Konten dari Pengguna

Jurnalisme, Sensasionalisme, dan Tanggung Jawab terhadap Kebenaran

Tara Wikan Satiti
Mahasiswa Universitas Kristen Satya Wacana
2 Desember 2024 10:07 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tara Wikan Satiti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Jurnalisme. Sumber: Shutterstock.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jurnalisme. Sumber: Shutterstock.
ADVERTISEMENT
Jurnalisme adalah pekerjaan untuk mengumpulkan, menulis, mengedit hingga menerbitkan berita dalam media cetak seperti surat kabar (Sifa’A, 2024). Tujuan utama jurnalisme adalah memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat secara jelas. Dengan kata lain, untuk memenuhi kebutuhan individu akan informasi publik di segala bidang. Selain itu, jurnalisme juga bertujuan membantu masyarakat dalam mengambil keputusan, misalnya dalam bidang politik. Jurnalisme dapat membantu seseorang menentukan pilihan. Namun, jurnalisme juga tak luput dari pemberitaan sensasionalisme politik.
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, media massa Indonesia mendapatkan posisi yang tinggi sebagai sarana kampanye politik. Singkatnya, media menempati posisi paling strategis di antara elemen negara lainnya seperti birokrasi, eksekutif, legislatif, yudikatif, bahkan partai politik. Hal ini dikarenakan media mempunyai senjata ampuh untuk mempengaruhi opini publik, dan persepsi masyarakat dapat mempengaruhi tujuan media tersebut. (Dian Wardiana Sjuchro, 2017)
Media juga dapat berperan dalam mengalihkan perhatian masyarakat dari isu-isu sensitif mengenai kebijakan pemerintah. Misalnya, pemerintah mungkin sedang memperdebatkan suatu kebijakan tertentu, atau media mungkin akan mempublikasikan suatu isu untuk meredakan kasus pemerintah yang memperdebatkan suatu kebijakan, seperti insiden video cabul yang melibatkan artis terkenal, kepada publik. Jadi, sekarang ada pepatah yang mengatakan “barangsiapa yang ingin menguasai dunia maka kuasailah media massa.”.
ADVERTISEMENT
Media massa dan platform online seringkali terjebak dalam perangkap sensasionalisme, lebih memilih menyajikan berita gosip yang menarik perhatian meski belum tentu mencerminkan kenyataan sebenarnya (Khan, 2024). Dalam hal ini, jurnalisme harus mampu mengungkap fakta yang memberatkan para penguasa, memberikan dan menyalurkan suara kepada masyarakat yang terpinggirkan, dan menentang kebijakan-kebijakan pemerintah yang mungkin merugikan masyarakat.

Apakah jurnalisme bisa dipercaya untuk selalu netral dan selaras dengan suara masyarakat?

