Konten dari Pengguna

Drama Kolosal di Madrasah Aliyah Negeri: Peringati Hari Guru

Ridhaningtyas Amanda
Mahasiswa UIN Jakarta
7 Desember 2020 7:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ridhaningtyas Amanda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Emas Hitam di Tanah Nusantara
zoom-in-whitePerbesar
Emas Hitam di Tanah Nusantara
ADVERTISEMENT
Istilah drama berasal dari bahasa Yunani yaitu draomai, yang berarti berbuat, bertindak, bereaksi, berlaku, dan sebagainya (Haryamawan, 1988:1). Menurut Budianta (2002: 95) drama merupakan “sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan secara verbal adanya dialogue atau cakapan diantara tokoh-tokoh yang ada.” Drama mempunyai kekhususan dibandingkan dengan genre fiksi maupun puisi. Karena drama lebih menekankan pada bentuk karya yang dilakukan secara langsung dan konkret. Selain itu, drama adalah suatu kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia serta melahirkan kehendakan manusia dengan action atau perilaku. Dalam pertujukan drama, yang paling penting yaitu dialog karena dialoglah yang menentukan isi dari cerita drama yang dipertunjukkan atau dipentaskan.
ADVERTISEMENT
Bagaimana dengan drama kolosal?
Drama memiliki banyak jenis. Salah satunya adalah drama kolosal. Drama kolosal merupakan salah satu genre drama yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai seni pertunjukan, kisah cerita yang ditampilkan dalam dramanya adalah menampilkan lakon yang diangkat dari sebuah peristiwa maupun karya sastra. Jika yang diangkat adalah peristiwa, maka peristiwa yang digunakan dapat sesuai dengan kejadian yang dialami ataupun memperingati peristiwa. Drama kolosal adalah drama yang dimainkan oleh banyak orang. Jumlah pemain tokoh atau banyaknya orang tidak bisa dengan angka yang pasti. Sehingga drama kolosal ini berbeda dengan drama pada umumnya.
Contoh implementasi dari drama kolosal:
Dalam rangka memperingati Hari Guru, pada tanggal 25 November. Siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 4 Jakarta mementaskan sebuah drama kolosal berjudul “Emas Hitam di Tanah Nusantara”, Senin (25/11) 2019 di lapangan Al-Ins MAN 4 Jakarta. Pementasan drama kolosal ini menjadi tahun terakhir angkatan 2019 menempuh pembelajaran di MAN 4 Jakarta, giliran mereka yang memberikan persembahan terakhir untuk Hari Guru. Bersama guru kesenian MAN 4 Jakarta sekaligus sang pecentus pertunjukan kolosal. Dalam rangka pertunjukan drama kolosal, panitia dari siswa MAN 4 Jakarta mempersiapkan dari jauh-jauh hari bahkan bisa sampai sebulan untuk memaksimalkan pertunjukan drama kolosal.
ADVERTISEMENT
Penampilan ini dikhususkan pada siswa kelas XII. Acara yang diadakan setiap tahun yang menampilkan pertujukan seni kolosal yang sangat bervariasi dan kreativitas yang tinggi. Pementasan ini menampilkan sekitar 300 siswa, dengan kolaborasi musik, drama, tari, puisi dan lain-lain. Tiap tahun, pementasan drama kolosal ini diberikan dari angkatan yang berbeda.
