Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Green Chemistry: Tren Inovatif dalam Penelitian Kimia yang Ramah Lingkungan
7 Mei 2024 13:56 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Tio Putra Wendari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Green Chemistry, atau kimia hijau, adalah konsep yang lahir sebagai respons terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh industri kimia terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Dikenal juga sebagai sustainable chemistry, green chemistry berfokus pada pengembangan proses kimia yang lebih aman, lebih bersih, dan lebih berkelanjutan. Konsep ini menggabungkan prinsip-prinsip ekologi dengan pengetahuan ilmiah kimia untuk menciptakan solusi yang lebih ramah lingkungan. Pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1990-an oleh Paul Anastas dan John Warner melalui buku mereka yang berjudul "Green Chemistry: Theory and Practice", green chemistry telah berkembang menjadi bidang multidisiplin yang melibatkan ilmuwan, insinyur, dan pembuat kebijakan dalam upaya menciptakan proses dan produk yang lebih berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Green Chemistry bertujuan untuk merombak cara tradisional dalam melakukan proses kimia, dengan menekankan pada pencegahan polusi sejak awal proses produksi, bukan hanya pengobatan limbah setelah terbentuk. Penerapan prinsip-prinsip green chemistry dalam metode sintesis material memiliki dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan dan efisiensi proses. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, peneliti dapat merancang proses sintesis yang lebih bersih, lebih efisien, dan lebih ramah lingkungan.
Green chemistry mengusulkan 12 prinsip yang mengarahkan pendekatan dalam merancang proses kimia yang lebih berkelanjutan. Prinsip-prinsip ini meliputi:
ADVERTISEMENT
Penerapan prinsip-prinsip green chemistry dalam metode sintesis material memiliki dampak yang signifikan terhadap keberlanjutan dan efisiensi proses. Dengan mengadopsi prinsip-prinsip ini, peneliti dapat merancang proses sintesis yang lebih bersih, lebih efisien, dan lebih ramah lingkungan. Misalnya, dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya, menggunakan bahan baku terbarukan, dan meningkatkan efisiensi reaksi, proses sintesis dapat menghasilkan lebih sedikit limbah, membutuhkan energi yang lebih sedikit, dan mengurangi jejak karbon secara keseluruhan.