Masyarakat tentu saja masih bisa memercayai media massa sebagai alat untuk mencari informasi dan kebenaran, namun di situasi politik Indonesia saat ini, kita sebagai warga negara Indonesia harus bisa kritis dengan melihat berbagai perspektif wartawan atau perspektif portal media.
Salah satu contoh kasus media massa independent yang berperan penting dalam membongkar sisi yang tidak dilihat oleh khalayak umum adalah Aliansi Jurnalis Independen (AJI) sebagai organisasi yang menekankan kebebasan pers dan perlindungan hak-hak jurnalis dan sering mengkritik isu-isu sosial dan lingkungan, termasuk industri pertambangan. AJI pernah membahas mengenai sisi gelap dari pertambangan nikel yang ada di Maluku Utara. AJI menuliskan bahwa ada 11 pekerja terluka dalam insiden kecelakaan kerja di perusahaan tambang nikel terbesar di Maluku Utara itu. Namun, perusahaan tambang nikel tersebut melarang para karyawannya untuk mengambil gambar saat kecelakaan terjadi. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan tidak ingin mengambil risiko besar yang akan ditanggung jika kejadian kecelakaan itu diketahui oleh banyak orang. (Umabaihi, 2024)
ADVERTISEMENT
Dalam kasus ini, AJI berperan sebagai media yang berani mengungkap fakta kebenaran yang selama ini ditutupi oleh perusahaan tambang nikel tersebut. Tragedi kecelakaan kerja bukan lagi hal baru yang menimpa para pekerja pertambangan di Lelilef, Kecamatan Weda Tengah, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Perusahaan lebih memprioritaskan produksi daripada keselamatan manusia. Hal inilah yang menjadi penyebab tingginya risiko insiden dan kecelakaan kerja yang bahkan saat hujan deras pun masih tetap bekerja.
Veronica Koman adalah satu contoh lain dari seorang aktivis dan pengacara hak asasi manusia yang mendapatkan ancaman karena mengungkap pelanggaran HAM di tanah Papua (Detik, 2020). Ia kerap mengkritik kebijakan pemerintah Indonesia terhadap Papua yang membuatnya terkena tekanan dan ancaman negara. Veronica sering berbicara di forum internasional tentang pelanggaran hak asasi manusia, termasuk pembatasan kebebasan pers, kekerasan terhadap demonstran damai, dan perlakuan tidak manusiawi terhadap masyarakat Papua. Hal yang dilakukan oleh Veronica Koman bisa dikatakan juga sebagai aktivitas jurnalistik.
ADVERTISEMENT
Ia menghadapi serangkaian tuntutan hukum di Indonesia atas tindakannya, termasuk menyebarkan informasi palsu dan hasutan, yang oleh banyak orang dianggap sebagai upaya untuk membungkam kritik terhadap pemerintah. Selain itu, Veronica juga kerap menerima ancaman keamanan, baik secara langsung maupun melalui media sosial, yang diyakini berasal dari kelompok yang tidak puas dengan aktivitasnya. Para pembela hak asasi manusia di Indonesia, khususnya yang memperjuangkan keadilan bagi masyarakat Papua, menghadapi ancaman dan tekanan tersebut. Meski begitu, Veronica terus bekerja tanpa kenal lelah agar suara masyarakat Papua didengar di tingkat nasional dan internasional.
Seseorang yang berani mengungkap fakta yang tidak diketahui publik sangat penting dalam menjaga transparansi, keadilan, dan akuntabilitas di masyarakat. Mereka adalah penjaga kebenaran, melindungi mereka yang berkuasa dari penyalahgunaan. Seringkali, berita seperti ini mengungkap kebenaran di balik korupsi, pelanggaran hak asasi manusia, dan perilaku tidak etis. Namun, keberanian ini sering kali disertai dengan risiko yang signifikan, seperti ancaman fisik, hukum, atau reputasi.
ADVERTISEMENT
Penulis: Tara Wikan Satiti
Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Kristen Satya Wacana
Daftar Pustaka
Dian Wardiana Sjuchro, H. A. (2017). JURNALISME POLITIK DAN KONSTRUKSI. Analisis Framing Headline Harian Media Indonesia dan Republika Sehari Sebelum dan Sehari Sesudah Pencoblosan Pilgub DKI Jakarta Putaran Kedua 2017, 364.
Khan, R. (2024, November 13). Kumparan. Retrieved from https://kumparan.com/: https://kumparan.com/raizakhan29/kebenaran-yang-terancam-peran-jurnalisme-dalam-menjaga-demokrasi-yang-sehat-23u7JQS91Vq
Sifa’A, G. (2024, October 11). Telkom University. Retrieved from https://telkomuniversity.ac.id/: https://telkomuniversity.ac.id/jurnalisme-pengertian-perbedaan-dengan-wartawan-jenis-tujuan-dan-contohnya/
Umabaihi, G. (2024, July 16). Independen.id. Retrieved from https://independen.id/: https://independen.id/ratapan-sunyi-pekerja-tambang-di-balik-tragedi-kecelakaan-kerja
https://news.detik.com/berita/d-5130880/siapa-veronica-koman-wanita-yang-diminta-kembalikan-beasiswa-lpdp