Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Manfaat dan Sumber Unsur Hara dalam Pupuk Organik
21 Mei 2024 13:38 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Tio Putra Wendari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dalam dunia pertanian, keberhasilan panen tidak hanya ditentukan oleh teknik budidaya yang digunakan, tetapi juga oleh kesehatan dan kesuburan tanah. Salah satu cara untuk meningkatkan kesuburan tanah adalah dengan menambahkan pupuk organik. Pupuk organik diketahui lebih ramah lingkungan karena terbuat dari bahan-bahan alami yang mengalami dekomposisi, seperti sisa-sisa tanaman, kotoran hewan, dan bahan organik lainnya.
ADVERTISEMENT
Penambahan pupuk tidak hanya sekadar menutrisi tanaman, tetapi juga memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan aktivitas biologis di dalamnya. Secara kimiawi, pupuk organik menyediakan unsur hara seperti nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), serta unsur mikro seperti magnesium (Mg), kalsium (Ca), dan belerang (S). Beberapa jenis pupuk organik yang digunakan sebagai sumber unsur hara ini termasuk kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, dan pupuk cair organik.
Mari kita bahas satu per satu kandungan unsur hara penting dalam pupuk organik dan bagaimana tanaman memanfaatkannya:
1. Nitrogen (N): Nitrogen adalah salah satu unsur penting yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan vegetatif yang sehat. Tanaman menggunakan nitrogen untuk membentuk protein, klorofil, dan asam nukleat. Klorofil, yang memberikan warna hijau pada tanaman, merupakan kunci dalam proses fotosintesis, di mana tanaman mengubah energi matahari menjadi energi kimia untuk pertumbuhan. Protein, di sisi lain, adalah blok bangunan bagi sel-sel tanaman, yang penting untuk pembentukan jaringan baru. Sumber-sumber hijau seperti sisa-sisa tanaman, dedaunan, kotoran hewan, dan limbah pertanian merupakan sumber utama nitrogen dalam pupuk organik.
ADVERTISEMENT
2. Fosfor (P): Fosfor adalah komponen utama dari molekul penting seperti DNA, RNA, dan ATP (adenosin trifosfat). DNA dan RNA adalah molekul yang menyimpan informasi genetik dan mengatur fungsi sel, sementara ATP adalah sumber utama energi dalam sel. Tanaman menggunakan fosfor untuk pertumbuhan akar yang kuat, perkembangan biji, dan transfer energi dalam proses metabolisme. Sumber fosfor dalam pupuk organik biasanya berasal dari tulang hewan yang telah dihancurkan dan ditambahkan ke dalam campuran pupuk.
3. Kalium (K): Kalium memiliki peran penting dalam regulasi tekanan osmosis dalam sel tanaman. Ini membantu dalam pengaturan pembukaan dan penutupan stomata, yang mengatur pertukaran gas dan penguapan air dalam tanaman. Selain itu, kalium juga membantu dalam translokasi gula dan asam amino dalam tanaman, serta meningkatkan resistensi terhadap stres biotik dan abiotik. Kalium dalam pupuk organik bisa berasal dari abu kayu, jerami, atau sisa-sisa tanaman seperti kulit pisang yang mengandung kalium.
ADVERTISEMENT
4. Magnesium (Mg): Magnesium adalah bagian penting dari struktur klorofil, molekul yang memungkinkan tanaman untuk menangkap energi matahari selama fotosintesis. Tanaman menggunakan magnesium untuk membentuk enzim yang mengatur reaksi kimia dalam sel dan untuk menjaga stabilitas membran sel. Sumber magnesium dapat berasal dari daun hijau tua, rumput kering, ataupun biji-bijian.
5. Kalsium (Ca): Kalsium diperlukan untuk pembentukan dinding sel yang kuat dan stabilitas struktur tanaman. Ini juga berperan dalam aktivasi enzim dan perantara dalam banyak proses metabolik dalam tanaman. Kalsium membantu mencegah masalah kekurangan kalsium, seperti bercak hitam pada buah-buahan, serta memperkuat sistem pertahanan tanaman. Sumber kalsium dalam pupuk organik bisa berasal dari tulang hewan yang dihancurkan dan sisa kulit telur.
ADVERTISEMENT
6. Belerang (S): Belerang merupakan komponen dari beberapa asam amino yang penting dalam sintesis protein dalam tanaman. Selain itu, belerang juga terlibat dalam pembentukan senyawa sulfur seperti tiol yang berperan dalam detoksifikasi senyawa beracun dalam tanaman. Sumber belerang dapat berasal dari bahan-bahan seperti daun bawang, bawang putih, atau bawang merah.
Lebih lanjut, penambahan pupuk organik tidak hanya terbatas pada penyediaan unsur hara untuk tanaman. Proses dekomposisi bahan organik dalam pupuk juga menghasilkan senyawa organik sederhana seperti asam humat dan asam fulvat. Senyawa-senyawa ini memiliki kemampuan untuk meningkatkan struktur tanah, meningkatkan retensi air, dan meningkatkan ketersediaan unsur hara bagi tanaman. Ini adalah langkah krusial dalam memastikan produktivitas dan keberlanjutan sistem pertanian.
ADVERTISEMENT