news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ibu-Ibu Pengajian dan Cucu-Cucu yang Rupawan

Tyas Ary Lestyaningrum
ibu rumah tangga, lulusan S1 Teknik Informatika, hobi nonton dan menulis, tinggal di Kabupaten Bekasi
Konten dari Pengguna
24 Februari 2023 19:34 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tyas Ary Lestyaningrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Presiden Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri menjadi keynote speech dalam gerakan semesta berencana mencegah stunting. Foto: Youtube/BKKBN
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Indonesia kelima Megawati Soekarnoputri menjadi keynote speech dalam gerakan semesta berencana mencegah stunting. Foto: Youtube/BKKBN
ADVERTISEMENT
Beberapa hari kemarin, kami rombongan majelis taklim yang sebagian besar adalah ibu-ibu sebuah komplek di Kabupaten Bekasi, mengadakan acara jalan-jalan ke Bandung. Tentu saja sepanjang perjalanan banyak hal menarik untuk diperbincangkan. Salah satunya adalah mengenai sebuah video viral. Dalam video tersebut, Bu Mega menyampaikan kekhawatirannya akan anak-anak yang menjadi telantar akibat ibu mereka aktif di pengajian.
ADVERTISEMENT
Saat itu juga, sambil bersender di bangku bus, saya bergegas mencari video tersebut di kanal youtube untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas. Akhirnya setelah menyimak ternyata yang perlu disoroti dari pernyataan beliau bukan hanya tentang ibu-ibu yang aktif di pengajian saja. Ibu Mega juga menyinggung mengenai ketujuh cucunya, yang memiliki postur tinggi dan rupawan itu.
Sebagai nenek, beliau menasihati cucunya, agar jika ada wanita yang menaksir jangan langsung klenger. “Dijejerin dulu supaya tanding. Jangan cari yang pendek ya,” begitu beliau mengatakan. Ditegaskannya lagi, menurut ilmu genetika akan merusak (jika salah pilih). Saya juga heran, masih ada yang memberi tepuk tangan dan terdengar suara tawa “ha ha ha”. Asumsi saya, mereka yang bertepuk tangan dan tertawa adalah orang-orang yang memiliki postur tubuh sempurna.
ADVERTISEMENT
Semua pernyataan Bu Mega itu bisa jadi sebuah nilai yang dijunjung tinggi olehnya, dan itu sah-sah saja. Namun ketika pendapatnya ini menguar dan ditonton oleh banyak orang, yang sudah pasti bermacam-macam postur tubuhnya, bermacam-macam juga kelebihan dan kekurangan yang dititipkan Allah kepada mereka, maka tentu berpeluang menimbulkan masalah.
Anak sulung saya, pernah kurang percaya diri dengan tinggi badannya. Dia memang tidak setinggi adiknya yang perawakannya mengikuti postur ayahnya. Anak sulung saya dikaruniai bentuk fisik yang serupa dengan saya. Tinggi kami pas-pasan, bisa dikatakan di bawah rata-rata.
Ibu Mega mungkin tidak pernah mengalami permasalahan insecurity, atau dicurhati anak-anak mereka tentang masalah tersebut. Saya pribadi juga belum pernah merasa insecure dengan tinggi badan saya hingga detik ini. Hanya saja kenyataannya, di luar sana ada banyak remaja yang mengalami.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya karena postur tubuh, ada banyak anak-anak muda (bahkan sampai yang dewasa) mengalami krisis kepercayaan diri dengan bentuk hidung dan bibir, masalah kulit, dan seterusnya. Meski tidak terlalu sering disajikan di televisi, sepertinya Ibu Mega perlu ngobrol lebih banyak dengan anak cucunya perihal ini.
Dari ilmu agama akan terjawab mengapa Allah menganugerahi hamba-Nya dengan berbagai hal yang berbeda. Bentuk fisik ideal dan wajah yang rupawan bisa jadi salah satunya. Namun di sisi lain, ada anugrah di luar bentuk fisik seperti kemampuan tepa selira, kedermawanan, kemampuan memimpin, juga kerendahan hati.
Maka meski bukan ahli agama, izinkan saya menyampaikan hadis berikut ini. Dari Abu Hurairah, Rasulullah saw. bersabda:
ADVERTISEMENT
Jika masih butuh penguatan maka ayat Al Quran ini tentu lebih dari cukup dijadikan sebuah rujukan.
Tafsir Ibnu Katsir mengenai kalimat pertama ayat di atas adalah sebagai berikut, yakni menciptakan kalian di dalam rahim menurut yang dikehendaki-Nya, apakah laki-laki atau perempuan, apakah tampan atau buruk rupanya, dan apakah celaka atau bahagia.
Hikmah dari ayat tersebut, seperti apa pun Allah menciptakan kita, tinggi atau pendek, mancung atau pesek, berkulit putih, hitam, atau sawo matang dan seterusnya adalah atas kehendak-Nya belaka. Semua itu adalah pemberian yang tidak bisa kita ubah, yang harus diterima dan disyukuri. Terlebih sebagai orang yang beriman sudah semestinya kita meyakini bahwa Allah mengetahui yang terbaik bagi hamba-Nya.
ADVERTISEMENT
Atas apa yang kita bisa usahakan, seperti amal kebaikan maka di situlah kita bisa berupaya maksimal dengan mengerjakan amal kebaikan. Amal itulah yang mengantarkan kita menjadi hamba yang dicintai Tuhan. Pemahaman ini bisa diperoleh dengan membaca, mengasah kepekaan, dan tentunya menghadiri pengajian.
Mungkin Bu Mega perlu kembali hadir di pengajian, untuk melihat fakta di lapangan. Akan mudah ditemukan ibu-ibu pengajian ini diberi titipan anak-anak yang baik, mencetak berbagai prestasi, bahkan hingga keluar negeri. Meskipun tentu ada juga yang diberi ujian melalui kenakalan anak-anaknya.
Akan lebih adil sebelum Bu Mega mengeluarkan klaimnya, beliau menyajikan data statistik yang valid. Apakah benar anak-anak bermasalah yang dipertontonkan di televisi itu adalah produk dari ibu yang rajin ke pengajian? Jika memang belum bisa, ya saya doakan saja: semoga cucu-cucunya yang ganteng itu terkabul bisa mendapatkan pasangan yang sama rupawannya dan mudah-mudahan Bu Mega tidak akan kecewa jika mereka kelak akan sangat rajin berangkat ke pengajian untuk mengisi hari-harinya.
ADVERTISEMENT