi kaleng baru melalui proses pencetakan. Data menunjukkan bahwa proses ini dapat menghasilkan lebih dari 105.784 kaleng yang dibuat setiap menit di Inggris saja. Kaleng-kaleng baru kemudian diisi dengan minuman atau barang lainnya dan kemudian didistribusikan ke konsumen di seluruh dunia. Nantinya limbah penggunaan ini dikelola kembali untuk memulai siklus baru.
ADVERTISEMENT
Dengan memanfaatkan potensi aluminium daur ulang secara penuh, industri dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan mengurangi jejak karbon secara signifikan. Tidak hanya itu, efisiensi ekonomi yang diperoleh dari daur ulang aluminium juga dapat menghasilkan manfaat ekonomi yang substansial.