Sinopsis drama kolosal ini menceritakan berawal dari "TANGKAP! RASIS! BAKAR!", "begitu pekikan kata-kata yang memenuhi langit tanah Papua, belum lama ini telah terjadi kerusuhan di tanah pemilik Raja Ampat tersebut sehingga rumah-rumah, sekolah-sekolah, dan gedung-gedung dibakar. Kejadian ini membuat masyarakat di sana ketakutan dan banyak yang mengungsi. Di lain sisi, ada seorang guru yang berhati mulia dari tanah Minang, Lah Rosa namanya. Sang guru pun dipindah tugaskan ke tanah Papua. Mampukah Lah Rosa mengatasinya?". Setelah menoton drama kolosal "Emas Hitam di Tanah Nusantara", akhir dari cerita ini adalah seorang guru bernama Lah Rosa sebagai tokoh dalam drama meninggal dunia setelah ia berjuang untuk siswa-siswanya agar tetap belajar, dan meraih mimpinya. Selain drama, persembahan yang lainnya yaitu tari nusantara, pembacaan puisi, dan pembawaan lagu yang bertemakan Hari Guru. Para siswa kelas XII sukses menyajikannya dengan apik. Semua guru, staff, dan murid-murid MAN 4 Jakarta sangat menikmati persembahan Hari Guru.
ADVERTISEMENT
Demikian pembelajaran drama di Madrasah Aliyah Negeri sudah diterapkan walaupun secara sederhana, sehingga siswa dapat merasakan bagaimana berakting sesuai tokoh yang dimainkan, merasakan bahwa akting itu tidak mudah, mendapatkan pengalaman dalam pertunjukan drama, dan mendapatkan ilmu dasar tentang drama. Dalam hal ini, peran guru sangat dibutuhkan untuk terus memberikan ilmu tentang drama. Secara tidak langsung siswa dapat mengimplementasikan atau menerapkan teori-teori yang sudah dipelajarinya yang kemudian terealisasikan dalam suatu pertunjukan drama. Selain itu, pembelajaran drama ini masuk ke dalam mata pelajaran seni kebudayaan (SBK) meskipun tidak dipelajari saat kelas XII, tetapi tetap ada jadwal khusus untuk latihan drama kolosal. Jadi, penilian akhir yang didapatkan oleh siswa-siswinya diambil dari drama kolosal yang ditampilkan.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya pertunjukan drama kolosal yang tiap tahun diadakan sebagai memperingati Hari Guru, sebaiknya sekolah membuat kegiatan ekskul teater untuk memberikan wadah kepada siswa-siswi yang minat dalam dunia drama atau teater. Kegiatan ekstrakulikuler ini memberikan ruang untuk siswa-siswinya agar mampu mengembangkan rasa tanggung jawab dan prestasi atau pontensi. Sehingga, pembelajaran drama yang sudah dipelajarinya dapat dikaitkan dengan pembelajaran kesusastraan, berbahasa, bercakap dengan irama atau intonasi yang baik, dan melatih untuk lebih percaya diri. Jika kegiatan ekstrakuliler diadakan, maka pembelajaran drama di Madrasah Aliyah Negeri akan terus berkembang dari segi kualitas sekolah ataupun membangun karakter siswa.
Kegiatan teater untuk dijadikan ekstrakuliler sangatlah positif yang akan membawa pengaruh dalam upaya menumbuhkan sikap betah bergaul dengan orang lain tanpa memandang status sosial, ekonomi, maupun budaya, harus terbiasa untuk mendengarkan dan menghormati pendapat orang lain. Jadi, siswa dapat merasakan manfaat dari pembelajaran drama di dalam kelas maupun di luar kelas (ekstrakulikuler), menjadikan dirinya lebih kreatif, inovatif dalam berpikir, serta mendapatkan pengalaman yang berharga. Menurut Sumaryadi (1990: 35) drama memberikan kemungkinan para siswanya mempelajari psikologi manusia dengan beragam tingkah laku. Sehingga siswa mendapatkan pemahaman tentang sifat-sifat watak manusia dikehidupannya, dan akan mengalir dikehidupan dirinya sendiri dalam pemahaman sifat wataknya.
ADVERTISEMENT
Demikian pula, keterlibatan siswa dalam drama kolosal ini dapat mengupayakan dalam pendewasaan diri, karena siswa berkesempatan untuk memahami, menghayati, dan memerankan tokoh.
“Guru, engkau akan selalu berarti, jasamu akan selalu abadi. Terima kasih atas dedikasi para guru untuk membangun insan cendikia. Selamat Hari Guru!”