Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Konten dari Pengguna
Peranan Elektroda dalam Meningkatkan Kinerja Baterai Litium
18 Mei 2024 16:17 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Tio Putra Wendari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Baterai litium-ion telah menjadi komponen penting dalam teknologi modern, dari ponsel pintar hingga kendaraan listrik. Sebagai inti dari teknologi penyimpanan energi, baterai litium-ion unggul karena densitas energi yang tinggi, umur panjang, dan efisiensi pengisian daya yang cepat. Keunggulan-keunggulan ini menjadikan baterai litium-ion sebagai pilihan utama dalam industri yang terus berkembang. Popularitasnya didorong oleh kemampuan untuk menyimpan lebih banyak energi per satuan berat dibandingkan dengan jenis baterai lain, serta kemampuan mempertahankan kinerja tinggi dalam berbagai kondisi lingkungan.
ADVERTISEMENT
Di balik kinerja luar biasa baterai ini, elektroda berperan sebagai elemen inti yang menentukan kapasitas, keamanan, dan umur panjang baterai. Artikel ini akan membahas berbagai inovasi dan pengembangan terbaru dalam teknologi elektroda untuk baterai litium-ion, serta menjelaskan peranan anoda dan katoda dalam penghantaran listrik.
Terdapat dua jenis elektroda, yaitu anoda dan katoda, yang memiliki peran penting dalam proses penghantaran listrik. Anoda, yang merupakan elektroda negatif, menyimpan ion litium selama proses pengisian dan melepaskannya saat baterai digunakan. Ketika baterai diisi, ion litium bergerak dari katoda ke anoda melalui elektrolit dan elektron bergerak melalui sirkuit eksternal ke anoda. Sebaliknya, saat baterai digunakan untuk menghidupkan perangkat, ion litium kembali bergerak dari anoda ke katoda, dan elektron mengalir melalui sirkuit eksternal dari anoda ke katoda, menghasilkan arus listrik yang dapat digunakan untuk menyalakan perangkat.
Perbedaan dalam material dan struktur anoda dan katoda ini secara langsung mempengaruhi performa baterai, baik dalam hal kapasitas, kecepatan pengisian, maupun umur panjang. Berikut ini beberapa jenis anoda dan katoda yang digunakan pada baterai litium
ADVERTISEMENT
Anoda Grafit Konvensional
Grafit telah lama digunakan sebagai bahan anoda dalam baterai litium-ion karena kestabilannya dan kemampuannya menyimpan ion litium dengan baik. Namun, kapasitas grafit yang terbatas, sekitar 372 mAh/g, mendorong peneliti untuk mencari alternatif yang lebih efisien. Walaupun grafit menawarkan stabilitas tinggi dan biaya rendah, kapasitasnya yang relatif kecil dan kecepatan pengisian yang lambat menjadi hambatan utama dalam penggunaannya pada aplikasi yang membutuhkan kinerja tinggi.
Anoda Berbasis Silikon
Silikon mampu menyimpan litium hingga sepuluh kali lebih banyak dibandingkan grafit, menjadikannya kandidat ideal untuk meningkatkan kapasitas baterai. Tantangan utama adalah ekspansi dan kontraksi silikon selama siklus pengisian dan pengosongan, yang dapat merusak struktur anoda. Inovasi seperti nanoteknologi dan pelapisan silikon dengan bahan fleksibel telah dikembangkan untuk mengatasi masalah ini. Misalnya, penggunaan nanowire silikon atau komposit silikon-karbon dapat meningkatkan stabilitas dan kapasitas anoda. Meskipun silikon memiliki potensi besar untuk meningkatkan kapasitas hingga 4200 mAh/g, tantangan teknis seperti perubahan volume yang signifikan dan perlunya teknologi pelapisan yang canggih masih harus diatasi.
ADVERTISEMENT
Anoda Litium Metal
Litium metal sebagai anoda menawarkan kapasitas energi yang sangat tinggi, tetapi masalah dendrit (struktur seperti jarum yang terbentuk selama pengisian) bisa menyebabkan korsleting dan kegagalan baterai. Solusi potensial termasuk penggunaan elektrolit padat atau pelapisan anoda dengan bahan yang dapat mencegah pembentukan dendrit, seperti lapisan pelindung berbasis keramik. Meskipun anoda litium metal menjanjikan densitas energi yang lebih tinggi, risiko dendrit dan perlunya pengembangan elektrolit yang stabil membuat penggunaannya masih penuh tantangan.
Katoda Nikel-Mangan-Kobalt (NMC) dan Nikel-Kobalt-Aluminium (NCA)
NMC dan NCA adalah bahan katoda yang umum digunakan karena keseimbangan yang baik antara kapasitas, kestabilan, dan biaya. Katoda NMC memiliki proporsi nikel, mangan, dan kobalt dapat diubah untuk mengoptimalkan kinerja. NCA, di sisi lain, memiliki proporsi nikel, kobalt, dan aluminium yang bervariasi. Inovasi terkini berfokus pada meningkatkan proporsi nikel untuk meningkatkan kapasitas, sementara mengurangi kobalt untuk mengurangi biaya dan dampak lingkungan. Penelitian juga dilakukan untuk meningkatkan struktur kristal katoda agar lebih stabil selama siklus pengisian. Walaupun NMC dan NCA memberikan keseimbangan yang optimal, penggunaan kobalt yang mahal dan berdampak lingkungan negatif tetap menjadi perhatian, serta tingginya proporsi nikel yang dapat mengurangi kestabilan.
ADVERTISEMENT
Katoda Berbasis Oksida
Oksida litium-nikel-mangan-oksigen (LNMO) adalah bahan katoda baru yang menunjukkan potensi tinggi dalam meningkatkan kapasitas dan kestabilan termal. Jenis katoda oksida memungkinkan operasi pada tegangan lebih tinggi, memungkinkan baterai menyimpan lebih banyak energi. Penelitian di Argonne National Laboratory menunjukkan bahwa LNMO dapat meningkatkan kepadatan energi baterai hingga 30% lebih tinggi dibandingkan dengan katoda konvensional. Meskipun demikian, masalah kestabilan selama siklus penggunaan masih perlu diatasi.
Katoda Berbasis Sulfur
Katoda berbasis sulfur menawarkan kepadatan energi yang lebih tinggi dibandingkan katoda konvensional. Formula dasar dari katoda berbasis sulfur adalah Li-S, yang memiliki kepadatan energi teoretis yang sangat tinggi. Tantangannya termasuk masalah kestabilan dan degradasi material selama siklus penggunaan. Pendekatan yang sedang diteliti termasuk penggunaan komposit sulfur-karbon dan pelapisan sulfur dengan bahan pelindung untuk meningkatkan stabilitas dan umur panjang. Meskipun sulfur merupakan bahan murah dan melimpah, tantangan degradasi material dan pembentukan polisulfida yang merusak tetap menjadi hambatan utama.
ADVERTISEMENT
Melalui riset dan investasi berkelanjutan, baterai litium-ion yang lebih canggih dan andal diharapkan dapat mendukung berbagai aplikasi, dari perangkat elektronik hingga kendaraan listrik yang lebih ramah lingkungan, memenuhi kebutuhan energi masa depan dan mendukung keberlanjutan.