Ambisi dalam Kepemimpinan Oda Nobunaga

Tyara Priyanidya Yuniar
Seorang Mahasiswa di Universitas Negeri Semarang
Konten dari Pengguna
26 April 2022 18:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tyara Priyanidya Yuniar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber gambar: https://pixabay.com
Kepemimpinan Oda Nobunaga menjadi tanda dari berakhirnya klan Ashikaga yang menjadi syogun. Naiknya takhta Nobunaga menjadi syogun baru yang memutus klan Ashikaga, ternyata dia mendeklarasikan dirinya sendiri secara sepihak. Naiknya Ode Nobunaga sebagai syogun disebut juga dengan Era Sengoku Jidai atau Zaman Azuchi Momoyama, serta menandai bahwa era tersebut dimulai.
ADVERTISEMENT
Oda Nobunaga makin memperluas daerah kekuasaan yang ingin dia kuasai. Cara dia memperluas kekuasaannya yakni dengan menaklukkan banyak daimyo dari daerah lain, bahkan ada juga daimyo yang langsung menyerah tanpa melakukan perlawanan kepada Nobunaga. Kestabilan kehidupan keadaan Jepang pada masa pemerintahan Nobunaga mulai terjadi. Hal tersebut dikarenakan banyak masyarakat yang takut kepada Ode Nobunaga, sehingga pemberontakan perang – perang yang melibatkan kekerasan manusia makin minim.
Mengesampingkan kenyataan bahwa Nobunaga ditakuti banyak orang, ternyata tidak sedikit juga klan besar yang menentang segala bentuk kepemimpinan Nobunaga. Setidaknya ada dua klan yang menentang, khususnya Klan Shingen (Takeda Shingen) Klan Kenshin (Uesugi Kenshin). Kedua manusia tersebut merupakan musuh bebuyutan Nobunaga sekaligus menjadi sebuah ancaman yang paling besar dalam misi ambisi Nobunaga untuk mempersatukan Jepang.
ADVERTISEMENT
Keberuntungan ternyata masih berpihak kepada Nobunaga. Kedua daimyo yang menentang atau musuh Nobunaga tadi meninggal. Sakit yang diderita oleh kedua musuh Nobunaga inilah yang menjadi alasan mereka meninggal dunia. Meninggalnya kedua musuh tersebut, membuat Nobunaga makin tak terbendung.
Perang demi perang di era ini terusmenerus terjadi. Selama perang atau akibat perang tersebut, muncul beberapa nama daimyo maupun tokoh-tokoh militer yang hebat pada masa ini. Beberapa tokoh tersebut ialah Date Masamune, Azai Nagamasa, Yukimura Sanada lainnya.
Nyatanya, hanya ada tiga daimyo saja yang dianggap paling kuat berpengaruh pada masa ini, yakni Oda Nobunaga, Toyotomi Hideyoshi Tokugawa Ieyasu. terdapat fakta yang mengejutkan, ternyata Oda Nobunaga Tokugawa Ieyasu menjalin sebuah aliansi Toyotomi Hideyoshi sendiri ialah tangan kanan dari Oda Nobunaga.
ADVERTISEMENT
Selain adanya tokoh hebat, budaya juga berkembang pesat. Jepang mulai berkembang dengan adanya beberapa kastil, ramainya penggunaan seni kaligrafi, serta mulai masuknya pengaruh budaya barat baik dalam hal militer maupun agama. Oleh karena itu, Era Sengoku disebut sebagai salah satu era penting dalam perkembangan Jepang.
Sumber gambar: https://pixabay.com/id/photos/kastil-bangunan-atap-tradisional-5476737/
Setelah melalui berbagai pertempuran, kekuatan bidang militer serta politik yang dimiliki oleh Nobunaga mendorong luasnya kekuasaan yang dimilikinya. Hal tersebut menandai bahwa Nobunaga hampir mencapai puncak penyatuan Jepang. Namun, keberuntungan kali ini tidak berpihak kepadanya. pada tahun 1582 tepatnya pada tanggal 2 Mei, Nobunaga dikhianati oleh salah satu jenderalnya dalam peristiwa Kastil Honoo-Ji. Jenderal tersebut bernama Akechi Mitsuhide.
Kronologinya, Nobunaga diserang oleh pasukan dari Mitsuhide dipaksa untuk melakukan ritual bunuh diri khas Jepang, yakni seppuku. Anehnya, mayat dari Oda Nobunaga tidak pernah ditemukan di kastil tersebut. Namun, perjuangan Nobunaga tidak berhenti begitu saja. Pasca Nobunaga tiada, Toyotomi Hideyoshi yang melanjutkan perjuangan ambisi Nobunaga.
ADVERTISEMENT
Hideyoshi berhasil membunuh Mitsuhide dalam Perang Yamazaki sehingga dia dapat mengambil alih kepemimpinan Nobunaga. Hideyoshi memiliki banyak prestasi, salah satunya mampu mewujudkan keinginan mendiang Nobunaga, yakni mempersatukan Jepang. Hideyoshi berhasil mempersatukan Jepang walaupun tidak seluruhnya. Selepas itu, Hideyoshi diberi pangkat menjadi kampakku. dia yang juga mengalami perang selama 7 tahun dengan Dinasti Joseon Perang Sekigahara atau perang yang mengakhiri Era Sengoku.