Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Lebaran di Amerika: Toleransi dan Keragaman di Hari Kemenangan
25 Juni 2018 11:46 WIB
Diperbarui 6 Agustus 2020 13:19 WIB
Tulisan dari U.S. Embassy Jakarta - Public Affairs tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tahun ini saya memilih kota DeKalb, negara bagian Illinois, untuk merayakan Idulfitri. Ini adalah tahun pertama saya merayakan Idulfitri di Amerika Serikat karena saya sedang menempuh pendidikan pascasarjana di Pennsylvania State University untuk jurusan Curriculum and Instruction berkat beasiswa dari LPDP.
ADVERTISEMENT
Saya sengaja memilih kota DeKalb karena di kota ini terdapat komunitas Indonesia yang selalu berkumpul setiap Lebaran dan silaturahmi antarmuslim dan non-muslim yang terjalin erat. Saya tidak sabar untuk mengalaminya sendiri.
Kegiatan ala “mudik” kali ini saya tempuh dengan perjalanan darat selama 22 jam dari kota tempat tinggal saya di Kota State College, Pennsylvania, hingga ke Kota DeKalb, Illinois. Saya tiba sehari sebelum Idulfitri sehingga saya juga bisa ikut menyiapkan masakan-masakan untuk disuguhkan pada acara halalbihalal esok harinya setelah salat Id. Kali ini saya ikut membantu menggarap masakan empal gentong Cirebon, lontong sayur, dan sambal terasi.
Ada cerita menarik di balik persiapan memasak hidangan ini. Bahan-bahan makanan ini dibeli di toko yang berada di luar area DeKalb karena tidak mudah menemukan toko yang menjual bahan makanan dan bumbu Asia. Jadi, terbayang bagaimana perjuangan saya dan rekan memasak panganan yang satu ini. Sajian lainnya tak kalah nikmat; ada kue dan cemilan khas Lebaran seperti Nastar, manisan biji salak, dan rempeyek kacang.
Esok pagi, saya dan rekan-rekan dari Indonesia menunaikan salat Id di Masjid Islamic Center of DeKalb. Seusai salat, rekan Muslim dari berbagai negara secara sukarela menyajikan makanan kepada para jamaah untuk dinikmati bersama sebagai perayaan atas hari kemenangan Idul fitri.
ADVERTISEMENT
Bahkan ada anak-anak kecil yang bertugas membagikan permen dan kue sebagai tanda kasih sayang untuk anak-anak yang ikut salat di masjid. Pihak masjid juga menyiapkan permainan anak sehingga anak-anak kecil dari berbagai keluarga bisa saling berinteraksi satu sama lain walaupun mereka dari latar belakang yang berbeda.
Tak ketinggalan, rekan-rekan non-Muslim juga turut berdatangan untuk mengucapkan selamat atas hari yang fitri. Momen seperti ini yang sungguh memaknai Idulftiri di Amerika karena momen ini mampu menyatukan komunitas Muslim dan non-Muslim dalam perayaan Lebaran di masjid. Di sini, saya betul merasakan perbedaan yang memperkaya indahnya keragaman di masyarakat DeKalb.
Saya seusai salat langsung menuju rumah Ibu Sri atau yang kerap dipanggil “Oma” dan Bapak Tunru, pasangan asal Indonesia yang sudah tinggal lebih dari lima belas tahun di DeKalb. Serunya kegiatan di rumah Oma ini berlangsung seharian penuh dari mulai sarapan pagi setelah salat Id hingga makan malam bersama. Selain makan bersama, kami juga asik menonton film, ada yang karaoke, ataupun sekedar berbincang mengenai jenjang pendidikan yang sedang ditekuni.
Perayaan Idulfitri kali ini sungguh berkesan bagi saya karena saya dapat merayakan bersama dengan rekan-rekan Komunitas Indonesia DeKalb yang memiliki relasi pertemanan yang begitu solid. Meski harus jauh dari Indonesia namun saya merasakan kehangatan dari komunitas Muslim dan non-muslim Indonesia di DeKalb, Illinois, layaknya saya berada di kampung saya sendiri di Brebes, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT