Tren Kolaborasi Brand Kuliner, Perlukah?

Tyas Arini
a freelance writer who love to write about travel and food
Konten dari Pengguna
8 November 2021 20:49 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Tyas Arini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Dewasa ini ada cukup banyak cara untuk menaikkan produk yang dijual. Salah satunya adalah dengan menjalin kolaborasi antar brand. Bahkan brand makanan ataupun kuliner juga menjalani cara ini. Ada banyak kolaborasi antar brand makanan yang familiar, seperti brand kopi kolaborasi dengan merek gula, brand cemilan berkolaborasi dengan merek snack dan lain sebagainya.
Contoh Kolaborasi Kopi Soe dengan Japota / foto: instagram.com/kopisoe
Sebagai pelaku kuliner, tentunya kolaborasi membuka peluang yang bagus. Salah satu keuntungan berkolaborasi dengan brand kuliner lain adalah adanya cross marketing. Di awal brand kuliner A memiliki market sendiri, begitu pula dengan brand kuliner B. Ketika berkolaborasi, kedua brand ini akan saling mengambil market sehingga market awal yang dimiliki bisa bertambah dan meluas.
ADVERTISEMENT
Tidak hanya itu, bekerjasama dengan brand kuliner lain juga bisa menaikkan branding. Dengan adanya brand awareness, customer akan mengenal kedua brand sekaligus. Jika awalnya brand A kurang dikenal, namun ketika bekerjasama dengan brand B, customer menjadi mengenal dan tertarik untuk membeli produk-produk dari brand A.
Memikirkan produk kolaborasi juga bukanlah hal yang mudah. Ada berbagai cara berkolaborasi antar brand kuliner. Dari yang menggabungkan menu atau membuat bundle produk dari kedua brand atau menciptakan menu baru yang menarik perhatian customer. Kedua cara ini cukup sering dilakukan oleh brand-brand kuliner di Indonesia.
Kolaborasi Teh Botol dengan Brand Es Krim, Glatuk / foto: instagram.com/tehbotolsosroid
Jika dilihat, kolaborasi dengan membuat menu baru yang special tampak lebih menjanjikan. Dengan adanya kolaborasi ini, customer dibuat penasaran. Seperti apa rasanya? Berapa harganya? Apakah limited edition? dan pertanyaan lainnya. Rasa penasaran ini mendorong customer untuk segera membeli produk kolaborasi. Terlebih lagi ketika 2 brand yang berkolaborasi ini sudah dikenal publik.
ADVERTISEMENT
Apalagi ketika produk kolaborasi ini viral dan laris di mana-mana, bisa membawa keuntungan lebih bagi kedua pihak brand. Customer juga akan tertarik mencoba produk lain dari brand tersebut. Berbeda halnya jika hanya bikin menu bundle produk dari 2 brand. Customer bisa berpikiran bahwa lebih baik beli terpisah atau lain hari.
Memilih brand untuk kolaborasi juga tidak sembarang. Jika Anda pemilik brand kuliner dan ingin melakukan kolaborasi dengan brand lain, ada hal-hal yang harus diperhatikan. Yang pertama, lihat dulu produk yang dijual oleh brand tersebut, apakah cocok membuat menu dari brand Anda dengan brand tersebut. Kemudian tentukan arah kerjasama dengan brand tersebut, diskusikan juga bagian marketing dan financial.
Jangan lupa tentukan apakah produk kolaborasi ini seterusnya atau hanya dalam jangka waktu tertentu. Akan lebih menarik jika produk kolaborasi ini limited edition, karena customer akan segera membeli dan takut kehabisan. Namun sebelumnya, perhatikan market brand masing-masing, apakah produk ini cocok dijual di kedua market brand.
Kolaborasi The Rock Burger dengan Sate Ratu / foto: instagram.com/therockburger.id
Tren kolaborasi antar brand kuliner tidak hanya terjadi di Jakarta saja, di Jogja pun tren ini sudah berjalan. Salah satunya, brand Sate Ratu dengan brand The Rock Burger. Produk kolaborasi kedua brand ini adalah menciptakan Kingdom Burger, yakni burger dengan daging olahan bumbu merah khas Sate Ratu. Produk ini sukses menarik perhatian penggemar burger untuk mencobanya. Untuk saat ini, Kingdom Burger hanya dijual di The Rock Burger secara terbatas.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya kolaborasi ini, Sate Ratu tertarik untuk mencoba kolaborasi dengan brand lainnya. Menurut owner Sate Ratu, Budi Seputro, tidak ada rugi dalam bekerjasama dengan brand kuliner lainnya. Kedepannya, Budi berharap bisa berkolaborasi dengan bakery, untuk membuat isian daging dalam roti maupun pastry.
Jika ditanya, perlukah kolaborasi dengan brand kuliner lain? Jawabannya perlu. Dengan kolaborasi antar brand kuliner, bisa menaikkan branding, menambah market dan tentunya mendapatkan keuntungan. Namun, membuat produk kolaborasi tidaklah mudah, butuh banyak trial and error serta persiapan yang tidak sebentar.