Konten dari Pengguna

Pemanfaatan Limbah: Mengungkap Potensi Senyawa Hematit dari Karat Besi

Tio Putra Wendari
Dosen Departemen Kimia Universitas Andalas dan Peneliti Ilmu Material Sebagai Bahan Penyimpan Energi
31 Maret 2024 9:43 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tio Putra Wendari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Karat besi, yang dahulu sering dianggap sebagai masalah dalam industri logam, kini menarik perhatian sebagai subjek penelitian yang
Limbah karat besi yang menjadi permasalahan lingkungan berpotensi sebagai sumber senyawa hematite untuk berbagai reaksi kimia.
zoom-in-whitePerbesar
Limbah karat besi yang menjadi permasalahan lingkungan berpotensi sebagai sumber senyawa hematite untuk berbagai reaksi kimia.
menjanjikan. Proses pembentukan karat, yang merupakan fenomena umum di lingkungan sehari-hari, melibatkan reaksi besi dengan oksigen dan air, membentuk senyawa oksida besi yang dikenal sebagai karat. Meskipun dahulu dianggap sebagai limbah, penelitian terkini menyoroti potensi besar karat besi sebagai sumber daya yang berharga dalam berbagai industri.
ADVERTISEMENT
Indonesia, sebagai salah satu negara dengan sektor industri yang berkembang pesat, juga menghadapi tantangan serius terkait limbah karat besi. Berdasarkan data terbaru, jumlah limbah karat besi di Indonesia mencapai puluhan ribu ton setiap tahunnya, berasal dari berbagai sumber seperti limbah industri, konstruksi, dan barang-barang bekas yang mengandung besi. Masalah utama yang dihadapi adalah dampak lingkungan yang merugikan, termasuk pencemaran tanah dan air serta potensi dampak negatifnya terhadap kesehatan manusia. Selain itu, penumpukan limbah karat besi di tempat-tempat pemulung juga menjadi masalah serius yang perlu ditangani dengan serius.
Penelitian terbaru menyoroti potensi besar karat besi dalam pembentukan senyawa hematit (Fe2O3) untuk berbagai aplikasi industri. Proses kimia sederhana yang dikenal dengan reaksi presipitasi memungkinkan mendapatkan senyawa hematit ini dari limbah karat besi. Secara sederhana, karat besi dilarutkan dalam larutan asam kuat untuk mendapatkan ion-ion besi dalam larutan. Kemudian, dengan menambahkan larutan basa, seperti natrium hidroksida (NaOH), terjadi reaksi antara ion-ion besi dan ion hidroksida menghasilkan endapan Fe(OH)3 yang kemudian teroksidasi menjadi Fe2O3 pada kondisi oksigen yang ada di udara. Proses ini menghasilkan Fe2O3 dalam bentuk padatan yang kemudian dapat dipisahkan dari larutan, dimurnikan, dan digunakan untuk berbagai aplikasi.
ADVERTISEMENT
Salah satu penggunaan hematit sebagai katalis dalam reaksi kimia penting. Penelitian terkini telah berhasil menunjukkan bahwa hematit yang diperoleh dari karat besi efektif digunakan sebagai katalis dalam reaksi oksidasi dan reduksi dalam industri petrokimia dalam proses pembuatan amonia dan metanol. Dengan aktivitas fotokatalitiknya, hematit superhidrofilik juga dapat digunakan sebagai katalis dalam proses degradasi limbah industri dan pemurnian air, sehingga membantu mengurangi polusi dan meningkatkan kualitas lingkungan. Lebih jauh lagi, katalis Fe2O3 yang dihasilkan dari karat besi terbukti efektif dalam mendukung sintesis senyawa organik yang penting untuk pengembangan obat-obatan baru. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal "Organic Chemistry Letters" oleh Jones et al. menunjukkan bahwa Fe2O3 mampu mengkatalisis reaksi sintesis spiroxindole dengan yield mencapai 90%, yang memiliki potensi sebagai agen anti-inflamasi, antikanker, dan antiviral.
ADVERTISEMENT
Temuan-temuan inovatif lainnya menyoroti potensi besar senyawa hematit dari limbah karat besi dalam aspek teknologi penyimpanan energi dan energi terbarukan. Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Advanced Materials menunjukkan bahwa senyawa hematit dari karat besi yang berpori dan berbentuk nanotube memiliki kapasitas penyimpanan energi yang lebih tinggi dalam baterai ion lithium dibandingkan dengan beberapa jenis bahan anoda lainnya. Anoda berbahan hematit ini juga memiliki stabilitas siklus pengisian dan pengosongan yang panjang dan konduktivitas listrik yang baik, yang memungkinkan aliran arus listrik dengan baik di dalam baterai.
Diharapkan, dengan terus menerapkan inovasi dalam riset material dan teknologi, limbah industri seperti karat besi dapat diubah menjadi sumber daya yang berharga, mendorong kemajuan industri menuju keberlanjutan dan efisiensi yang lebih tinggi.***
ADVERTISEMENT
Tio Putra Wendari, Dosen Departemen Kimia Universitas Andalas