Berbisnis Kuliner Haruskah Jago Masak?

Tyas Arini
a freelance writer who love to write about travel and food
Konten dari Pengguna
23 Maret 2021 11:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tyas Arini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ketika seseorang membuka bisnis kuliner, sebagian orang pasti berpikir bahwa orang tersebut pastilah jago masak. Baik membuka warung makan, restoran atau fine dining, pasti orang-orang di baliknya harus pintar memasak dan mengolah makanan. Hal ini sejalan dengan pemikiran ada banyak chef yang membuka restoran-restoran di kota besar. Dari Jakarta, Surabaya hingga Yogyakarta, ada cukup banyak restoran yang didirikan oleh chef dan bahkan oleh celebrity chef.
Restraurant (www.pixabay.com)
Restoran yang dimiiki chef memang lebih mudah di awal, sebab pengunjung banyak yang tertarik mencoba masakan dari chef tersebut. Berbeda dengan restoran atau kuliner lainnya, butuh waktu untuk orang datang dan mencoba. Walau restoran dimiliki oleh chef, namun pelanggan tetap yang menjadi kunci utamanya. Apakah makanan di restoran tersebut enak? Apakah sesuai dengan harganya? Bagaimana dengan tempatnya? Apakah service-nya bagus? Dan lain sebagainya. Tidak hanya restoran yang dimiliki chef saja, namun restoran-restoran lainnya, warung makan pinggir jalan juga menjadi pertimbangan banyak orang ketika memilih untuk berkunjung ke sana.
ADVERTISEMENT
Restoran yang dimiliki chef ini memang ramai, namun tidak dipungkiri juga sebagian ada yang gulung tikar. Sebab di titik yang sama, pengunjung akan membandingkan dari segi rasa, harga, tempat dan lokasi. Lalu bagaimana dengan orang yang ingin berbisnis kuliner, namun tidak jago masak? Apa tidak bisa buka warung makan atau restoran?
Anggapan bahwa orang yang tidak bisa memasak, tidak bisa membuka restoran ini jelas salah. Selain bisa merekruit koki atau chef atau seseorang yang pintar memasak, pemilik bisnis kuliner juga bisa menciptakan masakannya sendiri. Walaupun tidak begitu pintar memasak, namun ketika produknya unik dan memiliki ciri khas, pasti laku. Ditambah dengan itikad terus berusaha dan menerima saran kritik dari pelanggannya, pastilah masakan atau produk menjadi lebih lezat.
Chef (www.pixabay.com)
Sebagai contoh, Sate Ratu yang akhir-akhir ini viral di media social. Owner Sate Ratu, Budi Seputro menjelaskan bahwa dirinya tidak memiliki latar belakang kuliner. Di dalam buku Sate Ratu, Kok Bisa Gitu? Budi menjelaskan bahwa ini adalah takdir Tuhan. Sebab dirinya dan istri, Maria, tidak memiliki latar belakang kuliner, tidak pernah sekolah masak, namun dapat menemukan resep Sate Ayam Merah yang membawa nama Sate Ratu hingga saat ini.
ADVERTISEMENT
Sepanjang 5 tahun perjalanan Sate Ratu, tentunya ada masa-masa trial and error di awal. Dari tingkat kematangan yang kurang pas, rasanya yang kurang enak hingga porsi yang tidak sesuai. Semua dilalui Budi beserta istrinya. Setelah menerima banyak saran dan kritik, perlahan-lahan, resep Sate Ayam Merah disempurnakan hingga dapat diterima banyak lidah orang Indonesia hingga turis mancanegara.
Pembakaran Sate Ayam Merah (www.instagram.com/SateRatu)
Banyak yang mengira bahwa Budi mendapatkan resep turun temurun dari keluarga, atau pernah sekolah masak, namun dengan tegas Budi menjawab tidak untuk semua pertanyaan. Menu sate ini dipilih ketika awalnya Angkringan Ratu berdiri dengan menyajikan beragam menu nasi, lauk dan sate. Setelah berjalan beberapa waktu, ternyata menu sate ini yang paling digemari.
Kemudian, Angkringan Ratu berubah menjadi Sate Ratu dengan menu special Sate Ayam Merah. Awalnya memang tidak mudah, butuh waktu untuk orang datang dan menikmati Sate Ratu. Namun, sedikit demi sedikit orang mulai datang dan mencicipi sate racikan Budi. Dari awalnya yang sepi pengunjung hingga sekarang membuat antrian waiting list. Kini, Sate Ratu yang berada di Jalan Sidomukti, Tiyasan, Condongcatur tidak pernah sepi pengunjung.
Seluruh Produk Sate Ratu (www.instagram.com/SateRatu)
Sate Ratu membuktikan bahwa tidak harus jago masak untuk buka bisnis kuliner ataupun restoran. Budi menekankan bagi pebisnis di bidang kuliner haruslah memiliki produk yang otentik dan unik daripada yang lain. Brand kuliner yang didirikan harus kuat dan memiliki ciri khas, sehingga dapat menarik pengunjung. Tidak lupa, bahwa produk kuliner yang disajikan harus memilik cita rasa yang enak dan konsisten.
ADVERTISEMENT