Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Memanen Sinar Matahari: Potensi Pembangkit Listrik Tenaga Surya Terapung
12 Mei 2024 15:49 WIB
ยท
waktu baca 3 menitTulisan dari Tio Putra Wendari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah meningkatnya kebutuhan akan energi di Indonesia, tantangan terbesar yang dihadapi adalah bagaimana memenuhi permintaan ini sambil menjaga lingkungan dan konservasi energi bersih. Dalam beberapa dekade terakhir, pemerintah telah mendorong berbagai inisiatif untuk mengeksplorasi energi terbarukan, termasuk energi matahari yang melimpah di wilayah tropis ini. Melalui Undang-undang Nomor 30 Tahun 2007 tentang Energi, pemerintah telah menjadikan dasar hukum untuk pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Selain itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) telah menjadi garda terdepan dalam mendorong pengembangan teknologi ini melalui berbagai program dan kebijakan yang mendukung pemanfaatan energi terbarukan secara luas.
ADVERTISEMENT
Salah satu inovasi terbaru dalam hal ini adalah pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung. PLTS terapung merupakan sistem pembangkit listrik yang merancang panel surya terpasang di atas struktur apung di perairan, seperti danau, waduk, atau laut. Inovasi PLTS terapung memungkinkan pemanfaatan lahan perairan tanpa mengganggu lahan yang digunakan untuk keperluan lain, seperti pertanian atau pemukiman, yang sering kali menjadi sumber konflik dalam pengembangan energi terbarukan.
Spesifikasi proyek PLTS terapung biasanya mencakup desain struktur apung yang tahan terhadap kondisi perairan, panel surya yang efisien dalam menangkap sinar matahari, dan sistem penyimpanan energi untuk memastikan pasokan listrik yang stabil. Selain itu, posisi terapung di atas air juga memungkinkan panel surya untuk mengikuti jalur matahari dengan lebih akurat sepanjang hari, meningkatkan produktivitas mereka dalam menghasilkan listrik.
ADVERTISEMENT
Salah satu proyek terbesar dan paling ambisius dalam hal ini adalah pembangunan PLTS terapung dengan luas 200 hektare di Waduk Cirata, Jawa Barat. Dengan kapasitas 192 Mega Watt Peak (MWp), proyek ini menjadi yang terbesar di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia. Proyek ini menjadi bukti nyata kemajuan dalam pengembangan teknologi PLTS terapung dan komitmen pemerintah dalam mencapai ketahanan energi. Selain itu, proyek ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat tambahan, seperti pengendalian banjir, peningkatan kualitas air, dan pengembangan pariwisata lokal.
Namun, seperti halnya dengan setiap proyek besar, proyek PLTS terapung juga menghadapi tantangan. Biaya investasi yang tinggi dan keterbatasan infrastruktur masih menjadi hambatan yang perlu diatasi. Proyek ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 1,7 triliun dan diprakarsai oleh PT PLN (Persero) bekerja sama dengan perusahaan energi dari Uni Emirat Arab (UEA), yakni Masdar. Tentunya, perlu adanya dukungan dari pemerintah, sektor swasta, dan lembaga internasional, dan diharapkan proyek-proyek serupa dapat diperluas ke wilayah lain di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Melangkah ke depan, pembangkit listrik tenaga surya terapung memiliki potensi besar untuk menjadi bagian integral dari portofolio energi Indonesia yang berkelanjutan. Dengan terus mengembangkan teknologi energi terbarukan, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil, dan memberikan kontribusi positif terhadap mitigasi perubahan iklim global.