Peranan Penting Mikroorganisme dalam Pembuatan Kompos Organik

Tio Putra Wendari
Dosen Departemen Kimia Universitas Andalas dan Peneliti Ilmu Material Sebagai Bahan Penyimpan Energi
Konten dari Pengguna
26 Mei 2024 1:55 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tio Putra Wendari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kompos dapat dibuat dari bahan organik sisa-sisa makanan di rumah (Sumber: iStock)
zoom-in-whitePerbesar
Kompos dapat dibuat dari bahan organik sisa-sisa makanan di rumah (Sumber: iStock)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengomposan merupakan salah satu cara efektif untuk memproduksi pupuk alami yang bermanfaat bagi pertanian dan perkebun. Kompos adalah hasil dekomposisi bahan organik seperti sisa makanan, daun, dan kotoran hewan yang diubah menjadi materi kaya nutrisi yang digunakan untuk memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kesuburan, dan menyediakan unsur hara penting bagi tanaman.Dalam proses ini, mikroorganisme memainkan peran kunci yang menentukan keberhasilan transformasi bahan organik menjadi kompos berkualitas tinggi.
ADVERTISEMENT
Proses pengomposan biasanya melibatkan berbagai mikroorganisme seperti bakteri, jamur, dan aktinomisetes yang bekerja sama untuk menguraikan bahan organik menjadi kompos. Mikroorganisme ini memainkan peran esensial dalam seluruh tahapan pengomposan, mulai dari dekomposisi awal hingga pembentukan humus yang stabil dan bermanfaat bagi tanaman.
Jamur aktif mengurai sampah sisa makanan untuk menjadi kompos (Sumber: iStock)
Ada tiga kelompok utama mikroorganisme yang memiliki peran spesifik dalam pengomposan:
1. Bakteri: Merupakan dekomposer utama pada tahap awal pengomposan. Bakteri termofilik, yang aktif pada suhu tinggi, membantu memecah bahan organik kompleks seperti protein dan selulosa selama fase panas dari pengomposan. Contoh bakteri yang sering digunakan adalah Bacillus dan Pseudomonas.
2. Jamur: Berperan dalam tahap tengah dan akhir pengomposan, terutama dalam dekomposisi lignin dan bahan organik yang lebih sulit diuraikan. Jamur dapat tumbuh pada kondisi yang kurang ideal bagi bakteri, seperti lingkungan yang lebih kering dan lebih asam. Contoh jamur yang sering ditemukan adalah Aspergillus dan Penicillium.
ADVERTISEMENT
3. Aktinomisetes: Bakteri yang mirip dengan jamur ini bekerja pada tahap akhir pengomposan dan bertanggung jawab atas dekomposisi bahan yang lebih kompleks serta memberikan tekstur dan struktur pada kompos akhir. Contoh aktinomisetes yang sering digunakan adalah Streptomyces.
Pengomposan melalui beberapa tahapan proses biokimia yang kompleks, di mana mikroorganisme memiliki peran khusus pada masing-masing tahapan ini:
1. Tahap Mesofilik: Pada tahap awal ini, suhu tumpukan kompos berada pada kisaran 20-40°C. Bakteri mesofilik dan fungi memulai dekomposisi bahan organik yang mudah terurai seperti gula dan protein sederhana. Proses ini menghasilkan panas yang menyebabkan suhu tumpukan meningkat.
2. Tahap Termofilik: Ketika suhu tumpukan mencapai 40-60°C, bakteri termofilik dan aktinomisetes menjadi dominan. Mereka memecah bahan organik yang lebih kompleks seperti selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Suhu tinggi membantu membunuh patogen dan biji gulma, menjadikan kompos lebih aman digunakan.
ADVERTISEMENT
3. Tahap Pendinginan: Setelah tahap termofilik, suhu tumpukan mulai turun. Bakteri mesofilik kembali aktif untuk melanjutkan proses dekomposisi bahan organik yang tersisa, terutama molekul yang lebih resisten.
4. Tahap Pemantapan: Pada tahap ini, mikroorganisme terus bekerja, tetapi dengan intensitas yang lebih rendah. Proses ini menghasilkan humus, substansi stabil yang memperkaya tanah. Aktinomisetes berperan penting dalam membentuk struktur kompos yang kaya dan bermanfaat bagi tanah.
Saat ini, mikroorganisme sering digunakan dalam bentuk bahan aktivator kompos yang dirancang untuk mempercepat dan meningkatkan proses pengomposan. Aktivator kompos ini mengandung campuran mikroorganisme yang telah dipilih khusus karena kemampuannya untuk menguraikan berbagai bahan organik dengan cepat dan efisien.
Bahan aktivator kompos biasanya tersedia dalam bentuk cairan atau bubuk, dan ditambahkan ke tumpukan kompos untuk memastikan populasi mikroorganisme yang memadai. Aktivator ini berperan penting dalam mempercepat proses dekomposisi dengan menyediakan mikroorganisme yang sangat aktif dan efisien. Produk komersial yang populer sering mengandung bakteri seperti Bacillus subtilis, jamur seperti Trichoderma harzianum, dan aktinomisetes seperti Streptomyces griseus.
ADVERTISEMENT
Penggunaan aktivator kompos membantu mempercepat dekomposisi bahan organik, mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompos matang, dan meningkatkan kualitas kompos yang dihasilkan. Ini sangat penting dalam skala besar, seperti program pengomposan perkotaan atau pertanian, di mana efisiensi dan kualitas kompos sangat menentukan keberhasilan program.